03

13 2 0
                                    


"Luna! Luna!" ,suara berisik itu terdengar oleh Luna.

"Apasih owhammm" ,Luna mulai membuka matanya.

"Bangun! Kamu mau dikunci sama satpam?" ,ternyata Stella yang membangunkannya.

Mereka berdua berjalan menyusuri selasar kelas dan menuju ke pintu gerbang. Sesampainya di depan sekolah, Luna belum juga melihat mobil jemputannya. "Ah sial! Apa Sense lupa menjemputku?" ,gerutu Luna. "Sepertinya dia sudah meninggalkanmu. Lihat saja jam berapa sekarang." ,terang Stella. Luna melihat kearah jam utama sekolah. Jarum sudah menunjukan pukul 17.30. Lalu Luna memutuskan untuk berjalan menuju tempat tinggalnya.

Ia berjalan bersama Stella. Sebenarnya Luna tidak terlalu suka dengan Stella karena ia terlalu peduli pada Luna. Tapi Stella memaksa. Selama perjalanan Stella selalu saja memulai topik. Namun Luna hanya menjawab dengan iya, tidak, dan hmm. Tapi Stella tidak berkecil hati. Ia tetap berusaha mengajak Luna berbicara.

Setelah melewati perkotaan yang penuh lampu di malam hari, sampailah di sebuah pertigaan. "Berhenti! Kita harus berpisah disini" ,Luna mengisyaratkan Stella untuk pisah jalan. "mengapa? Aku bisa mengantarmu sampai rumah." ,bujuk Stella. "Kubilang sampai sini saja!" ,nada bicara Luna sedikit naik. "Emm baiklah. Hati hati Luna." ,Stella tetap tersenyum dan melambaikan tangannya walaupun sudah dibentak Luna.

°°°

"Sense!!!" ,emosi Luna menjadi jadi.

"Ada apa nona?" ,Sense segera mendatangi Luna.

"Kemana saja kamu? Mengapa tidak menjemputku?" ,Luna merebahkan dirinya di kursi panjang.

"Maaf nona. Tapi tadi teman nona bilang kalau sekolah sudah tidak ada orang." ,jelas Sense.

Setelah selesai mengomel, Luna menyuruh Sense keluar. Setelah itu ia tertidur lelap dan bermimpi.

°°°

 

Di dalam mimpinya ia melihat. Sepasang kekasih di ujung tebing melihat bulan purnama. Terlihat pria tinggi dengan jas biru nan gagah. Dan perempuan berambut hitam legam panjang menggenggam bunga mawar merah. Benar benar mengagumkan momen itu. Tapi, siapakah mereka? Kenapa mereka hadir dalam mimpi Luna?

Pria dan perempuan itu menoleh ke arah Luna. Namun belum sempat terlihat jelas, Luna terbangun dari mimpinya. Keringat mengucur dari dahinya. "Ah apa ini? Mengapa panas sekali?"

°°°

"SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK AC DI KAMARKU!" ,Luna benar benar marah. Dihadapannya, 10 pekerja yang bertugas hari itu tertunduk dan mematung. Sementara Bibi Alba dan Sense  yang ada di samping Luna berusaha menenangkan Luna.

"JIKA TIDAK ADA YANG MENGAKU, MAKA AKAN KUPECAT KALIAN SEMUA!" ,dengan mudahnya ia berhentikan sepuluh pekerjanya.

"Bibi, cari lagi pekerja yang baru. Cari yang kompeten. Satu saja cukup." ,Mata Bibi Alba membelalak lebar. Yang benar saja. Sepuluh pekerja dipecat begitu saja karena ada hal kecil yang terlewat. Tapi kini Luna malah meminta satu pekerja saja.

°°°

Kini Alba mulai mencari seseorang untuk menggantikan sepuluh pekerja di rumah megah itu. Memusingkan. Itu kata yang dikeluarkan oleh Bibi Alba. Banyak pendaftar yang ia tolak karena dinilai tidak kompeten dan tidak dapat melakukan pekerjaan sepuluh orang sekaligus. Tapi Alba mendapatkan satu orang pria muda. Ia terlihat mendaftar dengan tulus. Perawakannya gagah. Visualnya juga ok. Kulitnya putih. Saat melalui tes juga ia dapat menyelesaikannya dengan baik. Bibi Alba yakin pria itu dapat menjadi asisten baru yang baik.

°°°

"Bibiii...!" ,Luna terbangun dari tidurnya.

"Pagi nona"

"Hah!" ,Luna yang masih memejamkan matanya kaget lantaran suara nya terasa asing. Lalu ia membuka matanya.

"Kamu!"

"Iya" ,Pria itu tersenyum. "Bibi Alba sedang pergi. Maka saya yang akan menggantikannya." ,kemudian pria itu membungkukan badannya sebagai perkenalan.

"Cih" ,Luna tersenyum licik. Batinnya, "kurasa aku bisa mengerjainya."

°°°

Dan benar saja, seharian itu Luna menyuruh pria itu mengerjakan banyak hal.....

°°°

To be continue....











Thx.

Maaf updatenya lama. Sabar sabar ya reader. Wait for next chapter ;)






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TUEUR FILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang