Happy reading...
"Oh tuhan sekali lagi kau membuatku berada dikeadaan seperti ini" Ucapku dengan menatap kelangit- langit toilet ini.
Aku menggedor- gedor pintu toilet ini dan beberapa kali berteriak meminta tolong namun tak seorangpun yang mendengar.
"Buka...Jangan buat gue kayak gini.." Ucapku yang sudah dalam keadaan tersungkur dilantai.
"Kamu kenapa?"
Suara itu terdengar dari balik pintu toilet nomor 3. Rupanya itu adalah seorang gadis yang sering kulihat berdiri dibelakang Pak Yoga.Oh yah sebelumnya aku mau minta maaf dulu ke kalian karena belum memberi tahu kalian bahwa aku adalah seorang indigo dan perlu diketahui bahwa gadis itu bukan sepenuhnya gadis biasa tapi adalah seorang arwah penasaran yang gentayangan karena masih mempunyai masalah yang belum ia selesaikan.
Gadis itu selalu terlihat dengan seragam anak SMA sekolah ini, hanya bedanya lambang sekolah yang berada dibahunya sedikit berbeda, ntahlah dia angkatan tahun berapa tapi satu yang pasti Pak Yoga pasti ada hubungan dengan gadis ini, ntahlah apa itu, aku malas mengurusi masalah orang lain.
"Kamu siapa?" Ucapku sembari mendekatinya.
"Bukan siapa-siapa, apa kamu mau keluar dari toilet ini ?"
"Tentu, apa kamu bisa membantuku?"
"Hmm... mungkin, tapi ada syaratnya" Ucapnya memberikan sorot tajam padaku.
"Apapun akanku berikan agar aku bisa keluar dari toilet ini"
"Hmm... apapun? Oke saya akan mendatangimu saat aku butuh bantuan"
"iy...iya" Ucapku tanpa berfikir apa yang selanjutnya akan terjadi dalam hidupku nanti.
Bruaakkk...
Pintu itu terbuka dan aku langsung keluar dari toilet itu."Kamu mau saya melakukan apa?" Ucapku dengan menatap kearah belakang namun gadis itu rupanya sudah pergi.
Aku menaikan kedua pundakku seolah berkata ya sudah, dan pergi meninggalkan toilet itu.
Langkah ku tepat terhenti didepan kelas yang membuat semua penghuni dalam kelas itu yang tadinya ribut langsung terdiam dan menatap kearahku. Semuanya menatapku dengan tatapan itu lagi. Sekali sajalah aku berharap jangan menatapku seperti itu, aku juga ingin diberikan tatapan hangat seperti orang lain.
"Eh... Sih pelacur tukang jilat toilet udah dateng nih!" Sorak salah seorang murid pria yang berada dibarisan kursi belakang.
"Jadi mereka membeberkan masalah ini keseisi kelas yah?" Ucapku pelan yang hanya bisa didengar oleh diriku sendiri.
Aku berjalan pelan berusaha tak mendengar hinaan dari mereka dan menuju ketempat duduk ku.
Baru saja aku mau mendaratkan bokongku ke kursi itu tiba-tiba seseorang langsung menarik kursiku membuat aku terjatuh dengan keadaan konyol yang menghasilkan tawa bagi mereka semua.
Aku tertunduk malu, kapan pembully-an terhadapku ini akan selesai.
"kamu nngak apa-apa" Ucap seorang pria sambil menjulurkan tangannya.
Tapi kenapa sikapnya begitu berbeda dari sebelumnya, apa dia sudah insyaf pikirku yang langsung membalas uluran tangannya. Namun sekali lagi aku salah.
Pria yang bernama Kyuri itu ada bukan untuk membantuku, setelah telapak tanganku bertemu dengan telapak tangannya, dia bukan membantuku berdiri melainkan mempelintir tanganku, semua tulangku terasa remuk.
"Auh... ampun Kyu... le..lepasin...auh Kyu sakit" Ucapku yang sudah merasa kesakitan, namun tak dihiraukan olehnya.
"Lemah banget sih lo!" Ucap Kyuri yang semakin memperkuat cengkraman tangannya.
"Kyu SETAN!!! Bapak lo gay!" Kata itu refleks keluar dari mulutku yang membuat Kyuri semakin memperkuat tangannya mempelintir ku.
"ah...auuuhhh..." Aku semakin kesakitan.
Kyuri sudah melepaskan genggamannya ditanganku. Ku pikir dia sudah mau berhenti ternyata tidak dia malah mengambil sebuah kursi dan melayangkan kursi itu tepat dipunggungku berulang-ulang kali. Sangat sakit yang kurasakan saat itu.
"Jangan pernah ngomong apapun tentang ayah gue! Bangsat lo!" Ucap Kyuri yang semakin membabi buta memukuli ku dengan kursi itu dan untuk yang terakhir. Tempat sandaran kursi itu dilayangkan tepat diwajahku .
Pandanganku mulai buram dan seketika semuanya gelap.
¤¤¤
Sudah beberapa menit terlewat dan aku mulai sadar. Perlahan aku membuka mataku walaupun pandanganku masih buram terlihat seorang pria menatap tajam, yah dia bukan Kyuri melainkan Devin.
Aku mulai mencoba berdiri dari lantai itu rupanya sejak tadi aku pingsan tak ada yang membawaku keruang UKS. Aku dibiarkan tergeletak dilantai kelas itu yang begitu dingin.
"Kau kenapa?" Ucap Devin dengan kerutan didahinya.
Aku tak mau menggubris pertanyaannya karena aku tahu apa yang akan terjadi. Aku berjalan keluar dari kelas itu.
"Bolos"
Kata itu terlintas dipikiranku. Aku tak akan masuk jam pelajaran untuk kali ini, lagi...suka nggak part ini?
Kasian yah Shila😢
¤
Buat para pembaca jangan suka menghakimi orang yah apalagi hanya karena denger cerita dari orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is Human Now!!!
Mystery / ThrillerKetika semua orang atau haruskah ku sebut IBLIS agar lebih tepat?. Semua menganggapku bukan manusia, jadi kata apa yang tepat untuk mencerminkan diriku ini? Apakah pembully-an terhadap sesama? Atau penyiksaan tanpa ampun? Atau perlukah aku tertawa d...