#Chapter1 Sang penulis

128 20 6
                                    

Ruangan cukup besar sekiranya berukuran 10 X 20m disebuah mall terkenal di Kota Konstantin.
Hari ini diadakan acara beda buku dari sang penulis legendaris di Negeri ini.

Latif Maula, Nama yang tak asing di negri ini, siapa yang tak kenal dia? Pria kelahiran Konstantin ini sangat banyak pengemarnya.
Dari plosok desa sampai ujung kota.
Dari Pemuda yang alay menanggapi cinta sampai Pemuda yang mahir menanggapi cinta bagai seorang pujangga.

Bagaimana tidak? Hasil pemikiran dia mampu mengubah pola fikir mereka lewat Bukunya. Dunia Fana, Kau Manusia Hebat, Tak Pernah Melupa. Contoh buku yang sangat laris di negri ini.
Hasil karangannya mampu mengubah Cara Pandang yang membaca, Cara memandang kehidupan dunia bahkan cinta.

Hari ini dia datang ke kota kelahirannya untuk membedah buku terbarunya "Ulasan Latif". dari semua buku yang dia karang mungkin buku ini yang paling cepat habisnya, Jika buku lainnya butuh waktu 1 bulan untuk menghabiskannya lalu mencetak kembali, Buku ini hanya butuh waktu 1 minggu untuk menghabiskannya di seluruh plosok negri.

Dari sekian banyak buku yang dia karang, buku ini mungkin karya terbaiknya, berisi tentang perjalanan hidupnya, dari Zero To Be Hero, dari Nothing menjadi Something.

Ruangan cukup besar sekiranya 10 X 20m disebuah mall terkenal di konstantin. Latif bersiap di belakang stage untuk menjumpai penggemar, reporter, dan juga beberapa pasangan muda yang berasmara.

"Bang siap-siap yah, kalau perlu sesuatu jangan ragu panggil kami" (ucap panitia acara)

"Siap mas"

Sementara di stage. Pembawa acara sibuk menyemangati pengunjung, merubah suasana yang tadinya sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Bagai sang pesulap si pembawa acara dapat merubah suasananya menjadi fokus ke stage.

"Sudah tak sabar kan? Berjumpa dengan pemuda keren, dan penulis hebat lagi, Langsung saja kita panggilkan Latif Maula..."
(Ucap pembawa acara kepada pengunjung)

"Over sekali si pembawa acara itu, memuja berlebihan Jadi ingat kata-kata salah satu tokoh kartun favoritku dulu. Pemujaan yang berlebihan itu tidak sehat.." (ucap latif)

Suara bergerumuh memanggil nama sang penulis, kompak sekali mereka, sungguh Ruangan ini seperti di stadion sepak bola.

"Latif... Latif.... Latif..."

"Terimakasih..., berkat kau aku bisa menjadi seperti ini" (Hati Latif mengunggam)

Latif melangkah keluar dari back stage. Menaiki satu persatu anak tangga di samping stage, suara semakin bergemuruh saat dia menaiki stage, Mengambil Microfhone yang disediakan di meja, lalu menyapa penggemarnya...

"Selamat pagi Manusia Hebat.." (kata-ata yang sering dia gunakan untuk menyapa seseorang.)

"Selamat pagi.." (semuanya serentak menjawab salam dari idolanya)

"Terimakasih banyak kalian mau merelakan waktunya untuk mendengar curhatan-curhatan saya.. hehehe, wah saya tak menyangka bakal seramai ini"

Next Chapter 2(dompet tebal)
Hari Kamis
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa untuk di vote dan like
Jika kalian suka
Wassalamualaikum wr.wb

Ulasan LatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang