Prolog

98 29 34
                                    

Upacara telah selesai merupakan salah satu kesenangan bagi semua murid SMA Bintang. Raka menghela napas lega, saatnya memulai rencananya.

Cowok berparas tampan itu berjalan dengan santainya, di antara kerumunan murid lainnya yang mulai membubarkan diri dari upacara. Kali ini ia akan membolos tanpa kedua sahabatnya. Rencananya.

"Rak, jadi bolos, kan?" Daniel, sahabatnya menepuk bahunya sambil menjajarkan langkahnya dengan Raka.

Raka berdecak kesal. Tetap berjalan tanpa melirik sekilas pun pada Daniel. Hancur sudah rencananya membolos untuk mencari ketenangan tanpa mendengar ocehan kedua sahabatnya.

"Jadilah, nanti pelajarannya Bu Sari, males banget gue."

Bukan Raka yang menjawab, karena cowok itu masih berjalan santai dengan wajah datarnya. Melainkan Bimo yang menyusul kedua sahabatnya dari belakang masih dengan napas tersengal-sengal.

Baru saja ingin membuka mulutnya untuk menjawab Bimo, tapi Daniel langsung menutup bibirnya rapat-rapat kembali setelah melihat orang di depannya.

"MAU KEMANA KALIAN?!" Pak Satya, sang kepala sekolah sudah berada di hadapan mereka bertiga.

"Kita mau...."

Pak Satya memotong ucapan Daniel sebelum dia menyelesaikan ucapannya "MAU BOLOS LAGI KALIAN? HAH?!"

"Enggak pak," jawab mereka serempak.

"Terus ngapain di sini, cepat kembali ke kelas kalian!" bentak Pak Satya membuat ketiga cowok itu lantas mengangguk dan berjalan kembali ke kelas.

Pak Satya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan ketiga murid berandalannya itu. Kapan mereka akan mengubah sikapnya yang pasti akan membuat orang kesal setengah mati itu?

☘️☘️☘️

Daniel masih saja menggerutu kesal karena rencananya untuk bolos ketahuan. Jam pelajaran pertama adalah jamnya Bu Sari, guru matematika yang terkenal sangat killer satu sekolah, dan tak segan dalam memberi hukuman.

"Kok, bisa sih Si kumis itu lewat sana, orang tadi sepi banget juga," gerutu Daniel.

"Kita kayaknya harus cari tempat lain nih buat bolos," lanjut Daniel lagi.

"Berisik," sentak Raka yang mulai bosan mendengar gerutuan Daniel.

Daniel mengerucutkan bibir kesal, tapi sedetik kemudian berseru "Eh, ada Bu Sari woy!".

Semua murid yang awalnya berisik langsung diam. Yang sibuk bergosip dengan membentuk satu gerombolan, segera kembali ke bangkunya. Yang tertidur segera bangun. Yang sudah diam dari tadi semakin diam.

Terdengar suara ketukan sepatu di lantai yang semakin mendekat. Hingga suara pintu yang dibuka perlahan. Seorang gadis cantik masuk dengan perlahan sambil menatap semua murid dihadapannya.

"Selamat pagi, semua!" sapanya dengan bibir yang tersenyum manis, memperlihatkan lesung pipinya.

SincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang