Bagian 5

14 2 0
                                    

Bandung, 15 Januari 2018

Hai Diaryku, apa kabar?
Dua tahun lamanya aku tidak menyentuhmu
Maaf, bukan karena aku tidak percaya lagi denganmu, hanya saja banyak hal yang sulit untuk aku jelaskan padamu.
Hari ini, maukah kamu menjadi teman ceritaku kembali?

Baiklah, aku akan bercerita semua hal yang terjadi dua tahun terakhir ini.

....

Tepat dihari aku menuliskan catatan terakhirku, Ibuku memanggilku dan sedikit ada perbincangan yang menurutku sangat berat. Apa itu? Kamu ingin mengetahuinya Ry?

Saat itu aku diminta untuk memilih Ibu atau Ayahku, aku terheran mengapa aku harus memilih, aku ingin keduanya bukan salah satunya. Saat itu juga aku menangis, marah, kesal dan apapun itu semuanya menjadi satu. Aku kembali ke kamarku, menangis sejadi-jadinya. Aku sangat sedih, aku tahu apa yang akan terjadi setelahnya dan aku tidak menginginkannya. Anak mana yang tidak sedih jika orang tua mereka akan bercerai, anak mana yang tidak marah ketika orang tua mereka memutuskan berpisah.

Aku bingung, aku sendiri disini.
Tanpa pikir panjang aku pergi dari rumah,  aku tidak peduli kemana arah yang aku tuju yang penting aku harus menjauh dari rumah.

Sampai saat langit mulai menggelap aku baru menyadari aku sudah terlalu jauh berlari. Aku kebingungan.

Aku menepi, terduduk di trotoar sambil menyembunyikan kepalaku diantara kedua lututku. Aku menyesal telah berlari sejauh ini, aku tidak memiliki alat komunikasi untuk menghubungi ibuku.
Lapar, haus, dingin semuanya menjadi satu. Aku tak tahan lagi, mataku semakin meredup dan sebelum benar-benar kehilangan kesadaran aku melihat kilau cahaya mendekatiku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang