Part 1

333 5 1
                                    

Part 1

Sejak pukul 7 pagi tadi seluruh siswa dan siswi sudah memenuhi kursi yang telah disiapkan di aula serba guna SMA Cahaya. Pak Agus sebagai salah satu guru di SMA Cahaya ini, sudah siap berdiri didepan pintu aula serba guna untuk menyambut para siswa dan siswi bersama orang tuanya masing-masing sambil memberikan gulungan kertas berwarna putih yang akan dibuka bersama-sama ditengah acara. Dari luar ruangan ini sudah terdengar suara siswa siswi yang berbincang dan tertawa bersama temannya masing-masing. Ini adalah acara pelepasan sekaligus pemberitahuan kelulusan SMA Cahaya tahun 2010.

Agnes mengedarkan pandangannya. Melalui kaca mobil yang terbuka setengah, dari jarak yang jauh Agnes dapat melihat siswi yang memakai kebaya dengan polesan makeup sedangkan siswa yang memakai setelan jas masuk kedalam gerbang SMA Cahaya. Senyum Agnes mengembang. Inilah yang ia tunggu-tunggu...Lulus SMA. Agnes yakin 100% kali ini hasil ujiannya bagus. Sambil terus mengedarkan pandangannya, Agnes menepuk nepuk bahu Mang Kosim-supir pribadi keluarganya--.

"Cepet Mang. Agnes ga sabar nih" ucap Agnes penuh semangat.

"Baik, Non" Jawab Mang Kosim dengan terus fokus melihat kedepan. Liana-Bundanya Agnes-hanya bisa menggelengkan kepala melihat sikap semangat anak sulungnya sambil menyunggingkan senyum. Mobil keluarga Agnes memasuki area SMA Cahaya. Dengan penuh semangat Agnes keluar dari mobil, menggangkat rok songketnya selutut dan berlari menuju ruang serba guna SMA Cahaya yang berada dilantai 2 gedung 2 SMA Cahaya. Saking semangatnya, bahkan Agnes lupa mengganti sepatu converse yang dia gunakan dari rumah dengan higheels yang ia bawa. Liana tidak habis pikir melihat kelakuan anaknya, susah payah ia menyewa orang dari salon untuk mendandani anaknya tapi setelah sampai disekolah Agnes justru berlari. Bisa-bisa luntur semua makeup diwajah Agnes.

Liana terus berteriak-teriak memanggil anaknya untuk kembali kedalam mobil, tapi tidak sedikit pun Agnes menoleh kearahnya. Jadilah Liana ikut berlarian mengejar Agnes yang diikuti Mang Kosim sambil menenteng Higheels yang tertinggal di mobil.

Huftt...huftt....huftt...

Agnes mengatur nafasnya setelah sampai dilantai 2. Jarak antara tempat parkir dan gedung 2 ini lumayan melelahkan ditambah harus menaiki tangga untuk menuju ruang serba guna, sangat sangat melelahkan. Walaupun lelah, senyum Agnes masih terukir diwajahnya. Banyak siswa dan siswi yang melewati Agnes yang masih dengan tangan bertumpu pada lutut dan mengatur nafasnya, sambil terus melangkah menuju ruang serba guna, semua orang terus memerhatikan Agnes dari atas sampai bawah dengan tatapan...aneh.

"Mana ada Princess pake sepatu converse" ejek seseorang dari belakang. Agnes menoleh kearah suara, tanpa harus menoleh pun Agnes sudah hafal betul siapa pemilik suara itu. Julio. Musuh bebuyutan Agnes sejak dulu. Sialnya mereka selalu sekelas dan double sialnya lagi rumah mereka bersebelahan. Setelah Agnes menoleh kearah Julio, Julio terbelalak kaget melihat seseorang didepannya. Sebenarnya kata 'princess' hanya sebuah ejekan saja untuk seorang Agnes. Tapi ternyata Agnes lebih dari seorang princess hari ini. Julio masing menganga melihat seseorang yang ada di hadapannya saat ini, Agnes yang ia kenal tomboy, hiperaktif, songong, ga pernah dandan, baju yang dipakai ga jauh-jauh dari kaos kebesaran dan celana levis, jutek, tapi pinter ini berubah menjadi princess. Dengan kebaya warna putih, kain songket berwarna merah dan polesan makeup tipis membuat Agnes terlihat manis ditambah rambutnya yang digulung rapih membuat Agnes terlihat lebih dewasa. Julio langsung tersadar, dan langsung menyembunyikan kekagumannya dengan mengangkat dagu tinggi-tinggi.

Senyum yang terlukis diwajah seketika hilang setelah Agnes melihat kearah kakinya.

Sial. Refleks Agnes menepuk jidatnya. Jadi gara-gara sepatu converse ini semua anak melihat gue dengan tatapan aneh? Pikir Agnes. Malu. Ini sih namanya malu kuadrat! Runtuk Agnes dalam hati. Melihat Julio yang sudah mengangkat dagunya tinggi-tinggi sambil tersenyum mengejek kepada Angnes membuat Agnes segera menutupi rasa malu nya didepan Julio dengan berkacak pinggang dan ikut mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

Fairy AgnesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang