2. Mengubah Rencana

20.5K 897 2
                                    

Sosok yang begitu ditakuti dihampir seluruh negeri itu sedang berjalan dengan langkah tegas kearah mimbar pertemuan diikuti oleh para prajurit dibelakangnya. Semua orang yang ada di ruang rapat tersebut langsung berdiri sebagai tanda penghormatan, mengetahui sang Kaisar sudah memasuki ruangan.

Para Menteri, Panglima dan orang-orang Kerajaan berkumpul disana. Sang Kaisar Rhaegar duduk disinggasana, kursi kebesarannya. Serta Panglima kepercayaannya Thorn dan Layer duduk paling depan disebelah kirinya dan diikuti oleh para menteri disebelah kiri dan kanannya.

Kaisar Rhaegar memberikan isyarat agar mereka semua duduk seperti semula.

"Disini, aku sebagai Kaisar Rhaegar ingin menyampaikan keputusanku kepada kalian semua". Ujarnya tegas dengan suara lantang memulai pembicaraan.

Semua orang yang ada disana mengerutkan kening, bingung dengan perkataan Kaisar mereka. Keputusan ?? Sebelumnya Kaisar mereka ini belum mendiskusikan apapun. Kebingungan mereka bertambah saat sang Kaisar memerintahkan Juru tulis kerjaan menuliskan apa yang dia ucapkan dan memberikan stempel kerajaan diakhir pesannya.

"Aku Kaisar Rhaegar, memberikan penawaran kepada Raja Sameer untuk melakukan perdamaian dan kerja sama, dengan memberikan pernyataan bahwa kerajaan Rhys berada dibawah pemerintahanku, Kaisar Rhaegar. Peperangan akan terjadi jika Raja Sameer menolak penawaranku. Jika dalam perang tersebut Raja Sameer kalah, maka Kerajaan Rhys akan menjadi wilayahku dan Aku Kaisar Rhaegar___ akan menikahi Putri Raja Sameer, Putri Gianetta."

Semua orang yang ada disana terkejut bukan main, termasuk Panglima Thorn dan Layer. Perdamaian ? Kerja sama ? Perang ? Putri Gianetta ?? Semua itu adalah pertanyaan besar yang ada dalam benak semua orang saat itu.

Suasana menjadi ricuh, semua orang saling bertanya akan keputusan ini. Kaisar Rhaegar yang mengetahui hal itu tidak berniat memperjelas keputusannya, sampai salah satu Menteri sekaligus Penasehat tertua kerajaan menanyakan hal yang mengganjal dihatinya.

"Ampun Yang Mulia. Tetapi, mengapa Yang Mulia secara mendadak mengambil keputusan ini ?" Tanyanya seraya membungkukkan sedikit kepalanya sebagai tanda hormatnya.

"Ini bukan mendadak Menteri Mahathir. Aku sudah memikirkan ini jauh hari." Tegasnya.

"Aku Kaisar Rhaegar ingin menguasai wilayah kerajaan Rhys. Kali ini aku tidak ingin berperang dengan memberikan dia penawaran. Jika dia menolak maka peperangan tidak dapat dielak." Ujarnya lantang

"Ampun Yang Mulia. Tetapi, mengapa Yang Mulia ingin menikahi Putri Gianetta?" Menteri sekaligus Penasehat kerajaan yang sudah tua namun masih tetap kuat itu kembali bertanya.

Saat pertanyaan itu terlontar, Kaisar Rhaegar menampilkan senyum miringnya, membuat semua orang yang ada disana bergidik ngeri.

"Apakah kalian tidak ingin memiliki Ratu ??"

Semua orang yang ada disana diam seribu bahasa. Tidak berani dan tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Namun, karena tidak menanggapi perkataan sang Kaisar adalah perilaku yang tidak sopan, maka Menteri Mahathir yang merasa telah memulai pembahasan mengenai Putri Gianetta ini menjawab pertanyaan sang Kaisar.

"Ampun Yang Mulia. Kami selalu setuju atas keputusan Yang Mulia Kaisar."

Sejenak suasana menjadi hening, sampai Kaisar Rhaegar berkata.
"Aku ingin pesan ini sampai di Kerajaan Rhys. Pastikan Raja Sameer mendengarnya. Besok aku ingin mendengar keputusannya."

Setelah mengatakan itu, Kaisar Rhaegar meninggalkan ruang rapat tersebut, dan semua orang yang ada disana kembali berdiri dan memberikan penghormatan.

* * * * *

Diruangan yang sama dimana malam itu mereka merencanakan strategi penyerangan, dimana hanya orang tertentu yang dapat memasukinya.

"Ampun Yang Mulia. Tetapi, mengapa Yang Mulia mengambil keputusan itu ?? Ini tidak seperti rencana awal kita Yang Mulia." Ujar Layer pada sang Kaisar yang sedari tadi hanya duduk diam dikursi kerjanya.

"......"

"Aku sungguh tidak mengerti Yang Mulia." Thorn menyahuti perkataan Layer.

"Aku sudah katakan bahwa aku ingin menguasai kerajaan itu. Kalian tahu kerajaan itu sangat damai dan penduduknya yang pekerja keras." Ujar Kaisar itu santai namun tegas.

"Bukan itu Yang Mulia. Yang menjadi pertanyaan besar bagiku, mengapa Yang Mulia ingin menikahi Putri Gianetta ??" Pertanyaan yang Thorn lontarkan lagi-lagi membuat Rhaegar tersenyum miring ditambah tatapan matanya yang tajam, sukses membuat Thorn dan Layer merinding. Siapa yang tidak akan takut dengan penguasa kegelapan ??

"Apa itu begitu penting bagi kalian ??" Suasana dalam ruangan itu berubah menjadi lebih mencekam.

"Ampun Yang Mulia. Namun sebagai Panglima kepercayaan Yang Mulia, kami ingin membantu Yang Mulia melancarkan rencana." Ujar Thorn. Sebenarnya dia jadi takut dan ragu melihat perubahan sikap Rhaegar, tetapi segera dia tepis.

Rhaegar menatap kedua Panglima itu bergantian sebelum berkata.

"Aku sengaja akan menikahinya karena dia akan menjadi alat. Dia adalah alat yang bagus." Rhaegar terkekeh dan kemudian menyeringai. Mengerikan!!

Kedua Panglima itu mengerutkan kening, tidak mengerti maksud perkataan sang Kaisar.

"Akan kujadikan dia alat agar Raja Sameer tunduk padaku. Dengan dia menikah denganku, maka otomatis kerajaan Rhys akan terikat denganku."

"Sekarang kami mengerti Yang Mulia. Kami akan selalu ada untuk Yang Mulia."

My Partner Is A King Of Darkness [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang