Kakak kelas

4 0 0
                                    

Jakarta, Indonesia
SMA Harapan 1

Pagi hari yang diselimuti dengan hujan deras, selalu menjadi favorit Kaylin. Bagaimana tidak, ia dapat alasan untuk tidak pergi sekolah.  Tiba-tiba sahabatnya, Sua, meneleponnya.
     "huh?" tanya Kaylin cuek
     "lo mau biarin gue sendiri disini!? cepet datang!"

"yee lagian gak ada yang bisa antar gue kesana.." alasan kaylin yang klasik. "KAY!" Teriak Sua membuat telinga Kaylin jadi bergetar.

     Kaylin segera pergi mencari kemeja, "iya iya gue kesana."

Tak lama, Kaylin sampai dengan basah kuyup ke sekolah. Kelasnya kosong.

"ibadah di aula ya?" gumam Kaylin sadar ada ibadah bersama di aula. Kaylin segera melempar tasnya dan berlari ke aula.

     Sua melihat sahabatnya dan segera mengisyarakatkan untuk duduk disebelahnya.

     "Harusnya bilang dong kalau ada ibadah hari ini." Ujar Kaylin kesal lalu segera meremas rambut basahnya. "Kasian.." ledek Sua sambil memegang kemeja Kaylin.

     Persembahan pun dijalankan. "ugh, pinjem 2 ribu lo." Ujar Kaylin dengan cuek. "Enak ajah lo!" Bela Sua.
     "Gara gara lo, gue basah kuyup nih."
     "Siapa suruh gak pake payung!"
     "Etdah, cepetan sih, gak bawa uang gue."
     "Bodo."

     Tiba-tiba, Wren, teman kelas mereka yang duduk tepat di depan mereka, menghadap belakang, "shhtt!!" Sambil meletakan telunjuknya di depan bibirnya. Sua pun menyenggol perut Kaylin. "Geli tau!" Bisiknya sambil mencuri 2 ribu dari tangan Sua.

     Pembawa persembahan untuk kelas 10B pun berdiri di sebelah Sua, memberi kantong persembahan untuk dijalankan.

     Karena penasaran, Kaylin melihat ke arah pembawa persembahan itu yang cukup tinggi.

"Huh?" Ternyata cowok itu juga sedang melihat Kaylin.

Ia segera menutup wajahnya dengan tangan sambil merunduk. "Lo kenapa?" Tanya Sua pada Kaylin.

"Sakit perut." "Sakit perut pegang perut dong bukan wajah, tolol ih!" Ujar Sua sambil memukul pundak Kaylin pelan.

     "Pftt.." Pembawa persembahan itu ketawa kecil mendengar percakapan dua perempuan bodoh itu.

     Pada pelajaran Biologi, Kaylin menyandarkan kepalanya di pundak Sua, "eh, lo kenal kakak yang bawa persembahan tadi gak?" Tanya Kaylin penasaran sambil memainkan bolpoin-nya. "Kakak yang mana?"

     "Yang bawa persembahan di kelas kita.."
     "Oh, Ka Angga?" Sua pun melihat ke arah Kaylin yang sudah malu.

"anjir, lo suka sama dia?" Sua pun segera memukul kepala Kaylin dengan bolpoin-nya.

     "ih! emang salah ya?" Tanya Kaylin sudah memerah sejak tadi. Wren yang mendengar keributan dari meja belakang segera melihat Kaylin dan Sua.

     Tiba-tiba bapak guru pergi dari ruangan tanpa bilang apa-apa. Petra yang duduk di depan Kaylin segera berbalik badan dan mencondongkan badannya ke Kaylin.

     "Suka sama siapa lo?" Tanya dia secara random. "Gak ad-" "Ka Angga!" Ujar Sua lalu ketawa gak jelas. Kaylin segera memukul kepala Sua dengan keras.

     Petra ikut ketawa. "Ka Angga ya? Kakak kelas kita kan?"

     "Iya, yang jago basket itu lho.." ujar Sua sambil meledek Kaylin.

"Apaan, si? Cuma ngefans kok, rambutnya keren, gitu doang," jelas Kaylin sambil tersipu malu.

     Tak lama, William dan Wren mengambil kursi mereka dan mendekat pada Petra.

     "Kemana si pak Putra?" Tanya Sua pada William, selaku ketua kelas 10B.

"Gak ada tanda-tanda kehidupan.." jelasnya sambil gestur hormat pada Sua.

     "Woi, keliatan kecapean lo?" tanya Wren pada Kaylin. Ia segera menggeleng, membantah asumsi gak jelas itu. William pun mendorong kepala Wren sambil ketawa.

     "lagi puber wkwk.." ujar Petra lalu mendorong kecil pundak Kaylin. "Enggak!"
     "ah, gue ngerti.." ujar William.
     "gue enggak, kenapa si?" tanya Wren

     Sua pun memutar bola matanya, sebel sama Wren. "udah lo balik ajah ke meja lo, loadingnya lama bener.." ujar Sua yang diikuti oleh tawa dari Kaylin.

     Sepulang sekolah, Kaylin sedang piket di kelas sedangkan Sua duduk di meja guru sambil memainkan hpnya. Tiba-tiba, tinta dari meja Ariel kemana-mana. "Eh, apa itu?" Tanya Kaylin bingung.

Ariel yang panik segera mengambil tinta bolpoin-nya yang bocor dan membawanya ke kamar mandi. Sedangkan Kaylin segera mengambil pel dan mencucinya.

     "Biar gue yang remas pelnya.." ujar William lalu segera jongkok dan membasuh pel tersebut dan mengeringkannya. "gitu dong, jadi berguna kan lo jadi manusia.." ujar Kaylin lalu memberikan jempol untuk William.

     William pun menggaruk pelan rambut belakangnya sambil ketawa, "palingan gue bertugas lah sebelum latihan basket." Ujarnya lalu segera pergi.

     "Eh? Basket? Lo ikut ekskul basket?" Tanya Kaylin sambil memegang ujung belakang kemeja William.   

     "Iyaa, yang latihan bareng sama cowok lo.." ledek William.
     "hilih!" Kaylin segera melepas William dan langsung lanjut piket.

"wah wah gak salah pilih target lo, kay!" Ujar Sua lalu mendekat.

     "Target?" Sua pun segera menunjukan salah satu post dari instagram Angga. "anjirr!" Teriak Kaylin melihat kegantengan Angga.

Kaylin pun mengambil hp Sua dan melihat wajah Angga lebih dekat, dengan wajah yang memerah.

"Ih! Piket sana!" Ujar Sua lalu merampas hpnya.
"Usernamenya apa!?" Tanya Kaylin penasaran. "Cari tahu sendiri!" Ledek Sua.

     Ariel pun datang dengan bolpoinnya. "Sorry ya Kay!" Ujarnya sambil menunduk-nunduk, minta maaf. "Gak apa-apa ko-" Kaylin pun melihat tinta yang semula di bolpoin, berpindah ke atas bibir Ariel, membentuk kumis kecil tapi tebal.

     Sua yang melihat wajah Ariel segera ketawa puas. Kaylin pun ikut ketawa. "Kenapa si?" Tanya Ariel memegang dahinya.

     "Ganteng juga lo kalau pake kumis." Ledek Sua lalu memberikan cermin.

ALMOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang