2※Unexpected

9 3 0
                                    

Setelah kejadian dua hari yang lalu, Papi lebih dingin ke aku dan Mami yang makin bersikap tak peduli dengan matahari. Bodo lah mending aku ngampus.

Aku sudah sampai di gerbang kampusku, turun dari mobil dan berjalan kearah gedung jurusan administrasi perkantoran.

Melihat banyak tatapan tidak suka dari para cewek-cewek cabe-cabe an. Aku tidak terlalu peduli sih, bilang aja iri sama kecantikan princess.

Aku melihat kedua sahabatku yang sedang berjalan berbarengan. Andika Dhanabram dan Jessica Julindra, padahal kita sekompleks tetapi aku tidak pernah bareng mereka karena ya begitulah. "Hai hai para penghuni neraka."

Aku melihat mereka berbalik dan menatap sinis ke aku. "Wah wah pagi pagi udah menaikan gairah menabok lo singa depok." Andika merespon.

"Apa tadi lo bilang? Gairah ?emang sih gue tuh terlalu cantik dan sexy jadi lo yang sering liat gue aja tergoda sama gue." Sambil mengedipkan mataku.

Pletakk...

Jitakan sejuta kerinduan dari jessica membuat aku mendengus dan mengomel. "Pagi pagi udah pede kek setan enggrang lu, tugas lu udah selesai belum?"

"Jangan ngomong gitu dong jess jess, remehin gue banget lu."

"Udah?"

"Ya belumlah." Aku melihat jessica memutar kedua bola matanya, enak juga sih bikin kesel orang pagi pagi.

"Kapan mau lulus lo, astagpirullah."

"Ah ilah, hidup tuh jangan mikir tugas dan selesai in kuliah. Ngak nikmatin hidup banget lu, bosen garing kriukk getohh." Jessica menatap aku sinis emang kenyataan nya gitu.

"Eh? Eh? Lu berdua gue perhatiin dari kemarin bareng muluh, ada sesuatu yang lo berdua sembunyiin kan dari gue." Oke jessica kesel sama aku matanya udah melotot nih.

"Gigi lo cuman sepengal, kita bertiga itu deketan rumah. Lo nya aja ngak pernah bareng kita semenjak lulus smp. Nenek kebayan."

"Hah, kita? Di antara lo dan gue ngak ada apa apa ya. Jangan sok kenal deh." Haha aku melihat jessica mengangkat tangannya siap untuk menjambak rambutku, tetapi ditahan oleh Andika.

"Kalau ngak ada Andika. Gue jambak lo beneran."

"Ah elah, selow selow jadi nenek gaul mampus lu."

"Bodo bin, bodo amat." Aku melihat jessica pasrah, dia mungkin sudah lelah meresponku. Kasian juga sih pagi pagi aku sudah bikin orang kesel.

"Oh iya baru inget, gue kan setelah lulus Smp di umur gue yang masih 13 tahun. terlalu muda memang untuk lulus Smp dengan cepat, wihh. Hebat ya gue dulu hehe, terus Lanjut Sma di Bandung sama nenek gue deh."

"Dih sombong amat lu udel dan semenjak datang dari bandung, lu berubah. Benci dengan Matahari padahal dulu lo yang paling sayang sama dia dan terus ngejar ngejar Senja padahal lo bukan cewek yang kayak begini."

Aku diam itu kenyataan nya, aku berubah karena suatu hal dan kenyataan yang aku dapat waktu itu. Tetapi, untuk saat ini aku belum ingin cerita.

"Lo pada tau nggak?."

"Nggak."

"JESSICA, ANDIKA. Respon tuh yang bener kek?" Oke sekarang aku yang kesel sama mereka, aku melihat mereka bersikap biasa saja "Ya elah kalau mau ngomong bilang aja ribet banget sih lo."

"Ho'oh."

"Bodo, bodo amat dah. Mending gue cari ketua senja gue. Kalau lihat dia adem bener dah suasana." Kata kata Andika membuat aku berhenti berjalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unexpected※Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang