lee minho ; mischievous

2.2K 300 23
                                    

written by healersis




















Tidak ada laki-laki yang suka menggangguku.

Tidak ada laki-laki yang berani menjahiliku.

Tidak ada, kecuali Minho.

🌸🌸🌸

Hari itu, setelah kelasku mengoreksi jawaban ulangan harian, hasilnya dikembalikan dari pengoreksi ke pemilik masing-masing.

"Punyaku dipegang siapa ya? Kok belum dibalikin ke aku..." gumamku resah, tapi temanku menyuruhku bersabar sedikit.

Namun setelah kelas berakhir, tidak ada yang mengembalikan kertas ulanganku. Teman sebangkukumengerutkan dahi bingung.

"Dikasih nama tadi?" tanyanya. Aku mengangguk yakin.

Guru mulai menanyakan nilai pada tiap murid, sementara aku belum menemukan punyaku sendiri.

Ketika namaku terpanggil, aku hanya diam. Kemudian teman sebangkuku menginterupsi bahwa hasil ulangan belum aku dapatkan dari pengoreksi.

"92, bu."

Sebuah suara tiba-tiba menyahut kala guruku hendak mencari pengoreksi ulanganku.

"Minho, kembalikan hasil ulangannya. Cepat." perintah guruku. Ia hanya cengengesan sambil memberikan hasil ulanganku. Tanpa meminta maaf atau berkata hal lainnya.

"Gak mungkin kan dia ngitung nilainya lama? Jelas-jelas pinter matematika." ujar teman sebangkuku.

Namun aku terkejut ketika menemukan kertasku yang sudah penuh coretan selain dari lembar jawaban ulanganku.

"K-kenapa ada gambar-gambar..." Aku benar-benar speechless.

"Kelakuan Minho memang. Dia kan jahil." ujar teman sebangkuku.

Ya ampun, bisa-bisanya. Ini juga... Kenapa pakai bolpen coret-coretnya?! Dia itu kenapa sih?!

"Hash dibuang aja." Aku meremat kertas ulangan menjadi bola dengan kesal. Aneh sekali. Aku dan Minho tidak sedekat itu untuk sekedar coret-coret di properti orang lain. Lain lagi kalau aku dengan teman sebangkuku ini, coret-coret bukanlah masalah karena kami memang sudah dekat.

Ketika guru sudah keluar dan bel berbunyi untuk istirahat, aku segera berdiri hendak membuang, tiba-tiba...

"Lembar jawaban ulangannya jangan dibuang ya, UAS besok suruh dibawa!" Itu seruan ketua kelasku dan akhirnya aku hanya bisa menatap horor kertas dalam genggamanku.

"Astaga Minho..." ucapku lirih lalu melirik Minho yang juga melihatku. Ia hanya tersenyum mengejek lalu mengalihkan pandangannya.

"Dia sakit jiwa apa gimana? Semua orang dijahilin."

Memang bukan hanya aku yang dijahili olehnya. Hampir seangkatan karena ia sendiri sudah mengenali teman-teman seangkatannya. Beberapa dari kakak dan adik kelas juga jadi korban kejahilannya akibat berkenalan dengannya.

Tapi tetap saja, aku risih dengan perlakuannya yang seperti itu. Apa dia tidak punya kegiatan lain selain mengerjai teman-temannya?

Lebih baik aku biarkan daripada memberikan reaksi seperti teman-temanku yang lain. Biar dia lelah sendiri karena aku tak bereaksi.

🌸🌸🌸

Dua hari kemudian tak ada lagi gangguan. Aku pikir Minho sudah tidak kepikiran untuk menjahiliku lagi. Namun, semua pikiran itu hancur seketika.

straykids oneshoot (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang