01

30 3 0
                                    

"Ting... Tong... Ting..." ,sebuah detak jam dunding terdengar nyaring memenuhi ruangan. Ruangan yang luas. Yang di dalamnya terdapat ruang kerja, ruang santai, dan kamar tidur dalam satu tempat. Dengan dinding yang berlapis wallpaper bermotif mawar merah dan hitam. Dengan pencahayaan yang tak terlalu terang membuat suasana terasa suram.

Seorang perempuan dengan rambut panjang hitam legamnya itu merebahkan dirinya di kursi sofa panjang dengan sandaran di masing masing ujungnya.

"Huh...
Aku akan mulai bersekolah besok bukan?" ,ia berbicara pada dirinya sendiri sambil memutar mutar kipas tangannya itu.

"Tok Tok Tok.." ,pintu kamar yang juga besar itu diketuk oleh seseorang.

"Masuk!" ,suruh perempuan itu dari sofanya.

Bibi membuka pintu setelah mendapat izin dari sang putri. Bibi dengan setelan berjas khas pelayan kerajaan berwarna biru dongker membawakan seperangkat alat sekolah ke ruang pribadi sang putri.

"Putri Luna, saya bawakan seragam, alat tulis, dan beberapa perlengkapan sekolah untuk Putri." ,kata Bibi Alba.

"Baiklah. Letakkan saja di atas meja santai Akan kuperiksa nanti." ,kemudian Bibi Alba meletakkan bawaannya di meja santai yang ada di samping Luna. Setelah itu ia meninggalkan ruangan itu.

Sesaat setelah Bibi Alba meninggalkan ruangan. Luna melirik ke arah perlengkapan sekolahnya. Ia beranjak dari posisi tidur ke duduk. Kemudian menelisik barang yang ada di depannya. Tiga pasang seragam, tas hitam yang terlihat feminim, beberapa buku, alat tulis, dan yang menarik perhatian ada aksesoris rambut. Dari beberapa aksesoris, Luna mengambil sebuah jepit rambut hitam dengan hiasan mawar buatan berwarna hitam berkilau.

"Ah.. ini sangat cantik." ,ia pakai jepit rambut itu kemudian berjalan menuju cermin, "lihatlah Luna yang cantik ini." ,dengan pdnya ia berkata begitu. Sambil berputar putar gaun hitamnya itu mengembang. Memang sangat cantik seorang Luna.

◇◇◇

Sinar matahari pagi menerobos masuk ke kamar Luna. Putri cantik itu terbangun dari tidurnya. "Owhmm nyenyak sekali tidurku." ,ia melihat jam digital di meja kecil. "astaga ini hari pertamaku!" ,setelah ingat kalau ini hari pertama nya sekolah ia terburu buru mandi dan memakai seragam, juga tak lupa menyiapkan tas serta buku bukunya.

Di depan cermin ia merapikan tampilannya. Mengenakan dasi pita dan tak lupa jepit rambut cantiknya. "Selesai. Mari kita berangkat."

Luna keluar dari ruangannya. Di depan pintu sudah ada Alba yang membawakan sepiring roti untuk sarapan seraya meminta maaf karena lupa membangunkan.

Setelah itu Luna segera menuju Lobby dan keluar dari istananya. Kemudian masuk ke dalam mobil sedan mewah yang juga berwarna hitam yang sangat melekat pada diri Luna.

"Pagi Nona Luna.." ,sapa Pelayan Senes.

"Pagi juga Senes. Mari kita berangkat sekarang." ,kemudian mobil mewah itu melaju menuju sekolah.

◇◇◇

Luna menginjakan kaki nya di sebuah sekolah. Hmm cukup bagus. Sekolah ini juga berkualitas.

Luna berjalan menuju ruang guru. Ia menjadi perhatian banyak orang. Aura nya sangat kuat. Dingin. Sorot matanya tajam. Mengerikan dan anggun keluar bersamaan saat itu.

Sesampainya di ruang guru ia langsung bertemu dengan kepala sekolah dan wali kelasnya. "Bu Nila akan menjadi wali kelasmu disini. Sekarang kamu bisa ke kelas dengan Bu Nila. Semoga kamu nyaman di sekolah ini." ,kurang lebih begitu kata kata yang keluar dari kepala sekolah.

Luna dan Bu Nila berjalan beriringan di lorong menuju kelas. Di perjalanan keduanya mengobrol sedikit. "Dari mana sekolah lamamu?" ,tanya Bu Nila. "emm sebelumnya saya homeschooling." ,begitulah sebuah kebohongan yang dikatakan oleh Luna.

Lalu setelah sedikit berjalan keduanya sampai di depan kelas. Saat Luna memasuki kelas seisi kelas ramai. Kemudian Bu Nila menyuruh diam dengan mengangkat tangannya keatas sambip mengepal. Seketika kelas kembali hening.

"Hari ini kita kedatangan teman baru. Namanya Luna. Ia sebelumnya homeschooling. Luna silahkan perkenalkan diri."

"Perkenalkan saya Luna. Sebelumnya saya homeschooling, sampai akhirnya saya putuskan untuk bersekolah disini. Kuharap kita bisa berteman baik." ,suaranya tegas. Kemudian ia tersenyum tipis. Dan senyumannya berhasil membuat teman teman kelasnya membeku. Aura dinginnya sangat kuat.

"Wah benar benar dingin."

"Cantik sekali dia. Tapi terlihat sangat dingin."

"Apa ini? Mengapa udara jadi terasa dingin?"

"Lihatlah cewek itu! Bukankah ia terlihat sombong."

Hampir seisi ruangan berbisik bisik tentang Luna. Luna hanya masa bodoh dengan bisikan itu. Ia hanya menatap ke depan dengan tajam dan dingin.

Disaat yang lain saling berbisik. Ada seorang pria yang tetap tenang, duduk tegak di kursinya melihat ke arah Luna. Luna yang sadar juga menatapnya.

Kemudian sebuah pertanyaan muncul, "Berapa umurmu sekarang?" ,sesaat mata nya membulat. "Sial, aku lupa menyiapkan jawaban untuk pertanyaan itu."

"Emmm... e.em. e"

"******* tahun."

"Hah!"

◇◇◇

TO BE CONTINUE





Oke segitu dulu opening Tueur Fille. Sabar sabar ya nunggu update an nya. Karena bakal jarang jarang update juga. Kelas 9 sibuk ok.

*Luna dari bahasa spanyol,italia,rumania artinya bulan.
*Alba diambil dari bahasa Rumania yang artinya putih. Maksudnya Bibi Alba hatinya putih (suci). Ia yang selalu ngelayanin Luna sepenuh hati.
*Sense dari bahasa latin artinya tua. Disini Pelayan Sense itu sopir, pelayan pria, beliau udah tua (50 tahunan) tapi ramah banget.

Bonus pict
"Luna with black dress"

Maaf gambar nya jelek :v Penggambaran Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaf gambar nya jelek :v
Penggambaran Luna.

"Luna with uniform"

"Luna with uniform"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TUEUR FILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang