Perkiraannya yang salah membuktikan bahwa dirinya bukanlah seorang cenayang.
Sooji. Wanita itu mondar-mandir mengambilkan keperluan setiap pasien yang membutuhkan obat dan melakukan check up setiap jamnya.
Benar-benar sibuk, ia kira klinik yang temannya maksud adalah klinik kecil dan sepi. Ternyata bukan sama sekali.
Ya, memang bukan termasuk klinik yang sangat ramai seperti di rumah sakit besar. Tapi setiap pasien di sini tentunya membutuhkan perawatan cepat. Itu kenapa Sooji merasa begitu sibuk dan lelah di hari pertamanya.
"Sooji-ssi, bisa tolong ambilkan rekam medis milik Dokter Oh? Kami akan mulai operasi kecilnya sekarang." Suruh seorang wanita muda yang seprofesi dengannya.
"Baik." Dengan cekatan Sooji melakukan yang diperintahkan wanita itu.
"Sooji-ssi." Sapa Dokter muda yang lain yang kali ini adalah pria. "Kau sedang buru-buru?"
"Iya, Dokter Kim menyuruhku mengambilkan rekam medis milik pasien." Jawabnya.
"Aku tahu, ini hari pertama kau bekerja di sini. Setelah selesai tolong temui aku di ruanganku. Ada sedikit pekerjaan, mungkin kau bisa membantuku menyelesaikannya."
Sooji mengangguk. "Baik, Dokter."
———
Wanita paruh baya itu tersenyum. "Ikut aku, aku punya segelas air segar di rumah." Ia melangkah lebih dulu sementara Taehyung mengikutinya dari belakang.
"Sepertinya kau dari kota, apa dari Seoul?"
Taehyung menatapi wanita itu heran. Ia mengusap tengkuknya seraya membuang wajahnya ke arah lain. Ini dia yang ia benci, ia bukan tipe orang yang suka banyak bicara dan berinteraksi jika ia tidak ingin.
"Ya." Singkatnya tak peduli.
"Sudah semakin dekat. Lihat tembok pagar sebelah sana. Itu rumahku." Wanita paruh baya itu nampak sangat ramah.
Ia mengajak Taehyung berbicara meski jawaban dari pria itu sama sekali tidak terdengar antusias.
Jika yang terjadi adalah hal yang seperti ini, mungkin Taehyung memilih untuk tetap di penginapan. Ia merasa sangat lelah dan mulai berkeringat. Jika saja tiba-tiba Taehyung ingat jalan pulang. Mungkin saja dia sudah lari.
"Sampai, ini rumahku. Ayo masuk." Suruh wanita paruh baya itu. "Masuklah, jangan sungkan. Anggap seperti rumahmu sendiri."
Taehyung mengamati rumah yang bibi itu maksud. Ia melihat rumah kecil namun tenang. Di kota mungkin tidak ada yang setenang ini. Tapi tetap saja, Taehyung tidak suka berada di sini. Apa yang bisa ia dapatkan di lingkungan pedesaan.
Ia yakin, selama seminggu tinggal di sini maka ia akan merasakan ketenangan. Namun, hari-hari berikutnya yang bisa dirasakan hanya bosan.
Pria itu duduk di teras rumah yang jauh dari kata kumuh. Ia menghela napasnya, akhirnya ia bisa istirahat. Taehyung menyeka keringatnya sementara bibi yang tadi kembali datang menghampirinya dengan air minum dan suguhan lainnya.
"Di desa memang selalu tidak seramai di kota-kota besar." Kata bibi itu. "Aku juga pernah tinggal di Seoul beberapa tahun lalu, cukup lama sampai aku paham betul apa yang berbeda di sana dan juga di sini."
"Benarkah?"
"Ya, ayah Sooji punya usaha di sana dulu. Tapi rumah kami kebakaran. Semua aset hangus terbakar. Sampai—"
"Sooji??" Taehyung menyela ucapan bibi itu.
"Iya, dia putri kami. Kenapa?"
Taehyung berpikir sesaat. "Tidak." Ia mengerjap membayangkan bagaimana jika yang dimaksud adalah Sooji yang ia bayangkan saat ini. "Lalu, keluarga bibi tinggal di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ORPHIC || KTH ✔️
Fiksi Penggemar[ORDER EBOOKNYA SEKARANG] [MATURE CONTENT] Kim Taehyung, seorang idol yang menaruh hasrat dan obsesi pada stafnya sendiri-Im Sooji. Sayangnya perlakuannya terhadap Sooji yang sangat riskan bagi seorang publik figur tak bisa membuatnya berhenti menge...