DUA

19K 484 144
                                    

Jam 9 malam
Bara baru sampai di rumah nya , yang terletak dintengah tengah kebun kelapa sawit yang luas nya 20 hektar

Bara memasuki pekarangan rumah menuju garasi

Bau amis darah dan keringat bercampur di tubuh super kekar dan berotot milik nya

Krakkkk

Langkah nya langsung terhenti

Bunyi kayu tak sengaja di lindas oleh ban motor yang ia dorong

Dia takut membangunkan mama dan papa nya jika berisik , bisa runyam kalau mama dan papa nya tahu dia pulang kerumah berlumuran darah begini

Akhirnya Bara memilih untuk memanggul motor besar itu di bahu nya yang luas

Seakan motor itu terbuat dari busa, enteng dan ringan diangkat dengan tangan kiri lalu bertengger di bahu nya

Kraaaakkk

Langkah Bara kembali terhenti , kali ini bunyi dari besi besi motor yang dia panggul , karena bara menekan nya terlalu kuat

"Upss" ujar nya sambil mengendorkan tekanan di bahunya

Kemudia dia berJalan sangat pelan sambil berjinjit sampai ke dapam garasi lalu meletakkan motor itu perlahan di dalam garasi rumah

Urusan motor selelsai, yang jadi masalah sekarang bagaimana caranya Bara masuk rumah dan menuju kamar nya, tanpa sepengetahuan mama dan papa

Bang Evan !

Nama itu langsung terbersit dalam benak nya dan dia langsung melirik bangunan di belakang rumah , di sanalah kerajaan kaka nya semata wayang yang bernama EVANO PRAMONO

Bara langsung berjalan menuju kamar bang Evan, ternyata kamar nya masih menyala

You hate me now and I feel the same way
You love me now and I feel the same way
We scream and we shout
And make up the same day, same day

Lagu eminem yang berjudul rock bottom itu terputar dengan keras , irama rap menghentak dengan semangat nya memenuhi isi ruangan

Bang Evan di dalam sedang sibuk dengan mengangkat beban dari alat bench press

"Empat , huh , lima , huhh ennnaaaaam, huh huh " beban alat bench press itu tercatat di angka 80 kg , di masing masing sisi 40 kg

Kamar bang Evan putih bersih dan wangi, piala piala serta mendali kejuaraan binaraga terpajang rapi di sisi kiri tempat tidur.

Ada beberapa alat fitnes yang memang dia taruh di dalam satu ruangan tempat tidur nya

Bang Evan memilik tinggi 185 cm dengan berat 82 kg otot kering , yah dia merupakan atlet binaraga yang cukup di segani di negeri ini.

"Tujuh , huh , delapan, huh sembilan " evan terus menghitung repetisi yang dia angkat, keringat deras membasahi seluruh tubuh nya

"Sepuluh arghgghhh se......." evan berhenti berhitung, dan tiba tiba bar besi yang berisi beban 80 kg itu ditarik oleh satu tangan besar dengan definisi otot penuh serat terbelah dengan urat yang membanjiri setiap lekuk otot tangan besar tersebut

"Perempuan ga boleh main besi bang " suara berat bass itu membuat seluruh tubuh evan merinding dan terintimidasi , sontak wajah nya panik

"Bara ..........dek , ........" evan menatap horror dan takjub ke sosok yang 10 kali lebih besar dari nya , dan 1000 kali lebih kuat pula dari nya

" Kan aku udah bilang , abang belajar masak saja , biar bisa bantu mama di dapur "

Lalu bara memegang bar besi itu dengan kedua tangan nya,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEGUNDAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang