Hellau.
Balik lagi.
Hehehe.Jangan lupa tegur kalau aku nulis sesuatu yang mirip dengan cerita orang
***
"Dia peduli. Marah jika aku menyepelekan masalah kesehatan. Selalu mengingatkan untuk makan tepat waktu. Dan selalu menekankan untuk istirahat yang banyak.
Tapi, dia bukan siapa-siapa. Hanya sekadar satu orang asing yang bersikap peduli padaku tanpa adanya ikatan pasti."
***
"Kenapa masakanmu selalu enak?" tanya seorang lelaki dengan mulutnya yang penuh makanan pada seorang perempuan cantik yang sedang duduk di hadapannya.
Perempuan tersebut tertawa ringan karena aksi lelaki itu. "Pelan-pelan makannya. Nanti kau bisa tersedak," ujarnya lembut.
"Aku serius. Kau punya rahasia apa sehingga makananmu selalu enak seperti ini?"
Kim Rachel. Perempuan yang dipuji habis-habisan oleh atasannya itu menggeleng pelan. Senyumnya mengembang.
"Rahasianya adalah ketika aku memasak, aku selalu membayangkan wajah seseorang yang ingin aku buatkan makanan."
Lelaki itu berhenti mengunyah. Karena saat ini dirinya sedang menyantap makanan yang diberikan oleh perempuan itu padanya, apakah artinya gadis itu membayangkan wajahnya saat memasak makanan ini pagi tadi? Itu sebabnya rasanya enak?
"Apa kau ba--"
Brakkkk!
Seorang lelaki dengan setelan formalnya duduk tepat di samping Rachel dengan cara yang tidak masuk di akal gadis itu.
Memangnya harus meletakkan nampan makanan sekeras itu? Sampai-sampai bunyi meja yang bersentuhan dengan nampan besi terdengar nyaring.
"Untuk apa kau di sini? Bukannya kau tidak level untuk makan di kantin?" tanya lelaki yang duduk di hadapan Rachel santai.
"Apa begitu cara bicaramu pada orang yang lebih tinggi jabatannya dari dirimu, Tuan Byun Baekhyun?"
Lelaki berbadan mungil itu tersenyum manis. Tidak tersinggung sama sekali. Sebab, meskipun benar bahwa lelaki yang ada di samping Rachel itu adalah seseorang dengan jabatan yang paling tinggi di perusahaannya, tapi ketahuilah, umurnya lebih tua dari sang CEO. Jadi, yang seharusnya hormat itu siapa?
Selain itu, CEO dari tempatnya bekerja itu adalah,
"Kau itu kurang ajar sekali pada Hyung-mu, Sehun. Hanya karena aku tidak mau menjadi CEO di perusahaan ayahku dan memilih membantumu di sini, apakah aku berhak menerima perlakuan seperti itu darimu?"
"Kau hanya tua beberapa bulan dariku! Lagi pula, umur kita sama. Jadi, aku anggap itu setara."
"Ck, sombong sekali kau."
Rachel yang sedari tadi sibuk memakan makanannya hanya memilih diam dan mendengarkan perdebatan dua saudara itu dalam diamnya. Well, meskipun dirinya ingin ikut berdebat, tapi mulutnya tidak bisa bergerak. Terlalu takut jika gajinya diperpendek oleh bosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cassanova Boss (RSB Book 8)
Fanfiction"Bossku adalah penjahat wanita!" 14 September 2019.