Part 1. Honorer Baru

68 16 3
                                    

Hai! hai!..... 

Readers!.... part 1. meluncur... pantengin terus ya!

Ditengah-tengah akan diperkenalkan dengan para tokoh... 

yuk! lanjutin bacanya..


"Ros! Coba cek lagi surat yang masuk. Jangan langsung main buang aja. Baca dulu, analisa dulu atau apa-an dulu, kek!". Pak Ramdan Kepala Divisi bagian Keuangan terlihat sewot pada bendaharanya.

Rosie melengos sebal. Diambilnya berkas-berkas bewarna-warni di lemari kaca pojok meja kerjanya. Diteliti satu-persatu. Dengan enggan kembali diletakkan berkas berupa map lamaran kerja itu di dalam box file.

"Bagaimana?" Pak Ramdan mendesak Rosie.

"No result, Pak!. Sudah saya cek. Tak ada yang berkompeten". Jawab Rosie malas

Dengan gusar pak Ramdan protes, "masa iya, sebanyak itu surat yang masuk tidak ada yang berkompeten. Kamu-nya yang lagi galau barangkali!". Tukas Pak Ramdan

Merasa tersinggung Rosie melengos dan menjawab dengan ketus, "saya tidak mau pegawai note dari pusat, pak! Bapak kan tau sendiri bagaimana pegawai yang dikirim pusat kemari. Tidak ada yang berkompeten. Memadat-madatkan buku dan aplikasi gaji. Kerja tak pernah becus, kemanja-manja-an, sok, belagu dan nyebelin", Rosie nyerocos panjang lebar

"Pikir-pikir lagi deh, Pak! Saya nggak mau salah ambil keputusan nanti" sedikit beraroma ancaman, "ini untuk Divisi kita lho. Ba-gi-an keuangan."

Pak Ramdan menghela nafas. Yang diingatkan Rosie ada benarnya. Beberapa pegawai usulan dari Pusat memang bermasalah. Maklumlah, mereka direkomendasi oleh pejabat-pejabat. Jadi, ya merasa khusus dan diistimewakan.

"Tapi, kita bukannya lagi butuh operator yang akan membantu kamu juga. Filter lagi-lah, Ros! Kamu juga-kan yang akan senang ada yang bantuin. Show-ing realisasi anggaran semester tinggal hitungan minggu lho. Belum lagi online laporan pagu akhir bulan ini".

"Hadi bisa bantuin, kok, Pak! Begadang beberapa malam juga fine-lah." Sanggah Rosie mantap. "lebih baik menyelesaikan sendiri daripada nantinya bekerja sama dengan pegawai baru yang manja, arogan dan nyebelin. Tambah bikin pusing dan ruwet".

"Oke-lah, Ros! yang penting laporan kelar dan kita bisa show tepat waktu. Jangan terlalu banyak melibatkan Hadi, tau-lah, ya banyak coretan-coretannya". Pak Ramdan mengingatkan.

Hadi memang kurang teliti dan sedikit ceroboh dalam bekerja maupun present hasil laporannya. Sekedarnya dan terkesan cepat selesai. Koordinasi –nya-pun kurang dengan Rosie. Lebih suka berleha dan sering bikin Rosie bete.

 **Penisirinkan dengan Rosie...

 **Penisirinkan dengan Rosie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kerlip Itu AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang