Part 17

95 25 7
                                    

Kepulangan Delon disambut antusias oleh warga sekolah. Ia membawa sebuah piala besar dan sebuah medali yang dikalungkan dilehernya. Begitupun Gabril, ia tersenyum manis disamping Delon.

Ia berhasil meraih juara satu olimpiade fisika. Dan ini menjadi olimpiade terakhir yang ia ikuti karena ia sudah kelas tiga.

Semuanya pun bangga, termasuk bapak kepsek. Juga teman-teman Delon yang langsung memeluknya.

"Teraktirannya ditunggu dong" Timpah Virgi.

"Nanti malam kerumah gue" Jawab Delon.

"Serius?"

"Lima rius buat elo"

"Asek!!!" Gembira Abdul

"Gabril ikut juga dong?" Goda Virgi yang ditanggapi senyuman oleh Gabril.

"Boleh"

"Beneran Lon? Baek amat lo tumben" Ujar Reno.
Semuanya pun tertawa.

***

Malamnya diadakan pesta kecil, sangat kecil karena hanya teman-temannya Delon yang ada.

Mereka berencana bakar-bakar dihalaman belakang. Ada Gabril disini juga Dinda dan temannya. Sindi. Teman sekelompok saat mendaki.

"Dibalik dong Dul! Nanti gosong pait kaya muka elo" Sarkas Dinda.

"Tajem banget mulutnya" Timpal Reno yang fokus mengipas bakarannya berhadapan dengan Sindi.

"Reno, gue denger ya"

"Iya bagus, berarti belum budek"

"Renooo!!!!!"

"Dinda, kalo mau berisik mending pulang aja" Delon memperingati.

"Iya iya maaf Delonnya Dinda"

Sementara Delon hanya berdecak sebal. Tidak lama Mrs. Callin datang menghampiri semuanya.

"Wah, seru banget ya?" Katanya dengan nada sinis.

Semuanya pun langsung diam. Takut. Awalnya kalau bukan Delon yang memaksa membawa teman-temannya kesini mereka semua gak bakal dapat izin main kesini. Ralat. Bukan semuanya, kecuali Dinda. Karena emang Dinda kesayangan mamanya Delon.

"Iya nih camer, mau ikutan?" Cuman Dinda yang berani menjawab.

"Tidak. Kalian lanjutin aja ya, saya mau ke kantor nyusul suami saya"

"Yaudah ati-ati tante" Kata Reno sopan namun hanya mendapat lirikan yang tak mengenakan hati.

Setelah bakarannya siap, dihidangkan diatas karpet yang sudah digelar. Mereka duduk dan menyomot satu persatu sesuai yang mereka inginkan.

Dinda yang langsung duduk disamping Delon menghalangi Gabril yang niatnya mau duduk disamping Delon.

"Jangan berani-berani deketin Delon" Bisik Dinda pada Gabril, namun masih bisa didengar Delon.

"Gue keatas bentar" Pamit Delon yang langsung pergi.

Delon kekamarnya berniat mengambil ponselnya yang sedari tadi ia cas. Namun yang ia lihat malah ponselnya digunakan Bunga yang sedang rebahan diatas ranjang.

"Ngapain lo? Sejak kapan disini? Lewat mana? Bawah banyak orang, gak mungkin lo manjat" Cerocos Delon yang langsung duduk didekat Bunga. Bunga hanya meliriknya dan kembali terfokus pada layar ponsel.

Delon merebut ponsel miliknya dan memandangi Bunga yang kini tengah kesal dengannya.

"Apa sih?"

My Cherry Blossoms | SELESAI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang