chapter 2 [siswa baru]

14 0 0
                                    

Setelah berselang satu Minggu

"Hah..." Aku menghela nafas panjang sebelum memasuki kelas baru ku, " ya ampun, apakah harus aku masuk hari ini? Rasanya aneh tiba aku masuk sebagai siswa pindahan." Tanpa ku sadari di sebelahku berdiri wali kelas ku. " Ehem..., Apa kamu murid pindahan itu?" Tanyanya.

Seketika ku melompat, siapa dia ku tak bisa merasakan auranya. "Ah.., iya aku murid pindahan. Tapi aku tak tahu dimana kelas ku?." Jawabku dengan wajah gugup. " Kalau tidak salah kamu Eden Goodwin kan?, Siswa berbakat dari wing Guardian academy." Serunya. Bagaimana dia bisa tahu nama ku, bukankah yang mengurus dokumen perpindahan ku langsung di tangani oleh kepala sekolah.

Ting~tong~ bel pelajaran pertama berbunyi.

"Eden bisakah kamu tunggu sebentar disini?" Pintanya, " ba..baik lah" jawab ku. Srak~ suara pintu kelas di buka. " Baiklah anak anak, di hari yang cerah ini ibu membawa berita bagus" sapanya ke murid murid kelas. " Baik silahkan masuk" suruhnya. Tapi kelas itu berisik sekali tapi
tap tap tap~ suara langkah kaki ku. Yang tadinya kelas itu berisik tiba tiba menjadi sunyi seperti seorang bayi yang lapar lalu di beri susu. Mereka yang berada di kelas itu benar bener menatap ku tajam. Eh.., ku tiba tiba punya perasaan buruk. "Hah.., kamu..." Teriak salah satu siswi di Kelas itu. " Aku..." Sembari menunjuk diri ku.

"Iya kamu, mana siapa lagi?" Tanggapnya "baik cukup, Eden silahkan perkenalkan diri mu" kata wali kelas ku. " Ah.., baik Bu." Jawab ku. "salam kenal semua perkenalkan nama ku Eden Goodwin, Kalian bisa memanggil ku Eden. Asal sekolah ku dulu wing Guardian academy" semuanya terdiam. " Tidak mungkin kamu dari academy itu, bukanya di sana tempat penyihir terkenal ku tidak pernah mendengar nama mu" cetus salah satu siswa.

"Hehehe..." Tawa ku " oh..., Ternyata begitu ya, kalau begitu apakah kalian kenal dengan sebutan mahesevara?" Kataku sembari tersenyum. semuanya terdiam. " Ah becanda,lagi pula aku bukan penyihir berbakat kok." Lanjut ku. " Baik lah cukup, Eden silahkan duduk di bangku yang kosong. Dan nanti siang kita bisa bertemu tidak?" Katanya. " Baik Bu" jawab ku.

Heroin side

"Ris.., Ris..., Riskia " panggil Elva Lia sahabat ku, "ah..apa?" Jawab ku kaget "dari tadi kamu mikirin apa sih, serius banget kayaknya." Cetusnya. " E.., aku hanya berpikir tentang murid pindahan yang akan berada di kelas kita." Jawab ku lusu. "Apa mungkin kamu memikirkannya?" Candanya. Wajah ku seketika memerah. " Bu..bukan begitu... " Jawabku.

Ting~Tong~ bel pelajaran pertama.

Tsut~ semuanya terdiam, srak~ pintu kelas ku. Setelah beberapa menit wali kelas memberi tahu berita tersebut. Masuk seorang yang mungkin aku kenal, dan benar saja. "Kamu..." Ku teriak tanpa sadar. "Ris..., Kamu Kenapa?" Bisik Lia. Wajahku kembali memerah. Dia hanya menunjuk ke arahnya, hah~ kenapa cowok itu selalu membuatku kesal.

Seisi kelas seketika berisik, "hehehe.." dia tertawa, aku bahkan tak tahu apa yang diributkan oleh teman kelas ku. Tiba tiba " apakah kalian kenal dengan sebutan mahesevara" katanya. "Mahesevara" iblis biru dari kyonika bukankah itu sebutan untuk penyihir yang berhasil mencapai tingkat pertama di kerajaan ini. Tidak mungkin tapi bagaimana dia bisa berada disini?.

Tap tap tap dia berjalan kearah bangku yang kosong tepat di sebelahku. "Tsut~..." Lia memanggilku, " bukannya dia orang yang kamu ceritakan" bisik Lia. Ku melotot ke arahnya sembari mengelengkan kepala. " Hei..., Kamu Riskia Von Bartold Kan?" Tanya Eden. Apaaaaa....., Dia tau namaku tapi bagaimana?. Apa mungkin dia stalker. Tidak tidak, " e..., Tapi bagaimana kamu tau namaku?" Tanya ku. " Ya ampun, kamu sudah melupakannya" jawab Eden. " Melupakan apa?" Tanya ku sembari mengingat kembali.

" Hah~, padahal kita pernah berpegang tangan bersama. Kamu kejam" kata Eden sembari menutupi wajahnya. Berpegang tangan?, Kapan?. Wajah ku semakin memerah, " ehem..., Maaf temen teman sebaiknya kalian sudahi dulu perkara rumah tangga kalian" kata Lia. "Lia..., Kamu.." sambut ku.

Ting~ Tong~ bel istirahat berbunyi

Bruak~ ku menghentakkan tangan ku ke meja Eden, " apa maksud perkataan mu tadi!!" Tanya ku dengan ekspresi marah. " Apa maksudku?, Apa kamu lupa yang mengantarkan mu kedalam kelas satu Minggu sebelum hari ini?" Tanyanya sambil tersenyum. Satu Minggu sebelum hari ini? Jangan-jangan dia... " Kamu yang waktu itu tidak ikut upacara penerimaan siswa barukan" jawab ku dengan satu tarikan nafas. "Hahaha.." dia hanya tertawa mendengar perkataan ku, " ehem...., Ris kayaknya kamu akan jadi ehem..ehem" sambari tersenyum lebar.

"Eden..., Kamu dipanggil oleh Bu Rika, Katanya ada yang ingin dibicarakan" kata ketua kelas. "Baiklah." Jawab Eden. " Dan Riskia kamu juga.." lanjut ketua kelas. " A.. a.. aku..., Kok?" Jawabku terkejut karena baru kali ini aku di panggil oleh guru. Seisi kelas kembali berisik dan langsung membuat gosip gosip yang tidak tidak. " Ris kamu kenapa?" Tanya Eden " Hem...bukan apa apa" sembari mengelengkan kepalaku.

Tok tok~ mengetuk pintu ruang guru

"Permisi..." Kata Eden, "silahkan masuk Eden." Kak Bu Rika. Aku yang tidak tahu apa apa diseret kemarin, ku jadi bingung harus melakukan apa. " Riskia kamu ada di situ kan " kata Bu Rika. " Ada Bu..."
Jawab ku sambil masuk keruangan. " 'Rika ada apa, bukan kah kau ku perintah untuk tidak terlalu akrab dengan ku, ku juga baru sadar bahwa itu adalah kau" kata Eden dengan ekspresi agak kurang bersahabat. " Ayolah mahesevara kamu tak usah khawatir seperti itu, aku tak akan membocorkan rahasia mu kok" jawab Bu Rika dengan santai. Ada apa ini, mereka saling kenal?. Seperti aku
Tidak seharusnya di sini.

"Lalu kenapa dia, kamu suruh ikut bersama ku" timpal Eden sudah sedikit tenang. " Eden ada sesuatu yang harus ku bicara dengan kalian berdua, pertama dia adalah salah satu murid berbakat di sini dan kau..." Sambil menunjuk ke arah Eden. " Adalah andalan kami para petinggi academy." Lanjutnya, Eden tampak menggaruk kepalanya " ah...aku tahu dia murid berbakat, tapi satu Minggu lalu dia hampir terlambat kembali ke dalam kelas dan aku menyuruhnya untuk mengunakan sihir teleportasi tapi kenapa dia tidak bisa menggunakannya?" Jawab Eden sambil terlihat kebingungan. "Eden aku minta maaf, tapi di academy ini kami tidak terlalu mementingkan sihir." Tegasnya " Hei... tunggu apa kata ibu, tidak mementingkan sihir?" Jawabku karena terbawa arus. "Riskia ibu minta maaf tapi ini adalah kenyataannya" jawab Bu Rika

"Ngomong ngomong apa kalian berdua saling kenal?" Tanya ku, plak~ Eden menepuk dahinya "Aku lupa memberitahukan bahwa Rika kreande adalah bawahan ku. Dan aku memang salah satu pemegang kekuasaan di asosiasi penyihir" jawab Eden sambil memalingkan wajahnya. " Apa!!!..."






TBC

Witch academy'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang