cinta pertama di jam 7 lewat 12

689 17 0
                                    

Pagi di stasiun, sebenarnya aku kesal karena di hari keduaku bersekolah aku sudah diminta berangkat sendiri dengan kereta, itulah alasanku berada di stasiun saat ini.

Rumahku hanya berjarak satu stasiun dengan sekolah. Tapi relatif jauh dan akan macet jika menggunakan transportasi seperti motor atau mobil. Oleh karna itu orang tuaku setuju bahwa aku harus naik kereta setiap hari.

Aku pun melihat lihat keadaan sekitar. Tidak buruk juga stasiun ini, bahkan sudah terlihat modern dengan cara pembayaran yang hanya bisa via emoney, penjaga dan fasilitas yang terlihat rapih. Hingga pandanganku tertuju pada siswa berseragam dengan rambut berantakan. Kenapa sepertinya aku pernah melihatnya? 

Sesaat lagi kereta xxx akan tiba di stasiun xxx.

Perhatianku teralihkan oleh pengumuman bahwa kereta yang akan kunaiki akan segera datang. Kemudian aku pun mengalihkan pandangan kembali pada siswa tadi, di mana dia?

Aku jadi penasaran, di mana dia sekolah? Siapa namanya? Bagaimana bisa aku ingin sekali bertemu dengannya lagi?

Akupun memasuki gerbong kedua tepat pukul 7.10 tepat sesuai jawal kereta. Setelah berdesak-desakan dan mendapat tempat berdiri yang strategis aku mengedarkan pandangan. Hingga sekali lagi pandanganku terkunci pada seseorang, iya dia lagi. Kali ini dia terlihat sedang mengobrol dengan anak kecil.

Ingin sekali aku mendekat, tapi terlalu jauh dan berdesakan. Akupun hanya memandangnya dari jauh. Tanpa ada yang tau. Sungguh, ini sangat indah melihat senyum seta tawanya, walau dari jauh sekalipun.

Angka 7.12 terlihat saat aku melihat jam tangan digitalku. Baiklah akan kudeklarasikan aku sepertinya telah merasakan love at my first sight, and this is my first love, at this time.

Tapi, terlalu dini ya untuk bilang itu cinta? Bagaimana kalau aku ubah.

Aku suka seseorang yang tidak aku kenal, tepat di jam tujuh lewat dua belas di gerbong kedua kereta ini. Berkat senyum indahnya, pandangan dari jauhku yang tak bisa lepas. Dan hilangnya sadarku saat berpapasan denganmu, debaran dada itu akan selalu aku sukai sampai kapanpun.



Dan ternyata siapa sangka bahwa aku pernah bertemu dengannya tanpa ku sadari setelahnya? Aku ingat kenapa wajahmu familiar, kau adalah orang itu di hari pertama sekolahku kemarin!

Dan siapa sangka kita bisa sedekat ini kemudian?

tentang arah yang tak pernah berubah.Where stories live. Discover now