03

9.2K 566 397
                                    

◎◎◎◎◎◎◎◎♡♡♡♡◎◎◎◎◎◎
2 pemuda yg memiliki ikatan berlandaskan persaudaraan, seayah dan seibu itu berdiri memandang gedung luas. Gedung yg kokoh terkesan sangar itu adalah MABES TNI. Mereka berjalan menyusuri loby kantor itu, tak banyak yg tau tentang mereka karena masih terbilang baru. Danish menghampiri meja resepsionis, yg terdiri dari 4 prajurit berpangkat praka.

" Maaf om.... ijin, mau bertanya ruangan Marsekal Dhuha Haidan Ruzain dimana ya..." Danish

" kalian ini siapa dek, ada keperluan apa dengan beliau " praka wira

" ohhh kita ini anaknya om, perlunya mau ketemu sama papa om" Danish

Mereka berempat memperhatikan 2 anak yg mencurigakan ini. Yg satu keliatan gak bisa diem, murah senyum dan banyak omong, dan yg satu diem aja bahkan mukanya datar.

" jangan ngarang kalian, kalau mau bohong cari tempat dek" praka soni

" ya.... elah om, coba peratiin muka saya yg ganteng ini titisannya papa, ini abang saya aduhhh udah kayak kembarannya papa cuma beda 28 tahun doang hehehe....( danis udah mulai ngelantur dan rayhan cuma menghela nafas). Si om masi gak percaya ( 4 prajurit menggeleng sangar), ok.... kita tes DNA aja untuk memastikan, kalok kita ini adalah bagian dari salah satu, dari seribu kecebongnya papa yg kuat, nihh kalok kata guru biologi saya om...." Danish

" jangan aneh2 kamu.... ngomong aja gak bener, gimana kita mau percaya, keliatan banget kriminalnya" praka yanto

" astagfirullah halazim om.... jangan Souzon, kalok kata pak mail guru agama saya... itu gak boleh dosa om, tampang ganteng tingkat 7 lapisan bumi gini dibilang kriminal, saya itu cinta tanah air, bagi saya NKRI itu harga mati" Danish

Danis benar2 ngelantur tahap akut, pembahasannya udah jauh sampai antartika. Si om2 disana ampek pening sendiri ngadepin Danish, yg sudah buka seminar biology, agama islam dan cinta tanah air. Sementara Rayhan tanpa kata mendengarkan dengan terpaksa, frustasi, kesel, dan pingin nabok adeknya yg sableng ini. Ijin masih alot untuk diberikan membuat Rayhan emosi, yg sudah pasti gak keliatan karena Rayhan itu yahhhh begitulah....

" Danish bisa diem gak" Rayhan dengan suara dinginnya

Danish langsung kicep dan membuat om2 itu heran seketika karena suasana tiba sunyi.
Dia mengambil HPnya dan menyerahkan HPnya yg terpampang, foto keluarga ada Rasy, Dhuha, riza dan mereka berdua.

" ini buktinya om, jadi dimana ruangan papa" Rayhan

Salah satu dari mereka langsung mengantarkan 2 anak komandannya itu.

," ini ruangan komandan, masuk aja dek" praka dwi

" oh.... iya... om makasi dehhhh udah dianterin" Danish gaya sok asik

" makasi om.." Rayhan

" ya.... udah om tinggal dulu, tar kalok perlu apa2 panggil aja" praka dwi

" asiappp om, santai aja...." Danish

Praka dwi cuma terkekeh melihat 2 saudara yg sangat berbeda karakter itu. Danish menatap rayhan memberi kode untuk masuk, namun rayhan mencekal lengan Danish ketika ingin mengetuk pintu besar itu. Danish yg paham kondisi abangnya, cuma tersenyum menguatkan abangnya dan disambut senyuman hangat seorang rayhan. Danish mengetuk pintu itu dan suara papanya yg berasal dari kotak suara yg tergantung dekat pintu.

" masuk...." Dhuha

Disana Dhuha tengah sibuk dengan berkas2 entahlah..... 2 anak itu tak paham. Sangking fokusnya sampai2 Dhuha tidak menyadari siapa yg datang. Malahan dikira anggotanya, yg mengantarkan berkas untuk dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE ALFATIH BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang