MY GOOD SCHOOL

14 2 1
                                    

Happy reading yah guys '~'.

"Dasar manusia nngak berguna! Kenapa lo masih mau hidup didunia ini? Nngak ada yang ngebutuhin lo! Manusia pelacur! Ups sorry gue lupa kalau lo bukan manusia tapi binatang!!!" Ucap salah satu gadis sembari menarik rambutku.

Entah apa kesalahanku namun selalu saja seperti ini setiap hari.

Kelima orang yang saat ini berada dihadapanku selalu menyiksaku, seandainya aku bisa membalas mereka tapi aku tahu semakin aku membalas maka penyiksaan terhadapku juga semakin keras.

Oh yah, sebelumnya perkenalkan namaku Shila Amanda Brily Wijayanti, cukup panjang ya? Tapi begitulah adanya. Tak ada yang bisa dibanggakan dari diriku, semuanya biasa saja mungkin lebih buruk. Aku hanyalah gadis aneh yang sering dijauhi orang-orang. Rambutku yang pendek dipotong tak rata semakin menambah penampilanku yang aneh dan mau tau apa yang kubenci? Ialah perpisahan.

Aku yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil didunia ini, kadang sering bertanya mengapa tuhan menciptakanku jika hanya untuk menjadi permainan mereka saja? Kenapa sikap mereka padaku begitu jahat? Tak seorangpun yang menganggapku sebagai manusia, ntah makhluk apa aku ini dipikiran mereka.

Kali ini aku melangkahkan kakiku, menguatkan seluruh tubuhku untuk berjalan ketoilet membersihkan semua sisa makanan dan minuman yang ditumpahkan oleh kelima gadis tadi diseragamku, namun mereka tetapku anggap teman, walaupun aku sering mendapat perlakuan tidak senonoh.

Zira, Belinda, Chaca, Kaina dan Xian adalah setiap nama daripara gadis yang menyiksaku tadi, mereka adalah anak dari orang-orang yang berada.

Aku memasuki toilet wanita disekolah ini. Toilet ini begitu sepi tak seperti biasanya yang dipenuhi para siswi yang sekedar menata rambut ataupun memakai make-up, tapi tetap ku lanjutkan langkahku karena beberapa tangkai mie yang berada dikepalaku sudah mulai menyatu dengan rambutku.

Byuuurr...
Air dari keran itu mulai keluar dan langsung kutampung ditanganku lalu menyiraminya diseragam serta kepalaku.

Penampilanku saat ini begitu acak-acakan apalagi dengan dipertegas oleh seragamku yang basah, ntah apa aku berani untuk masuk ke kelas dengan keadaan seperti ini .

"Bluukkk..."
Pintu toilet itu tertutup.

"Hahaha lo lebih cocok disitu sesuai dengan habitat lo yang kotor!" Ucap seorang gadis dari balik pintu tersebut dengan suaranya yang begitu ku kenali. Yah dia adalah Belinda salah satu gadis yang tadi menyiksaku.

"please bukain pintunya...bentar lagi jam pelajaran dimulai" Teriakku berharap mereka mau membukanya walaupun ku tahu itu tak ada gunanya.

"Lo mau keluar? Boleh sih tapi..."

"Tapi apa?" Teriak ku memotong perkataannya.

"Lo harus jilatin dulu lantai toilet ini!!!" Ucap Belinda sembari membuka pintu ini.

Melihat pintu itu terbuka aku langsung berlari keluar namun dihadang oleh tubuh Zara dan Kaina yang begitu tinggi.

"Ett..mau kemana lo? Kerjain dulu apa yang kita suruh tadi" Ucap Belinda dengan mendorong bahuku.

"Please jangan buat gue kayak gini...please..." Ucapku tapi tak didengar oleh mereka.

Mereka malah lebih mendorong kepalaku dan mendekatkan wajahku dilantai toilet.

"Jilatin cepet!" Ucap Belinda yang semakin kuat mendorong kepalaku namun aku tetap mencoba agar tidak menyentuh lantai itu.

Mereka semakin  memaksaku dan semakin menendang bagian tubuhku yang lain, namun ada satu tendangan yang begitu kuat kurasakan yang berasal dari Chaca, ingin sekali rasanya aku membalas tapi tak bisa.

Dorongan tangan mereka dikepalaku semakin kuat sehingga wajahku saat ini tepat menempel dipermukaan lantai.

"Yang ditempelin dilantai itu bibir bukan wajah ! Emang susah yah ngajarin binatang. Cepet jilat lantainya!!"Ucap Chaca yang semakin kuat menendang pinggangku.

Agar perlakuan mereka ini berhenti, dengan beberapa butiran bening yang berlomba keluar dari mataku, ku kuatkan batinku dan menjilati lantai toilet itu.

"Hahahaha"Gelak tawa mereka begitu nyaring memasuki gendang telingaku.

"Kenapa kalian setega ini?"Ucapku disela-sela tangisanku.

Pertanyaanku tak digubris sama sekali oleh mereka yang langsung pergi keluar dari toilet ini.

Setelah kepergian mereka, aku memuaskan diriku, meluapkan kekesalanku dengan menangis dan memaki-maki diriku sendiri.

Beberapa menit telah berlalu akupun berdiri merapihkan bajuku dan tatanan rambutku, aku mempertegas langkahku untuk keluar dari toilet ini namun ketika tanganku mendorong pintu itu terasa begitu keras, apakah sebelum mereka keluar, mereka mengunci pintu ini?.

Tuhan kapan ini berhenti? Kemana kau yang katanya adil?.

Oke guys
Bagus nggak?? Jelek ya??
Kalau suka silakan divote😊
tapi klo ada yang mau dicomment juga boleh 😄

Who Is Human Now!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang