6.50 AM.
"Selamat datang di sekolah baru, Nadin." Mobil Bunda memasuki SMA Nusa Pertama. Terlihat wajah Nadin yang terpaksa berseri karena ia tak suka perpindahannya ke Jakarta.Bunda yang menyadari itu lantas berkata, "Jangan sedih sayang. Nadin nggak cantik ah,"
"Iya, bunda." Ucap Nadin kemudian ia mengambil tas hitamnya dari jok belakang.
"Sekolah yang benar ya! Nanti bunda jemput kok." Ujar bunda. Kemudian, anak semata wayangnya mencium tangan bunda dan turun dari mobilnya.
"Yaelah, gua harus adaptasi lagi dong." Gumam Nadin sambil berjalan memasuki gedung sekolah barunya dengan malas. Rute pertamanya adalah ruang kepala sekolah. Nadin berjalan sambil melihat-lihat suasana di sana. Hingga ia kehilangan fokus berjalannya.
BUG!
Tak sengaja Nadin menabrak seorang laki-laki berbadan bak atlet.
"Maaf, gua nggak sengaja." Kata Nadin kemudian ia menunduk.
"Kalo jalan yang bener dong." Kata laki-laki tersebut, kemudian ia pergi begitu saja.
Nadin melihat orang itu berjalan meninggalkannya. Nadin menghela napas dan melanjutkan pencariannya yaitu ruang kepala sekolah. Jika kalin bertanya kenapa Nadin tidak menanyakan hal ini kepada murid sana, karena ya, Nadin pemalu.
***
Nadin keluar dari ruang kepala sekolah, ia diantar oleh wali kelasnya, Bu Amina. Nadin berjalan di belakang Bu Amina. Langkah demi langkah ia gugup. Nadin berdoa semoga saja ada yang mau berteman dengan Nadin. Dan satu lagi, semoga saja Nadin bisa duduk di depan. Tak terasa, Nadin dan Bu Amina sampai di kelas XI IPS 1."Assalamu'alaikum anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru, silakan Nadin perkenalkan diri kamu." Bu Amina mempersilakan Nadin, lalu ia melangkah mundur sedikit.
"Selamat pagi, nama gua Nadin Almerina. Panggilannya Nadin. Gua pindahan dari Bandung alasan pindah karena ayah. Semoga gua bisa berteman sama kalian dengan baik. Salam kenal semua." Nadin kemudian menghela napas.
"Baiklah Nadin, silakan duduk di sebelah Arka." Bu Amina menunjuk ke bangku kosong sebelah laki-laki yang berkacamata.
Nadin mengangguk dan berjalan ke bangku yang dimaksud oleh Bu Amina. Laki-laki itu menyapa Nadin dengan senyuman manisnya. Nadin kemudian membalasnya lalu duduk di sebelah laki-laki tersebut.
"Gua Arka." Laki-laki yang bernama Arka itu menjulurkan tangannya. Nadin membalas jabatan tangannya.
"Eish Arka... modus aja." Ejek perempuan di belakang Nadin. Kemudian Nadin menoleh dan membalasnya dengan tawaan kecil.
"Hai! Gue Karin, salam kenal ya Nadin." Perempuan tadi bernama Karin memperkenalkan dirinya. Nadin membalasnya dengan senyuman.
Pelajaran pertama hari ini adalah sosiologi. Salah satu pelajaran favorit Nadin. Ia mengeluarkan buku catatan dan buku paket serta kacamata dari tasnya. Arka yang menyadari itu bertanya, "Minus atau silinder?"
"Minus." Jawab Nadin sambil mengelap lensa kacamatanya.
"Mau pindah ke depan?" Tanya Arka. Nadin menggeleng, "Gak perlu, ini udah cukup kelihatan kok."
"Beneran?" Tanya Arka lagi. Nadin mengangguk.
***
10.00 AM.
"Saya akhiri pelajaran hari ini. Terima kasih anak-anak." Bu Amina menutup buku ekonomi dan kemudian berjalan keluar kelas.Nadin melepas kacamatanya dan kembali meletakkannya di tempat kacamata. Arka menoleh ke arah Nadin, "Mau ke kantin nggak?"
"Nanti aja, hehe." Nadin tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Fiksi RemajaTentang Kita. Menceritakan seorang remaja perempuan bernama Nadin. Di mana ia harus pindah ke Jakarta karena perpindahan kerja ayahnya. Sekolah baru, teman baru, lingkungan baru, semua serba baru dan asing bagi Nadin di Jakarta. Baginya, Jakarta ada...