Author up lagi nih, ada yang nungguin gak
Yewon terpekik kala kedua kalinya dicekal dan ditarik hingga Suga mengukungnya Diatas tempat tidur. Kedua manik indahnya semkain berkaca-kaca. Bukan ini yang ia maksud dalam bercinta, apalagi sesuatu yang dilakukan atas dasar pemaksaan. Pikirnya ini adalah tindakan kekerasan.
Pikiran kacau balaunya itu mendadak terhenti bersama membekunya badan ketika dahi putih yang berkeringat menempel tepat di dahinya. Tatapan yang saling bertemu, hembusan nafas yang saling bertabrakan dan suasana dingin kamar menembus ke kulit pucat keduanya. Tak memikirkan apapun selain terpaku dengan wajah tampan di atasnya, itulah yang Yewon alami sekarang. Mata sipit itu memejam dan mengerut tak membuka sedikitpun. Bahkan gerakan mengancam pria diatasnya ini juga telah berhenti. Yewon tidak habis pikir, mengapa pria ini hanya diam mengukungnya sambil memejamkan mata. Dimana sifat kejamya tadi? Kalau seperti ini mana bisa ia takut? Ini sangat indah menurutnya, dapat melihat ketampanan bak pangeran sedekat ini.
Tak berlangsung lama, pria tampan ini membuka mata mendadak membuat Yewon kelabakan antara kaget dan takut secara tiba tiba. Yewon kembali bergetar, ia hanya bisa memejamkan mata, memalingkan muka sambil berdoa dalam hati agar ia bisa lepas dari jeratan pria ini.
Melihat reaksi gadis dibawahnya ini ketakutan hingga berpeluh keringat di dahinya, Suga menjadi sedikit risih. Entah mengapa ia tiba tiba berubah pikiran menjadi kasihan dan merasa bahwa dia telah melakukan dosa besar jika melanjutkannya. Biasanya ia tak setakut dan selemah ini dibanding harus menghabisi nyawa seseorang. Ia sempat terpesona dengan gadis mungil di bawahnya ini. Sedekat ini dan seintim ini, bukankah ini yang inginkan? Tapi ia memilih untuk beranjak dari kasur dan membenarkan pakaiannya. Sementara Yewon ia mendudukan dirinya dan memiringkan kepala kebingungan seperti kucing imut yang sedang memelas. Lantas Suga yang sempat melihatnya malah tercengang, ia merasa pipinya memerah. Tunggu, sepertinya ada yang salah. Suga tiba tiba saja mendadak diam saat melihat wajah Yewon begitu dekat. Suga sendiri kesal, ia merasa lemah dengan perasaanya, ia akui ini pertama kalinya ia merasa hati dan pikiran sangat campur aduk, ia telah jatuh cinta sejak memerhatikan Yewon di kampus Seulin. Disaat kesempatan seperti ini ia merasa hanya akan mendapat kepuasan bukanlah cinta yang sebenarnya. Itulah pikirnya.
"Kau pergi dari sini" Ucapnya tiba tiba tanpa menolehkan wajah pada Yewon.
Yewon tersentak. Ia pikir, si pria ini mudah berubah pikiran. Tapi inilah yang ia tunggu, dapat berlari dari jebakan pria tampan yang kurang ajar. Kaki kakinya menghantarkan ia keluar dari kamar tersebut.
--
"Arghh.. bodoh kenapa aku lepaskan. Kenapa? Kenapa dia imut sekali? Kenapa aku harus merasakan cinta? Brengsek !!!!!"
'Prangg...'
Vas-vas bertekstur dengan bunga bunga mekar yang menghias diatas nya kini sudah pecah berserakan di lantai akibat dilempar oleh Suga demi melampiaskan amarahnya. Suga frustasi, apapun yang ada didepannya ingin saja ia hantam sepuasnya jika ia tak meminum obat penenangnya segera.
----
Pagi yang cerah telah tiba. Tak ada yang tau akankah cerah sepanjang hari ataukah hanya sementara? Sama halnya dengan perasaan yang tak akan menentu di setiap masanya. Seperti yang dirasakan dua pemuda pemudi yang saling jatuh cinta dalam diam tanpa ingin menyadari yang sesungguhnya, memilih untuk merasa tidak terjadi apa apa dan menjauhi perasaan tersebut.
Mansion indah nan mewah bak istana ini tiba tiba saja ada suara bising bising asing yang memenuhi ruang tamu. Sadar akan hal itu, Suga yang tadi malam baru saja kembali dari hotel dan hanya beristirahat beberapa jam saat dini hari segera turun dari kamarnya menuju ruang tamu. Lagi lagi ia melihat ayahnya sang ketua Retnakles menodongkan pistolnya pada seorang pria berbadan tinggi, tampan namun berwajah arogan yang usianya tak jauh dengan ayahnya yang tak lain itu adalah paman Seungyoon yang merupakan anggota elit pangkat kedua organisasi Retnackles. Seharusnya mereka berdua saling berbicara dengan santai di atas sofa sambil ditemani bir dan makanan lezat tapi kini sebaliknya, mereka baru saja berdebat dan saling beradu argumen.
"Ayah, paman, kalian ada apa? Kenapa ayah mau menembaknya?" Tanya Suga tiba tiba dengan perlahan menengahi mereka.
"Tidak perlu membelanya nak, Seungyoon mencoba mengkhianati kita, dia dengan diam diam sudah mempunyai rencana sendiri dan sudah membunuh target yang sudah direncanakan tanpa berunding dengan kita dan yang lain. Apa kau tidak berfikir? Sedikit saja kau salah Retnackles bisa saja hancur?" Ucapnya menekan sambil menoleh ke arah Seungyoon.
Melihat Seungyoon yang terus mendongak karena pistol yang dipegang ayahnya tepat menodong di leher, tangan Suga terangkat untuk menghentikan tindakan ayahnya. Ia turunkan tangan ayahnya perlahan sambil berkata,
"Ayah, bicarakan ini baik-baik. Kau belum mendengarkan penjelasan paman Seungyoon kan? Aku yang lebih tau daripada ayah. Aku yang menyetujui rencana paman karena ayah terlalu sibuk akhir akhir ini. Paman Seongyoon akan menjelaskannya tapi ayah jangan bertindak konyol apalagi membunuhnya."
Dengan santai Suga meninggalkan mereka setelah membereskan kesalahpahaman yamg telah terjadi.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
How Strong [HIATUS]
RomansaPemboman terhadap pasangan suami istri pejabat anggota dewan negeri Korea Selatan menyebabkan mereka tewas dan meninggalkan anak laki lakinya yang diculik Ketua Mafia Retnackles sebagai anak asuh. Ketika Yoongi merasa dimanfaatkan ayahnya, ia hanya...