8. Malam Pertama

18.5K 662 7
                                    

Selamat Membaca. Semoga readers suka.


—————————————

Malam ini Gianetta tengah duduk didekat jendela besar yang ada dikamarnya. Kamarnya di kerajaan Tsarka! Karena sejak mereka resmi menikah, Gianetta diharuskan ikut dengan Rhaegar yang mana telah menjadi suaminya. Yang dapat dilakukannya sepanjang hari ini hanyalah menangis, termenung, dan kembali menangis.

Ia memandang bulan purnama yang terlihat terang malam ini. Ia teringat akan ramalan seorang wanita tua beberapa hari lalu.

Enam hari yang lalu Gianetta dan Adena pergi ke pasar kota untuk mencoba permainan yang ada disana dan sekedar berjalan-jalan. Ah, ia jadi merindukan Adena, sahabatnya yang selalu menemaninya.

Saat sedang ingin pergi ketempat memanah, tak sengaja Adena melihat seorang wanita tua yang selalu melihat Gianetta. Awalnya ia tidak menghiraukannya, namun karena semua kegiatan mereka selalu diperhatikan oleh wanita tua itu, ia menjadi sedikit takut karena tatapan wanita tua itu yang menyeramkan menurutnya. Akhirnya Adena mengatakan hal yang mengganjal hatinya kepada Gianetta. Gianetta pun mengikuti arah tatapan Adena dan benar ia melihat wanita tua itu sedang menatap mereka.

Setelah pertengkaran kecil, akhirnya mereka memberanikan diri mendekati wanita itu.

"Maaf nyonya, saya melihat Anda selalu melihat teman saya Putri Gianetta. Anda tahu kan siapa dia ? Apa ada yang salah dengannya?" ucap adena hati-hati.

Adena dan Gianetta saling menatap satu sama lain, bingung karena wanita itu hanya diam.

"Nyonya?" tanya Adena lagi.

Setelah lama terdiam, akhirnya wanita tua itu berbicara.

"Ya, aku mengenalnya, sangat mengenalnya. Dia adalah Putri Gianetta putri dari Raja Sameer. Kau adalah pelayannya bukan?. Aku hanya menerawang nasib dan takdirnya saja." ujar wanita tua itu.

"Memangnya ada apa? Kenapa Anda menatap saya seperti itu?" tanya Gianetta

"Kau ingin tahu, tuan putri?"

Gianetta mengangguk sebagai jawaban.

"Duduklah." ujar wanita tua itu.

Adena dan Gianetta pun duduk karena sedari tadi mereka hanya berjongkok karena tempat wanita tua itu hanya beralaskan karpet saja.

"Apakah kau bisa memperlihatkan telapak tanganmu padaku tuan putri?"

Gianetta mengganguk dan memperlihatkan telapak tangannya pada wanita itu. Wanita tua itu meraba garis tangannya seraya memejamkan mata, kemudian beralih menatap matanya.

"Aku melihat nasibmu, tuan putri. Tidak lama lagi perang besar akan terjadi. Kerajaan Rhys akan kalah dalam perang itu dan Kau akan menikah dengan seorang Kaisar besar, kaisar yang selalu ditakuti semua orang karena kekejamannya. Apapun yang terjadi kau tetap akan menikah dengannya. Dia adalah takdirmu. Namun aku iba kepadamu putri. Setelah itu kau akan mendapat siksaan. Aku bisa melihat penderitaanmu dikepalaku putri."

"Siapa kaisar yang kau maksud?" tanya Gianetta.

"Nanti Kau akan tahu putri."

My Partner Is A King Of Darkness [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang