Ketika memilihmu adalah kesalahan
Maka, meninggalkanmu dan
Mencari yang lain adalah
Kebenaran
-Danial"Letta lo kok udah gak pernah barengan sama Danial lagi sih kenapa? Kalian berantem?" tanya Naura sembari meminum jus mangganya
"Gatau gue" ucap Alleta sendu
Naura yang melihat ada keanehan dalam Alleta pun menatapnya intens.
"Lo kenapa sih natap gue gitu, ngeri kali anjir" ucap Alleta
"Lo nyembunyiin sesuatu dari gue kan?" Naura
"Enggak, emang apaan?"
"Letta lo gausah bohong sama gue, kita udah temenan 6 tahun dan lo masih mau bohong sama gue? Mata lo gak bisa boongin gue ta" ucap Naura kesal
"Oke gue cerita sama lo, tapi lo jangan ember, terus jangan potong ucapan gue sebelum gue selesai cerita" ucap Alleta, Naura yang mendengar menggangguk tanda setuju
"Gue di tembak Danial" ucap Alleta mantap
"Whattt" Naura pun terkejut
Pasalnya yang Naura lihat dari Danial itu, ia seperti menganggap dan memperlakukan Alleta layaknya seorang adik kepada kakaknya walaupun Naura tau ada sedikit kejanggalan pada perlakuan Danial.
"Lo serius?" tanya Naura
"Lo kok motong sih! "kesal Alleta
"Hehe yaudah lanjutin"
"Waktu itu dia ngajakin gue ke Cafe yang biasanya gue sama Danial pergi, gue kira dia mau curhat soal doinya taunya dia nembak gue, dari sekian cerita yang Danial ceritakan ke gue, gue baru sadar kalo dia itu sebenernya curhat tentang diri gue sendiri, dah selesai silahkan sesi pertanyaan" ucap Alleta panjang lebar
"Kok bisa dia suka sama lo? Bukannya kalian udah sepakat hanya sebatas kakak adik doang? Tapi menurut gue pantes aja sih lo sama Danial secara dia cowo oke juga, bisa segalanya, em.. Pinter juga sih" ucap Naura panjang lebar
"Lo kok malah comblangin gue sama Danial sih" kesal Alleta
Naura hanya terkekeh menanggapi omongan Alleta.
Alleta tak menanggapi Naura, ia lebih memilih mengamati orang-orang yang berlalu lalang untuk mengisi perut mereka dikantin. Sampai bola mata Alleta terfokus pada tatapan tajam dari Danial. Mata mereka bertemu untuk sepersekian detik sampai Alleta memilih memutuskan kontak mata pada Danial.
~~~
Danial yang memilih menikmati es jeruk nya dengan diam tanpa ikut nimbrung celotehan yang teman-temannya buat.
Danial slalu menyukai tempat di pojok kantin, baginya tempat tersebut adalah tempat yang strategis untuk mengamati Alleta.
Iya, Alleta wanita yang menolak Danial tempo hari. Semenjak kejadian itu Danial lebih memilih menghindar dari Alleta, Danial memang pengecut ia sama sekali tak berani berkomunikasi dengan Alleta. Danial lebih menyukai saat ia diam-diam melihat Alleta yang tengah tersenyum bahkan tertawa.
Danial menyukai senyum itu, senyum yang membuat hatinya seketika tenang hanya melihat senyum Alleta. Dan Danila juga paham akan perasaannya pada Alleta yang semakin hari semakin bertambah.
Sampai saat Danial menatap Alleta yang tengah berbicara serius pada temannya, namun setelahnya ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Danial menatap Alleta yang juga dibalas tatapan oleh Alleta.
Batinnya serasa terguncang hanya melihat tatapan itu.
Danial sadar walaupun Danial dan Alleta satu kelas, ia merasa seperti jauh dari alleta.
Apa mungkin hati yang sudah terkoyak ini bisa sembuh? Ataupun semakin menjadi?
Hanya Danial ataupun Alleta lah yang merasakan.
Happy reading guys:)
Salam dari author tercintah:*
Vote+coment jangan lupa:')
KAMU SEDANG MEMBACA
A Complicated
Teen FictionRumit? Cinta memang rumit, semakin lama juga, tapi jalannya mungkin memang dibuat sedemikian rumitnya agar dikuatkan