02

13 3 2
                                    

Sial!

Pria itu benar benar menjengkelkan. Untuk apa dia menanyakan hal itu. Apa aku ini terlihat tua? Huh, menyebalkan!
Kurang lebih begitu yang Luna rasakan sekarang.

"Hey mengapa diam saja? Ku tanya berapa umurMu?" ,lagi Pria itu mengulang pertanyaannya.

"Emm... u, ummurku..." ,Luna benar benar gugup sekarang.

"Ahh aku 18 tahun" ,ya angka itu tiba tiba muncul dalam pikirannya. Kemudia ia tersenyum dengan paksa dan menghembuskan nafas untuk mengurangi gugup.

"Ah begitu. Baiklah" ,lalu pria itu kembali menutup mulutnya dan duduk dengan tenang.

Setelah sesi perkenalan selesai Luna dipersilahkan duduk di bangkunya. Tepat d depannya ada seorang perempuan berambut panjang berwarna hitam mirip seperti Luna. Hanya saja perempuan itu terlihat polos, lugu, dan baik. Kemudian perempuan itu berbalik badan dan menyalami Luna. "Hai! Aku Stella" ,ia mengulurkan tangannya ke arah Luna sembari melontarkan senyuman. Kemudian Luna membalas jabatannya. Dan balik menyebut namanya.

◇◇◇

Setelah suntuk mendengarkan pelajaran. Kini murid murid melepas penat di kantin. Barisan murid mengantri untuk mengambil makan siang. Terlihat nasi kari di etalase makan yang berati itulah santapan makan siang kali ini.

Setelah mengambil makan siangnya, Luna duduk di meja yang ada di sudut sorang diri. Ditengah ia menikmati makannya, pria berbadan tinggi, berkulit putih, dan visual yang memancar duduk di depan Luna. Kemudian menyantap makanannya.

"Hei kau!" ,Luna menyadari siapa yang ada dihadapannya.

"Ada apa?" ,pria yang awalnya menunduk dan menyantap makanannya pun mengangkat kepalanya melihat Luna.

"Kau yang tadi bertanya tentang umurku kan! Dasar menyebalkan!" ,nada bicara Luna sedikit naik saat bicara dengan pria dihadapannya.

"Apa salahnya bertanya umur? Bukankah hal yang biasa ya?" ,pria itu tetap fokus pada santapannya.

"Aish aku ini tidak m.." ,belum tuntas Luna bicara ia segera menutup mulutnya.

"Ada apa? Kau ini tidap apa? Hah?" ,pria itu jadi penasaran.

"Ah lupakan. Sudahlah. Sebentar lagi masuk" ,Luna bangkit dari duduknya. Lalu meninggalkan pria dihadapannya. Langkah kakinya dipertegas menandakan kekesalannya pada pria itu.

◇◇◇

Luna membuka pintu ruangan pribadinya dengan kuat. Kemudian masuk begitu saja dan merebahkan dirinya di atas sofa. "Huh hari pertama sangat melelahkan" ,kemudian Luna terlelap untuk beberapa saat.

Di dalam mimpinya ia melihat. Sepasang kekasih di ujung tebing melihat bulan purnama. Terlihat pria tinggi dengan jas biru nan gagah. Dan perempuan berambut hitam legam panjang menggenggam bunga mawar merah. Benar benar mengagumkan momen itu. Tapi, siapakah mereka? Kenapa mereka hadir dalam mimpi Luna?

◇◇◇







Bersambung.....









Maaf ya lama gak update. Baru sempet update skrg. Dengan cerita sekadarnya. Edisi pendek dulu. Wait next chap!


TUEUR FILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang