Bab 1

5 3 2
                                    

Namaku adalah Adolph Hitler dan aku pecandu narkoba. Sampai akhirnya aku menjadi pengedar. Awalnya aku adalah murid yang tergolong rajin. Tetapi karena narkoba kehidupan aku di sekolah maupun di rumah menjadi berubah 180 derajat.

Dulu sebelum aku menjadi pecandu aku tidak berpikir bahwa nantinya aku akan menjadi seseorang yang sangat memiliki ketergantungan dengan narkoba. Karena pada saat aku kecil aku sangat tidak suka dengan orang-orang di lingkungan sekitarku yang mengkonsumsi narkoba. Tetapi apa boleh buat sejak kecil aku hidup di lingkungan yang seakan-akan melegalkan perbuatan tersebut. Aku ditawarkan oleh teman-teman di sekolahku untuk mencoba narkoba. Awalnya aku menolak ajakan tersebut sampai aku diledeki teman aku dengan penakut dan lemah. Meski dari hari ke hari aku menolak ajakan tersebut teman-teman aku tidak berhenti untuk memberikan dan menawarkan hal tersebut kepadaku.

Sampai satu saat dimana aku mulai lelah dengan ajakan teman-teamnku tersebut dan akhirnya aku berpikir untuk mencobanya satu kali. Pada awalnya teman-temanku menertawakan aku karena tidak tahu cara memakai dan menggunakan alat tersebut. Lalu mereka memberi tahu cara untuk menggunakannya yaitu dengan disuntik. Karena hal tersebut aku tidak jadi untuk menggunakannya dengan alasan karena aku takut dengan jarum suntik. Merekapun menertawakanku lagi. Disaat itu aku merasa lega karena tidak jadi menggunakan obat-obatan terlarang tersebut. Tetapi temanku tidak berhenti untuk mengajakku seakan-akan ingin mencari korban baru untuk dijadikan boneka mereka. Keesokan harinya mereka membawakan lagi tetapi yang kali ini dalam bentuk pil untuk dimakan. Akupun menanyakan apa itu. Salah satu dari teman sekolahku menjawab itu adalah narkoba jenis LSD (Lysergic acid diethylamide). Sudahlah jangan banyak tanya cepat makan. Dengan demikian aku tidak ada alasan lagi untuk bisa lagi menolak ajakkan tersebut atau aku akan diledeki lagi. Tetapi sebelum aku mencobanya aku mengatakan kepada mereka aku tidak akan mengkonsumsinya lagi. Setelah aku mengkonsumsinya aku langsung merasakan halusinasi yang tinggi. Aku tidak lagi tahu dimana aku berada. Setelah aku kembali normal tanpa halusinasi akupun diberikan lagi untuk dibawa pulang ke rumah. Pada awalnya aku menolak tetapi mereka memaksa aku dan mengancam aku.

Pada saat aku kembali ke rumah rasa kecanduan akan narkoba tersebutpun mulai terasa. Akupun mengambil pil yang diberikan oleh temanku dan mencobanya lagi tanpa sepengetahuan orang tuaku. Lalu tubuhku seperti ada yang mengajak dan menarik untuk pergi ke tempat dimana teman-temanku nongkrong dan menkonsumsi narkoba. Meski awalanya temanku memberikannya dengan gratis tetapi sekarang mereka meminta bayaran. Mungkin karena ini mereka memaksaku untuk mengkonsumsi untuk mendapatkan keuntungan mereka sendiri. Sebelum aku membeli mereka berkata jaga rahasia jangan sampai guru-guru di sekolah ini tahu atau lu bakalan mati. Lama-kelamaan aku mulai kecanduan dengan narkoba. Tidak hanya narkoba dalam bentuk pil tetapi juga dalam bentuk isap dan dengan jarum suntik seperti ganja dan koakin. Entah mengapa aku menjadi tidak takut dengan jarum suntik. Mungkin karena aku kecanduan dan tidak bisa lepas maka apapun akan kulakukan.

Sampai pada suatu saat aku menyesal akan perbuatanku dan mencoba mengakui kesalahanku ke orang-orang yang aku percayai dapat membantuku dalam hal ini seperti orang tua dan guru di sekolahku. Tetapi disatu titik aku teringat dengan ancaman temanku dan menarik kembali niatku untuk mengakui kesalahanku.

Zona NyamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang