Blood

246 22 3
                                    

Typo adalah seni..

Suara gemuruh terjadi lagi di kediaman mansion besar milik pengusaha yang berpengaruh di korea yang selalu berhasil menjadi sorotan media sosial akhir akhir ini. Minggu pagi yang seharusnya dijadikan hari libur menyenangkan bersama keluarga,kekasih ataupun teman kini menjadi hari paling mengenaskan di keluarga mereka. Pasalnya, suara dentuman besar itu tepat meledak di area rumah tersebut yang mengakitban sepasang suami istri di dalamnya tewas dan menyisakan satu anak laki laki.

Tanpa ada aba aba seseorang bertubuh besar dan gagah bak petinju berhasil mengambil anak semata wayang keluarga itu sebelum tim penyelamat dapat menemukannya. Seiring waktu pun masyarakat mengira sang anak laki laki tersebut ikut tewas bersama orangtuanya

Semenjak kejadian hari minggu itu, tepat pada tanggal 9 maret, adalah hari penghormatan terakhir bagi mereka yang pernah mengabdi sebagai pejabat negeri Korea Selatan.

_How Strong_

"Akhirnya, yang kuinginkan terjadi juga" Ujar sosok pria tinggi dan kurus dengan seringai yang terpampang jelas di balik masker navynya

Tak.. Tak..

Lantas menolehlah pria tersebut ke arah deru langkah kaki seseorang yang memasuki markas rahasianya

"Ketua, kami berhasil" menyodorkan seorang anak laki laki yang tengah pingsan dalam dekapannya

"Berapa umurnya"

"Masih sekitar 3 tahun ketua"

"Bagus, kita belum terlambat untuk memanipulasi otaknya"

Diraihnya anak kecil tersebut dan di bawa ke ruang bawah tanah dalam markas yang sebelumnya ia sempat ucapkan perintah pada pria gagah yang memanggilnya ketua

"Urus semuanya dan jaga keamanan dengan ketat!"

"Siap Ketua"

20 tahun kemudian

"Sugaaa!!!! "
Teriakan seorang laki laki berkulit tan itu menggemakan seluruh telinga yang dapat mendengarkannya

"Ck.. Berisik! "
Si pria mungil Mengarahkan pistol ke arah sang pemanggil namanya

Yang di rasa ingin di tembak mati pun berjingkrak terkejut melihat tindakan laki laki yang dipanggilnya Yoongi

"Kya, jangan bunuh aku! Kau tadi salah sasaran bodoh! Wajar aku meneriakimu"
"Lalu yang mana? Targetnya terlalu banyak,apa perlu semua orang itu aku bunuh hm? " Ditambahnya senyum miring yang tersungging dimulutnya

"Suga! Patuhi saja perintahku! Jangan macam macam,kita bekerja pada ketua!?"

"Bekerja? Apa kau pernah lihat aku dibayar olehnya"

Laki laki berkulit tan ini pun menghirup oksigen pelan dan membuang kasar untuk menetralkan pikirannya dalam mengatasi ucapan suga yang tajam

"Tapi kau diasuh olehnya dan aku disini untuk mengawasimu melakukan hal yang benar dan tepat sesuai perintah ketua"

"Cihh.. Lalu kau pikir membunuh orang itu hal yang benar"Jawab suga yang kemudian membalikkan badannya beranjak dari tempat berdirinya

"Hey, hey, mau kemana kau.."
Suga tak bergeming sama sekali,Laki laki ini tak lelahnya mengikuti Suga

"Kembali ke markas! "titahnya yang tetap tak dijawab yoongi

"Suga!"

"Ck.. Diam kau hyung, atau ku bunuh kau sekarang juga"

"Cihh.. Ancamanmu tetap sama!"
Srek.. Srekk..

Dor..

Satu timah panas berhasil dilesatkan keluar dari perut pistol oleh suga menuju ke semak semak belukar di sekitarnya

" Ada yang mengintai kita, lari"

Sontak mereka berdua pun melincahkan kaki berlari dan meloncati pagar yang menghalangi jalan mereka apalagi hari yang sudah malam, tidak menutupkemungkinan untuk si pria mungil ini sesekali menabrak dedaunan di sekitar jalan karena penglihatannya yang remang remang.

"Tunggu hyung " Menahan tangan pria berkulit tan yang lebih dulu mendahului langkah kakinya

Yang dipanggil hyung pun menoleh ke belakang mendapati si pria mungil menghentikan langkahnya

"Mereka menjebak kita! Ambil jalur lain"Ucap Suga terengah engah sembari menunjuk arah jalan sempit di pertigaan gang besar

"Kajja"Jawabnya singkat dilanjuti langkah kaki cepat mereka menuju gang yang dimaksud Suga sebelumnya
.
.
Drtt...Drtt...

Suara ponsel pria berkulit tan ini bergetar di dalam salah satu saku jaket kulitnya menandakan bahwa ada panggilan masuk disaat mereka berada di pertengahan perjalanan gang kecil

"Hoseok hyung, ponsel mu!"Ucap Suga sinis seakan risih dengan suara getaran tersebut

Pria berkulit tan itu ternyata bernama hoseok,dengan sesegera ia mengambil ponselnya tanpa menyahut perintah yoongi

"Segera ke markas" titah seseorang dalam telpon tersebut
"B-baik ketua"jawab hoseok dengan terbata bata
Pip.

Merasa sudah tau siapa yang menelpon hoseok,suga hanya memutar bola matanya malas

"Siapa?dia lagi?"

"Hm.. Kita harus ke markas"
Titah hoseok sembari mengajak Suga untuk menyusuri jalan sempit menuju suatu gang gelap dan kumuh,dimana itu adalah tempat yang dirasa aman untuk pemarkiran mobil jeep mereka sebelum melaksanakan misi.
.
.
.
.
.
.
"Maaf ketua,kami gagal, mereka lebih dulu mengetahui keberadaan kami" Ujar seorang laki laki paruh baya dengan menunduk hormat seraya meminta ampun beratus ratus kali..

"Tidak becus!" Begitu singkat jawaban sang ketua yang sudah mengangkat pistol nya dan..

"Anak buah seperti kalian perlu musnah"

Dor..

"Argh.. "

Dorr..

"Akhh"

Bruk..
.
.
Ceklek..

Lagi lagi suga dan hoseok merasakan aroma anyit yang menyapa hidung mereka ketika sudah kembali pada markas yang tak jauh dari tengah hutan.

Suga menyerngitkan hidungnya saat melangkahkan kaki melewati secercak darah segar yang berceceran menggenang lantai, tak jauh dari hadapannya ia melihat dua mayat terlentang dengan luka bekas tembakan yang baru saja mengenai perut mereka.

Sudah bukan hal pertama dalam kehidupan suga melihat kekejaman seperti ini. Ia rasa dirinya seperti robot,dikendalikan dan dimanfaatkan,tidak hanya antara hidup dan mati tapi antara dunia dan neraka.

Hoseok mendekati sang Ketua diikuti suga di belakang nya

"Maaf ketua, kami gagal membunuhnya,itu-itu karena su~"Ucapnya yang terbata bata pun terpotong

"Hm.. Aku paham"Dehemnya dengan menatap suga tajam

Suga merasa tidak peduli, tanpa rasa bersalah pun dia hanya menatap dinding dinding markas asal tidak menatap sang Ketua atau itu akan membuatnya mood nya semakin memburuk

"Hoseok kau pergilah dan suruh yang lain membereskan mereka"Ucap ketua dengan menuding dua mayat tersebut

"Baik Ketua"

"SUGGAAAA !!"

Belum sempat sang Ketua menepuk bahu suga tapi sudah ditepis lebih dahulu tangan tersebut olehnya

"Hftt... Nak...,kenapa kau sering melanggar perintah ayah? "

Suga hanya menampilkan smirk dengan menatap ayahnya sebal

"Bukankah melanggar itu lebih menantang ayah?" Ujar suga membuat sang ketua yang dipanggilnya ayah membungkam seribu bahasa

"Seperti yang ayah ajarkan padaku"

"Hm.. Ayah ingin kau yang akan menjadi penerus ayah, banyak dendam yang harus kau balaskan"

"Dendam? Aku tidak punya masalah dengan siapapun ayah saja yang menghasutku? Ya kan ayah?" Diselingi tawa kecil suga

'Akan kutunjukkan apa itu dendam jika waktunya sudah tepat' Batin Ketua
.
.
.
.
.
TBC




How Strong [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang