satu

20 3 0
                                    

'semesta adil dengan alasan, tidak adil pula dengan alasan'

'semesta adil dengan alasan, tidak adil pula dengan alasan'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sea! Jadi lo sebenernya liat apa sih?"

"Bukannya gue dah bilang ya Sa"

"Iya sih tapi gue masih gak yakin aja"

"Nih" ucap Sea sambil memegang jari manis Sasa.

"Hah?"

"Noh jodoh lo" tunjuk Sea ke salah satu cowok yang ada di kerumunan.
"Yang paling suka ngerjain lo"

"What the hell u says?!"
"Seriously,Se??"
"U fckn liar right?"

"Ck,gapercayaan lo"

"Gue percaya,tapi kenapa harus si bangs*t David sih" umpat Sasa saat mengetahui yang dimaksud Sea adalah David musuhnya sekaligus mantannya.

"Yah mana gue tau coba?" Balas Sea sangat santai. Santai sekali. Lalu berjalan dengan santainya meninggalkan Sasa yang masih saja melihat kearah David dengan muka yang sebaiknya gausah dideskripsikan.

"Ih! Tunggu dong Se!" Teriak Sasa sambil menyamakan langkahnya dengan Sea. Sasa mulai merapatkan badannya dan berbisik.

"Lo bohong kan Se?" Bisik Sasa ditelinga Sea.

"Sejak kapan gue hobi bohongin lo Sa?" Jawab Sea dengan sangat yakin membuat muka Sasa makin gak karuan bentuknya.
"Gini aja deh,terima kenyataan aja udah"

"Gausah lo pikirin jodoh mah gak akan kemana" "takdir itu.." jeda Sea lalu kembali memegang jari manis Sasa "gak akan pernah berubah sa" ucap Sea sambil memandang ke arah David(lagi) dan mengucapkan kata terakhir yang membuat Sasa akhirnya menangis "selamanya."

***

"Hai sea!" Sapa Joan sambil menyamakan langkahnya dengan Sea yang sudah selesai ngantin dan akan kembali ke kelasnya lagi.

"Hai Jo" balas Sea.

"Ah kemarin, cewek yang kamu kenalin ke aku"

"Berhasil ya?" Potong Sea menebak perkataan Joan.

"Iya,kamu keren ya bisa gitu temuin aku sama cewek yang bisa langsung klop" Jelas Joan tentang perempuan yang dikenalkan Sea satu bulan lalu, Sambil tersenyum. Indahnya ciptaan tuhan batin Sea lupa diri.
"Makasih ya Se" tambah Joan yang berhasil menyadarkan Sea yang tengah lupa diri itu.

"Iya,sama-sama, gak masalah" jawab Sea sambil tersenyum.

"Cocok bat ya lo jadi pakar jodoh Se" Canda Joan tapi tepat.

Detik itu juga Joan melangkah pergi meninggalkan Sea tanpa menoleh dan matanya hanya menatap ke satu orang, dia adalah Geana.

Joan sudah kandas bersama perasaanya dan Sea lagi-lagi hanya bisa jadi sosok tegar.

Sea tau semesta sekarang sedang tertawa. Menertawakan sang Laut.

"Joan sudah pulang" ujar Sea lalu melangkah pergi meninggalkan kantin.

Destiny Of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang