"Bunga?!"
Bunga mengatur nafasnya, kerongkongannya terasa kering, bibirnya pucat.
"Cowok itu kenapa tau nama lo?" Tanya Ashar disela-sela capeknya. Bunga bersender pada tembok sembari memegangi perutnya.
"Dia temen cowok gue. Gue gak tau, gimana besok gue ngadepinnya." Ujar Bunga, ia menyenderkan kepalanya ditembok.
"Lo masih berhubungan sama yang namanya Delon itu?"
"Jelas lah As, dia PACAR gue." Tekan Bunga.
Ashar menoleh ke Bunga. "Trus Tomi lo kemanain?"
Bunga menatap tajam Ashar. "Gue gak suka sama Tomi." Ujar Bunga penuh penekanan.
"Lo tau kan gimana Tomi perhatian sama lo? Karena Tomi juga lo bisa ada sama kami."
Bunga berdecak. "Terus gue harus bales semuanya dengan gue nerima perasaan Tomi?" Tanya Bunga sinis. Lalu ia melenggang pergi, ia masuk dalam gangnya.
"Bunga!" Teriak Ashar yang tidak direspon Bunga. Ashar segera menyusul Bunga, sekarang ia sejajar dengan langkah Bunga.
Mereka telah masuk dalam ruangan yang penuh dengan koran ini. Bunga langsung menemui Bagas yang sudah menanti kehadirannya. Bunga langsung memberi dompetnya pada Bagas. Bagas langsung membukanya dan mengeluarkan isinya. Bagas tersenyum menatap Bunga.
"Bagus juga." Pujinya. Bunga tersenyum bangga, lalu ia berbalik dan duduk di atas tumpukan koran. Terlihat Tomi menghampirinya.
"Nih." Tomi memberi Bunga aqua, Bunga menerimanya lalu tersenyum.
Tomi duduk disamping Bunga. "Gimana luka lo?"
"Yaaa, gini."
"Lain kali hati-hati." Ujar Tomi penuh perhatian.
"Iya, thanks." Bunga berdiri.
"Bang, gue keluar dulu ya."
"Mau apel?" Tanya Bagas, namun Bunga tak menjawabnya. Tak lama Bagas tertawa kecil lalu mengangguk.
***
Bunga mengaktifkan ponselnya. Banyak notifikasi dan panggilan yang masuk terutama dari Delon. Bunga tersenyum, lalu ia mengklik tombol panggil. Tak lama suara Delon terdengar dari seberang sana.
"Hallo. Lo kemana aja sih?! Kenapa tadi gak sekolah? Ditelfon hapenya mati. Lo bisa gak sih gak buat orang khawatir."
Bunga tertawa kecil mendengar Delon yang uring-uringan.
"Malah ketawa. Lo dimana sekarang?"
"Haha, iya iya maaf. Gue di balkon rumah lo."
"Yaudah, lo tunggu disana. Gue pulang."
"Eh? Emang lo dim-"
Tut tut tut. Belum selesai bicara, telfon sudah ditutup oleh Delon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cherry Blossoms | SELESAI |
Teen FictionRANK 1🥇🏅Syahdu Sama-sama kasar! Ada seorang lelaki tampan, kaya, pintar, banyak teman, semuanya ia punya. Tetapi sayangnya ia memiliki sifat yang turun dari Ayahnya. Yaitu kekerasan. Tidak perduli wanita atau lelaki, yang menggangunya. Ia bakal B...