Sekian bulan kemudian, saat aku dan dia sudah sedekat itu.
--
Teras cafe di musim panas gini emang jadi pilihan yang tepat buat bertemu dengan orang yang tepat juga. Seperti saat ini, ketika orang yang tidak segera sadar tentang perasaanku padanya, membuatku menunggunya di sini.
Tidak heran mengapa dia tidak kunjung sadar akan perasaanku. Toh aku juga baru sadar perasaanku dan mengakuinya secara terang-terangan kepada diriku kemarin, bukan?
Mungkin sejak kedatanganku 15 menit yang lalu, aku hanya terdiam melamun ke arah luar jendela. Hingga aku tersadar akan lamunanku dan sudah menekan tombol lock berkali kali untuk memastikan apakah ada kabar atau notifikasi darimu.
..
Kak vino ⛄ is calling.
Geee, ke teras cafe biasanya yuk.Ngapain kak?
Aku mau cerita sesuatu sama kamu.
Lagi lagi...
Hehehe mau kann
Ok deh.
...
Setelah menunggu hampir 30 menit akhirnya kak vino datang menghampiriku. Duduk di depanku, memasang wajah bingungnya.
"Kenapa kak?"
"Ngga apa kok ge"
"Cuacanya bagus, tadi awannya putih nyebar baguuus banget. Terus masa nutupin sebagian matahari gitu jadi ngga silau gitu, adem. Tapi engga mendung juga. Cuaca terbaiklah pas lagi panas panas kaya gini. Apalagi ditemenin es, ya nggak kak?" Tanyaku, yang ternyata sepertinya tidak dihiraukan sedari tadi.
"Hmmm.. ge"
"Ya, kak?"
"Aku, kayanya suka sama shani deh, bukan suka sih, sayang kayanya, tapi aku tuh kaya sukaa banget. Apa ini cinta ya? Yang kata orang orang, soalnya gejala nya persis sama. Bikin bahagia cuma bayangin dia, kalo ketemu deg deg an. Kayanya bener deh aku suka shani ge."
Tadi aku lagi jelasin cuacanya bagus kan ya? Tapi kenapa sekarang perasaanku malah nggak bagus?
"Kaya ada petir gitu kak, di cuaca sebagus ini." Gumamku, sangat pelan.
"Hah? Kenapa ge?" tanya dia kemudian, yang sepertinya tidak mendengar gumamanku dengan jelas.
"Nggak kok kak, yaudah coba ajak ci shani ketemu di sini. Ada nomernya kan? Ntar aku temenin sampe ci shani dateng deh kak.." saranku, sok ide.
"Tapi aku gak siap ketemu dia gee..." rengeknya, lah ini kak vino? lucu banget sih.
"Kak, emang kaka beneran yakin suka sama ci shani?" Tanyaku lagi memastikan.
"Hmm.." jawabnya, yang terlihat seperti menjawab asal tanpa mendengar pertanyaanku.
"Kakak denger ngga sih aku ngomong ih"
Yang kemudian dia hanya menjawab dengan sedikit anggukan.
Baiklah. Sepertinya dia sedang memikirkan ci shani, terlihat dari lamunannya yang sambil tersenyum.
Aku harus gimana?
Tiba tiba ia mengecek hpnya kembali, kesekian kalinya.
"Kok chat aku ngga dibales ya ge? Apa dia ngga suka ya aku hubungin? Yah.." tanya dia dengan wajah lesu.
Kalo aja, aku yang kamu sukain kak. Kakak pasti ngga susah susah mikir negatif, udah aku temenin kapanpun dimanapun yang kakak mau.
I'll be there for you.
Dia kembali melamun, lalu mengecek notifikasi handphone nya. Berulang kali kegiatan itu berulang, seolah olah kehadiranku tidak ada artinya di sini.
Menemani saja, ya?
Perhatiin aja tuh hp, ngelamun aja terus. Susah emang kalo ngadepin orang kasmaran.
Tapi.
Aku juga sedang merasakan itu kak, malah denganmu.
Iya, aku yang berada di depanmu namun tak kau sadari.
Jatuh cinta kepada dirimu yang sedang jatuh cinta.
Aku harus confess juga kah sekarang ke kak vino? Aku benar benar nggak bisa nahan, tapi aku nggak ingin hubungan kita malah berantakan. Belum lagi kamu pasti bakal mikir lagi kan? Kamu yang akan di situasi sulit, kan?
Aku nggak akan mau kamu seperti itu, biar aku aja yang dirugikan, juga sedih dan menyedihkan. Tapi nggak apa kok bagiku.
Memang basi, tapi sekarang aku sudah tahu betul makna dan bagaimana perasaan ketika;
walau bagaimanapun asal dia bahagia, aku juga merasa bahagia.
Meski itu kebahagiaan yg memilukan.
YOU ARE READING
tentang arah yang tak pernah berubah.
Fanficlima ditambah tiga lagu yang tertuang menjadi sebuah cerita. . . . . . pengennya setilist 16 lagu gitu tapi bingung cari lagu yang bisa berkorelasi dan jadi cerita, so here we go. 8 songs.