IY 1

47 2 0
                                    

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiing

"hoam" aku beranjak nenghampiri alarm ku. Untuk mematikannya tentu saja.

Lalu mataku mulai meneliti kearah jarum jam

"astaga.." buru-buru aku melangkahkan kaki ku kekamar mandi.

Selesai mandi aku mulai merapikan penampilan ku didepan kaca.

"cantik" Gumamku setelah melihat penampilan ku yang menggunakan tanktop dengan blazer dan celana jeans ku serta tidak lupa sneakers kesayanganku. Bukan aku terlalu percaya diri, bukan. Tapi aku memang cantik. Karna kalau ganteng,  itu laki-laki.

"indiiiiiiiiii.. Cepat keluar, makan dulu nak". Aku terkesiap mendengar teriakan ibuku. Teriakan itu sudah seperti alunan melodi yang hampir setiap hari aku dengarkan. Aku yakin sekarang beliau sedang dimeja makan ketika meneriaki ku. 

Oh ya aku belum memperkenalkan diriku.  Namaku Meida Anindya Putri.  Biasanya sih orang-orang memanggilku indi, tapi kalau kamu mau manggil sayang juga boleh. 

"Pagi bu... Wah tumben nasi goreng nih" ucapku sambil duduk di kursi yang berhadapan dengan ayahku. 

"iya. Nasi kemarin masih banyak, jadi dibikinin nasi goreng aja" jawab ibuku sambil mengisi minuman untuk aku dan ayah

Ibuku adalah sosok yang sangat aku idamkan untuk seorang wanita. Beliau selalu bisa membagi waktunya untuk ku, ayah, juga untuk pekerjaannya. Beliau selalu bangun pagi untuk memasak makanan untuk kami bertiga. Sebelumnya sih berempat, hanya saja abangku atau yang ku panggil kakak beberapa bulan kemarin harus dimutasikan kerja nya ke bandung. Hanya sesekali kalau sedang tidak sibuk baru iya menginap disini.

Aku berasal dari keluarga yang sederhana. Ibuku seorang pekerja, bukan seperti wanita karir pada umumnya. Ibuku bekerja sebagai buruh cuci di rumah tetangga ku. Sedangkan ayahku, seorang buruh bangunan dan terkadang membantu membuat kerajinan ditoko temannya untuk menambah pemasukan.

"gimana skripsi kamu ndi? Udah di terima dosen?" tanya ayahku sambil mengambil minuman nya yang entah sejak kapan beliau sudah menghabiskan makanannya.

"belum yah. Semoga ini yang terakhir revisi. Nanti baru mau ketemu dosen lagi, semoga langsung diterima skripsi indi"

"aamiin" jawab ibu dan ayahku serentak

"dengarkan betul apa yang dosen sampaikan. Kalau tidak mengerti yang disampaikannya, tanyakan lagi, dosen kan punya tanggung jawab terhadap mahasiswanya. Sebelum temui dosen, banyak-banyak berdo'a, semoga dimudahkan dan dilancarkan semuanya" titah ayahku

"iya yah. Kalau gitu indy pergi dulu" ucapku sambil mencium tangan kedua orangtua ku.

"assalamu'alaikum"

"wa'alaikumsalam"

***

"Indiiiiiii... Tungguin" aku alihkan wajahku ke suara yang memanggilku. Aah ternyata dia

"Cepetan" jawabku sambil melihat kearah perempuan yang baru keluar dari mobilnya hendak berlari kearahku

"lo udah acc?" tanyanya ketika sudah disampingku

"belum. Lo udah dir?" tanyaku pada temanku yang tak lain bernama dira ini. Wanita cantik, langsing, tajir, rada malas kalau berhubungan dengan pelajaran, dan tentu saja ia sahabatku yang baik hati

"belum juga. Gila ribet amat. Harus gini harus gitu,  udah dibuat sesuai permintaan,  eh ada aja yg salah lagi"

"yah begitulah. Ini aja gue mau ngantar revisi lagi. Semogalah hari ini langsung acc"

It's You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang