5

2.1K 34 0
                                    

Ujian pun telah selesai. Para santri sedikit lega dengan berakhirnya ujian kenaikan kelas ini. Usaha telah dimaksimalkan dan hanya tawakal yang dapat dilakukan saat ini. Memasrahkan semua hasil usaha kepada ALLAH SWT, karena hanya Dia lah yang Maha segalanya.

Detik-detik kenaikan kelas mulai terasa. Sebentar lagi hasil ujian akan diberikan dalam bentuk raport. Setelah raport diberikan, Nisa bergegas menuju kamar untuk menemui Laila.

"Asalamualaikum kak Laila."

"Waalaikumsalam Nisa."

"Alhamdulillah Nisa naik kelas, hasilnya pun lumayan Bagus kak. Terima kasih karena kak Laila telah banyak membantu Nisa."

"Alhamdulillah kalau begitu. Barakallah untuk nilai dan kenaikan mu Nisa."

Nisa pun memeluk Laila. Namun lagi-lagi air mata Nisa menetes. Laila yang menyadari Nisa menangis langsung melepaskan pelukannya.

"Nisa kenapa nangis? " (Mengusap air mata Nisa).

"Kak Laila tidak serius meninggalkan pesatren ini kan? Kak Laila tidak akan meninggalkan Nisa kan? "

Laila tidak menjawab pertanyaan Nisa, dia hanya kembali memeluk Nisa. Setelah Nisa sedikit tenang, Laila pun melepas pelukannya.

"Serahkan semua pada Allah, Nisa! " (Berjalan keluar meninggalkan Nisa).

Malam ini adalah malam yang tak pernah diharapkan Nisa. Karena mungkin malam ini adalah malam terakhirnya bersama Laila.

"Kenapa sepi ya? Nisa tidak ingin cerita nih sama kakak?" (Memindahkan barang-barang nya ke dalam tas yang akan dibawa besok).

"Tidak mau! Nisa mau istirahat saja. "

"Ya sudah, selamat tidur adikku. Jangan lupa berdo'a ya!"

Nisa pun mulai memejamkan matanya. Namun ia kesulitan untuk tidur. Saat dilihatnya jam dinding menujukan pukul 02:30, Nisa mendengar suara pintu terbuka "Krek.. " dan Nisa berpura-pura tidur. Nisa tau itu pasti Laila karena Laila memang rajin untuk sholat malam.

Ya Allah Ya Rob
Malam ini aku bersimpuh kepada Mu
Tiada daya dan upaya selain atas izin Mu
Izinkan aku berlutut kepada Mu
Izinkan aku bermunajat kepada Mu
Serta izinkan aku menangis kepada Mu
Wahai dzat yang mampu membolak-balikkan hati
Sungguh hati ini sakit ketika melihat sahabat kita sendiri mencintai orang yang juga kita cintai
Karenanya
Baikkanlah rasa sakit di hati ini
Jadikan rasa ini menjadi rasa ikhlas karena Mu
Sungguh ku percaya takdir cintaku berada di tangan Mu

Illahi...
Aku menyayangi Nisa melebihi rasa sayangku kepada mas Fahri
Namun tak mengurangi rasa sayang dan Cinta ku terhadap Mu
Sungguh ku tak sanggup menyakitinya
Ku tak ingin melihatnya sedih
Ku tak ingin ada tangis darinya
Jangan biarkan senyumnya berganti dengan kesedihan
Dan jangan biarkan tawanya berganti menjadi tangisan
Karena ku tak sanggup melihatnya.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang