Mon Amour - A wound

218 22 16
                                    

HAAAIIII Selamat malam senin, getol banget ya aku update cerita .. wkwk, sebenernya ini part udah aku tulis dari zaman kapan, tapi belum selesai. 

Okelah.. selamat membaca yaa sayang sayangku, semoga kalian suka :)

Jangan lupa Vote dan Comment nya yaaa :)

Ify melangkahkan kakinya menyusuri koridor jurusan bisnis manajemen, ada yang berbeda kali ini, tak ada seseorang yang berjalan disampingnya seperti hari hari kemarin, jujur Ify merasa aneh dengan awal hari tanpa Rio, memang 2 tahun bukanlah waktu sebentar untuk menjalin hubungan, Rio sudah seperti kebiasaannya, semuanya selalu bersama Rio, seakan ia candu pada lelaki itu, seakan jika tanpa Rio hidupnya tak lengkap.

"Huft" Desah Ify setelah duduk pada salah satu kursi dikelasnya, mengeluh karena lagi – lagi bayangan Rio muncul dikepalanya, mengusik jiwanya yang sudah sedikit tenang dan merelakan lelaki itu, namun itulah namanya Cinta , begitu nakal untuk dihapuskan.

"Hai Fy !" Sapa Aldrin yang tak Ify sadari kehadirannya, Ify menolehkan wajah pada lelaki yang kini tengah memamerkan senyuman ramah yang sebenarnya sangat dipuja oleh para kaum hawa di jurusan bisnis manajemen. Aldrin, lelaki itu adalah satu dari teman lelakinya, dan sudah menjadi rahasia umum jika Aldrin begitu gigih mengejar Ify sekalipun perempuan itu telah menjalin kasih dengan Rio.

"Hai Al" Balas Ify disertai senyuman yang tak kalah ramahnya.

"Ehmm... ko kamu ga diantar Rio ?" Tanya Aldrin yang mencoba menyerukan rasa penasarannya, yaa.. Rio dan Ify sudah seperti amplop dan prangko, datang, makan, pulang selalu bersama, sangat menegaskan bahwa Rio milik Ify dan Ify milik Rio.

Ify tersenyum getir, mengapa mendengar nama Rio saja sudah membuat hati Ify merasa cukup sesak seperti ini, apa harus sebegitu kuat pengaruh Rio pada hidupnya?

"Ehmm..." Ify mencoba mengalihkan pandangannya dari Aldrin, mencoba kuat untuk mengatakan bahwa hubungannya dengan Rio sudah kandas kemarin sore, tepat saat hujan pertama tahun ini mengguyur kota Jakarta.

"Kenapa Fy ?" Tanya Aldrin yang semakin penasaran setelah menangkap raut wajah Ify yang menjelaskan sesuatu yang berbeda, biasanya perempuan itu akan berbunga mendengar nama Rio, si pangeran es milik jurusan bisnis manajemen.

"Kita.. putus, Al" Jawab Ify yang akhirnya dapat meloloskan kalimat yang tersendat ditenggorokannya.

Aldrin menatap wajah Ify dengan raut wajah tak percaya, seakan Ify hanya membual saja.

"Are you sure Ify ?" Tanya Aldrin lagi yang kali yang mencari kebenaran dari pernyataan Ify yang terdiri dari 2 kata namun cukup membuatnya menganga lebar.

Ify hanya menganggukan kepalanya pelan untuk menjawab keraguan dari Aldrin, dan itu cukup untuk membuat Aldrin percaya, karena sekarang ia dapat menangkap dengan jelas perubahan yang terjadi pada Ify, perempuan itu terlihat sedih, yaa.. siapa yang takkan sedih jika harus menerima kenyataan bahwa hubungan yang dijalani selama 2 tahun itu kandas ?

"Aku tak tahu harus ikut sedih atau bahagia" Tanggap Aldrin yang sontak mendapat tatapan tajam dari Ify.

"Sorry Fy, tapi jujur moment ini begitu aku nantikan , akhirnya aku ada kesempatan juga untuk menjadikanmu pacarku" Ucap Aldrin lagi disertai kekehan kecilnya, dan itu membuat Ify memutar bola matanya, haa.. Aldrin tetaplah Aldrin, lelaki yang mengejarnya sejak mereka bertemu pertama kali.

"Aku belum berfikir untuk punya pacar lagi, Al" Balas Ify yang malah membuat Aldrin tersenyum lebar.

"Haa.. aku percaya dengan kalimat jangan menyerah sebelum mencoba Fy, aku akan membuatmu menjadi pacarku, entah besok, besoknya lagi, atau kapanpun itu"

Mon AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang