28 - Welcome Back

592 86 3
                                    

Suasana halaman mansion terlihat mulai terang. Ternyata cahaya matahari sudah muncul di peraduan.

Sosok Jeonghan yang muncul di dunia iblis kembali menjadi Cheonsa di dunia manusia.

Cheonsa segera mendekat ke arah Seungkwan dan langsung memeluknya. Menyalurkan rasa khawatir kepada sang bungsu.

Seungkwan yang dibegitukan mematung. Hei, ia lumayan terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Cheonsa.

"Kau sudah baik, Seungkwan?" Tanya suara khas perempuan itu.

Seungkwan mengangguk pelan dan tersenyum lebar setelahnya.

"Tentu saja, Cheonsa noona. Aku kembali. Maafkan aku atas sikapku kemarin, hehehee..."

Yang lainnya tersenyum menanggapi.

Memang lebih baik seperti saat ini. Di saat tak ada permasalahan yang melanda.

Tujuh buah cahaya gelap muncul di sekitar mereka. Ternyata para penjaga muncul dengan tampilan normalnya.

Sebenarnya itu membuat para master merasa lega. Tampilan penjaga mereka yang asli cukup -sangat- mengerikan jika boleh jujur.

"Ayo duduk. Akan kubuatkan teh hangat, Wonwoo."

"Tak ada masalah bukan disana? Apa kau sudah bertemu para permaisuri, hyung? Oh mereka amat sangat cantik menurut gosip, Seokmin hyung."

"Gyu-ah, kau terlihat bahagia."

"Choco pie, Jisoo hyung?"

"Di luar sudah mulai terik, Lady. Mari masuk ke dalam."

Dari suara para penjaga dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka terlihat sangat mengkhawatirkan para masternya.

Baik master dan penjaganya tak pernah berpisah sama sekali. Mereka selalu berdampingan. Baik sang penjaga melindungi masternya, maupun master yang menjadi sumber kehidupan sang penjaga. Namun di dunia bawah lah saat mereka pertama kali terpisah.

"Hansolie..." Seungkwan gugup hanya ditatap tanpa kata oleh Hansol.

Melawan kegugupannya, Seungkwan meraih tangan Hansol lalu membawa tubuh yang lebih tinggi darinya itu ke kamarnya. Ia mendahuli para master dan penjaga lain yang hanya bisa tersenyum melihat mereka.

Ketika yang lain masuk ke dalam mansion, terlihat sosok butler yang membawa nampan berisikan sebuah kartu atau surat yang berwarna putih, abu- abu, dan hitam.

Tanpa diberitahukan, mereka tahu surat apa itu. Helaan nafas panjang mengiringi langkah mereka.

"Jihoon, aku serahkan padamu." Kata Cheonsa langsung melenggang ke kamarnya.

Begitu pula saudaranya yang lain dengan mengendap-endap atau terang-terangan meninggalkannya seorang diri bersama Soonyoung dan para butler-maid.

Soonyoung hanya tersenyum kecil lalu menepuk kepala Jihoon.

"Sudah tugasmu, Jihoonie." Ucap Soonyoung.

Titisan iblis itu paham betul Jihoon merasa ada sebuah beban di bahunya saat ini.

Jihoon kembali menghela nafasnya. Ia memilih mengambil kartu itu lalu membawanya ke kamarnya.

Di dalam kamarnya, Jihoon meletakan surat itu di nakas sebelah ranjangnya lalu masuk ke dalam kamar mandi. Ia ingin berendam di air panas –dalam arti sebenarnya- ketimbang membaca isi surat itu.

Menjadi Center memang tak mudah.

.

.

.

A Sky Above The SkyWhere stories live. Discover now