"ndi, lulus kuliah nanti lo mau lanjut kemana ?" tanya dira sambil mengemudi untuk mengantarku pulang
"belum tau sih. Tapi gue mau cari kerja dulu. Kalau lo mau lanjut S2 ?"
"bokap nyokap sih nyaranin gitu. Tapi beneran gue malas banget. Lo tau sendiri kemampuan belajar gue. Dari pada belajar mending jalan-jalan, makan-makan, belanja, menikmati hidup yang sangaaaaat indah ini..." balasnya ala-ala syahrini
"dasar horang kayah"
"udah takdir" balasnya yang membuat aku memutar bola mata
Tanpa terasa aku sudah berada di depan rumahku. Rumah sederhana, hanya dihiasi halaman kecil dan cat tembok yang kian memudar
"thank pir. Majikan turun dulu" ucapku sambil membuka pintu
"kampret"
"au.." lenguhku ketika dihadiahi pukulan sayang dari sahabatku ini
"gih masuk, cuci tangan, cuci muka, gosok gigi, makan nasi....... Hei gue belum selesai ngomong.. INDIAAAA"
Protesnya saat melihat aku mulai berjalan masuk ke dalam rumah"jangan teriak-teriak dir. Noh disebelah rumah gue ada mas-mas ganteng baru pindah." keluhku sembari membalikkan diri menghadap ke dira
"eh iya ? Yang mana ? Beneran ganteng ? Lajang gak ? Doi udah kerja gak?" balasnya antusias dengan mata coklat mudanya yg berbinar
Mulai deh ni anak
"au ah.. Pulang sana" usirku sambil berjalan masuk ke dalam rumah
"indii.. indii.. indiaaa.. Ih gitu.. Kan aku penasaran.. Kenalin gitu. Kan mayan, bisa langsung bawa pulang" keluhnya sambil mengerucutkan bibir (mungkin) 😁
Aku yang tidak tertarik dengan yang disampaikan dira pun terus berjalan masuk hingga ke dalam rumah.
Aku juga mendengar suara mobil dira yang baru dihidupkan yang kemudian suara nya perlahan mulai menjauh, pertanda dira pun akhirnya pulang.
***
3 bulan kemudian
Peluh ku tak henti keluar di panas terik ini. Sudah 5 jam aku masuk dari perusahaan satu ke perusahaan lainnya, namun nasib ku belum menemukan titik terang juga.
Ya, aku kini sedang mencari pekerjaan untuk ku melanjutkan hidup. Wisudaku sudah terlaksana tepat satu bulan lalu.
Aku sengaja tidak melanjutkan pendidikan masterku, sebab aku tidak ingin lagi orang tua ku terlalu bekerja keras untuk membiayai kuliahku. Mungkin nanti jika aku sudah mendapatkan pekerjaan, baru aku akan kuliah dengan uang hasil jerih payahku sendiri.
Selain bisa kuliah, tentunya dengan uang yang aku punya nanti, aku juga akan bisa meringankan beban orang tuaku setidaknya untuk kebutuhan dasar kami.
Tapi coba lihat..
Aku bahkan sekarang masih sibuk membersihkan peluh ku yang tak henti keluar sedari tadi.
Ini bukan kali pertama, sebab aku sudah mulai mencari pekerjaan dari sebulan yang laluTapi tenang saja, aku tidak akan putus asa. Sebab ayahku pernah bilang, "dari 20 lamaran, bisa jadi 1 yang diterima". Yaah.. Walaupun aku tidak pernah menghitung sudah berapa banyak lamaran yang aku kirimkan. 10 ? 15 ? 20 ? 50 ? Oke itu kebanyakan.
Mungkin inilah alasan orang-orang pada bilang setelah selesai wisuda, "selamat pengangguran.."
respon ku ? 🙄Jangan-jangan aku belum dapat kerja karna do'a mereka ? Oh tidak tidak. Itu hanya fikiran jahat ku yang tidak pantas untuk kalian contoh ya.. 😁
Semua sudah dengan jalannya masing-masing. Mungkin teman-temanku ada yang sudah berhasil dalam usahanya, ada yang belum tamat tapi sudah mendapatkan pekerjaan, atau ada yang setelah lulus langsung dilamar pujaan hatinya.
Aku tidak mengeluh untuk apapun yang aku alami. Selama aku masih tetap berusaha, masih tetap bersyukur, masih ingat bahwa Tuhan tidak akan diam melihat usaha kita, aku tetap akan berjuang.. Berjuang mendapatkan kerja. Yaah kalau boleh lebih, sekalian gitu, berjuang dapat jodohnya.. Barangkali dikabulkan 2 sekaligus kan lumayan..

KAMU SEDANG MEMBACA
It's You?
HumorIni cerita tentang hidup yang aku alami. Hingga takdir mempertemukan aku dengan dia yang tak pernah aku duga. Indi dan anda.. Nama boleh hampir sama, tapi karakter, status sosial dan yang lainnya ? BERBEDA ! Indi adalah karyawan biasa yang ceria d...