Bunga menyambar jaket kulitnya yang tergeletak di kursi. Ia memakainya dan menggelung rambutnya yang terurai panjang.
"Makasih, Re."
Rega berjalan mendekat ke Bunga, ia memberi Bunga jepit rambut yang terjatuh dari saku jaketnya.
"Lo sekarang tinggal dimana?" Tanya Rega sembari memperhatikan Bunga yang masih sibuk dengan rambutnya.
"Dimana-mana."
"Sekolah?"
Bunga menggeleng, lalu ia tersenyum manis. " Kerja,,"
"Kerja apa?"
"Jambret!"
"Demi apa, Sakura? Itu bukan pekerjaan." Rega yang terlihat sangat terkejut mendengar jawaban dari Bunga, dan ia semakin merasa bersalah dulu telah meninggalkannya.
Bunga berjalan mendekat tong sampah dan membuang jepit rambutnya disana. Lalu ia berjalan keluar pintu.
"Hei! Kenapa lo buang jepit rambutnya?"
"Gue gak butuhhh!!!" Teriak Bunga ketika keluar pintu, ia pun berbalik. Dan matanya membulat ketika melihat Delon yang sudah berdiri di depannya.
"Jepit rambut bagus begini, gak butuh!" Gerutu Rega yang sudah keluar dengan membawa jepit rambut yang ia pungut dari tong sampahnya. Sama halnya dengan Bunga yang tadi terkejut, kini Rega juga terkejut bahkan lebih dari Bunga ketika melihat Delon yang sudah berdiri di depan Bunga.
Delon melihat jepit rambut yang ada ditangan Rega, ia tahu betul itu jepit rambut kakaknya yang ia berikan untuk Bunga sewaktu mereka akan pergi ke mall. Ia jadi mengingat kenangan dimana ia yang memakaikan jepit rambut itu di rambut Bunga. Ia mengingat dimana dan bahagianya mereka pergi ke mall.
"So-sorry Lon. Gue gak maksud ingk-"
"Gakpapa." Potong Delon. Rega merasa tidak enak dengan Delon karena sudah mengingkari perjanjiannya dan juga takut jikalau ayahnya akan dipecat.
"Gue cuman mau ngambil berkas bokap lo yang ketinggalan."
"O-oh, iya gue carikan sebentar." Jawab Rega begitu gugup.
"Di markas dekat kulkas."
Rega mengangguk dan ia langsung masuk. Tinggal Bunga dan Delon di depan, rasa canggung pasti ada. Mereka hanya saling tatap tanpa bertegur satu sama lain. Delon memperhatikan penampilan Bunga dari atas sampai bawah. Sungguh, tidak bisa berbohong. Ia sangat rindu dengan perempuan ini.
"Rega, gue pergi dulu!!" Teriak Bunga. Bunga mengacuhkan Delon begitu saja, seperti orang yang tidak ia kenali. Padahal sebelum itu mereka pernah bahagia bersama, lantas kenapa sekarang seperti orang asing?
Ketika Bunga tepat disamping Delon, Delon langsung mencekal tangan Bunga. Bunga menoleh, ia mendapati Delon yang masih menatap lurus ke depan. Bunga melihat tangannya dan wajah Delon secara bergantian.
"Maaf, kemaren sudah nampar lo."
Bunga menunduk, ia sangat ingin memeluk laki-laki ini. Tapi dia sadar diri siapa dirinya.
"Itu bukan sebuah tamparan, itu sebuah apresiasi. Terimakasih." Lirih Bunga yang mencoba untuk kuat.
Delon menoleh ke Bunga, ia melepaskan tangan Bunga. Kini tangannya masuk dalam saku jaketnya.
"Lo bisa pikir berkali-kali, buat mengakhiri sebuah hubungan."
"Tanpa lo suruh,," Bunga mendongak menatap sorot mata Delon yang menyiratkan banyak kerinduan.
"Gue sudah melakukannya." Imbuh Bunga.
"Gue gak mau semuanya berakhir."
"Gue gak peduli." Bunga pergi. Meninggalkan kalimat yang dianggap paling tajam. Kesekian kali Delon merasa tergores dan tersakiti. Ia terperangkap dalam cinta. Cinta yang hanya bermain-main dihidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cherry Blossoms | SELESAI |
Fiksi RemajaRANK 1🥇🏅Syahdu Sama-sama kasar! Ada seorang lelaki tampan, kaya, pintar, banyak teman, semuanya ia punya. Tetapi sayangnya ia memiliki sifat yang turun dari Ayahnya. Yaitu kekerasan. Tidak perduli wanita atau lelaki, yang menggangunya. Ia bakal B...