Menyanyi memang sudah menjadi hobiku sejak dulu, maka tak jarang jika aku sering datang pada event sekolah, dan mengisi acara disana. Memang hobiku ini tak terlalu kutekuni sehingga tak ada niatan hati untuk menjadi penyanyi terkenal.
Hari itu, waktu terdapat event sekolahku, kulihat dia berada di lantai atas, memandangku dari kejauhan, memang aku sadar atas kehadirannya saat aku menyanyikan sebuah lagu berjudul Jadilah Legenda, dari Supermen is death.
Kupandang dia dari indoor sekolah, dan memakukan pandanganku padanya, yang juga memandangku.Saat itu hubungan kami sedang sangat dekat, namun tak banyak orang yang tahu, akan hubunganku dengan Iwan. Kami memang tak berpacaran, karena adanya penghalang dari diri kami sehingga tidak melakukan hal tersebut, salah satunya adalah, alasan agama.
Kami berdua tidak berbeda agama, tetapi karena adanya larangan agama kami untuk berpacaran, dan kami berdua sangat menyadari hal itu.
Saat kuselesaikan laguku, akupun berjalan menuju stand teman sekelasku, yang memang sedang diadakan bazar murah di sekolahku.
"ehhh, tadi waktu kamu manggung, dilihatin tuh, sama Iwan terus! "kata salah seorang temanku yang bernama Tika. Tika adalah teman dekatku, dan dia juga mengetahui hubunganku dengan Iwan.
" Ya, udah tau"jawabku sekenanya
"ekhem, ada yang berbunga-bunga nih"goda temanku yang bernama Nifan.
Meskipun aku tak berkata lagi, namun pipi diwajahku tampak memerah. Namun tak kupikirkan karena memang, itu sudah biasa terjadi diantara kami.
Skip~
Acara bazar pun selesai dengan sempurna, tak ada barang dagangan kami yang tersisa, dan waktunya seluruh murid-murid untuk pulang.
Kunantikan jemputan datang menghampiriku, namun tak nampak sopir dan mobil pribadi keluargaku muncul, lelah aku menunggu, namun tetap tak ada jemputan datang. Kudengar suara motor CBR melaju dengan kecepatan sedang, kulihat dari arah kanan tubuhku, tak kusadari motor itu berhenti tepat dihadapanku, dengan membuka kaca helmnya, orang itu berkata
"yuk, naik, gua anterin pulang"katanya dengan nada yang sangat datar, tak jauh dari ekspresinya.
Jantungku berpacu sangat cepat, dan seketika pipiku memerah, kami saling memandang dengan waktu yang cukup lama, namun aku sang at mengenal orang itu, dia adalah Iwan.
"mau gak? Gua anterin pulang, mumpung gua baik nihh! "katanya memecah keheningan.
" i-i-iya mau kok" kataku dengan sedikit grogi
Aku pun naik keatas motor CBR-nya yang berwarna merah mengkilap, dan sedikit coretan hitam sebagai motifnya.
Tak lama Iwan membunyikan motornya, dan melaju dengan kecepatan tinggi, karena aku takut, secara refleks tanganku memeluk erat tubuh Iwan, dan menyandarkan kepalaku di punggungnya, nampaknya Iwan tak keberatan dengan hal itu. Bahkan dia semakin menambah kecepatan dan membuat pelukanku semakin erat.Jantungku yang berdebar kencang, karena tidak menyangka akan terjadi hal yang tidak biasa dihidupku, nafasku yang semakin tidak menentu, membuat Iwan menurunkan keceparan motornya. Dan ternyata telah sampai di depan rumahku dengan selamat.
Saat ku turun dari motornya,rasa takut yang kualami masih menyelimuti tubuhku, Iwan yang merasa tidak tega akan hal itu, langsung turun dan memeluk tubuhku erat, sambil berkata
"hehe, ya maaf, aku bawa motornya kenceng banget"
"hemm, iya gak apa-apa kok, makasih yha, udah dianter sampai rumah"ucapku padanya, dan membuatnya melepaskan pelukannya padaku.
"iya, sama-sama, lain kali klo gak ada yang jemput, kamu kabarin aku yha"
" iya, makasih"jawabku kusertai dengan anggukan
"ya udah aku pulang dulu ya, "pamit Iwan padaku
" iya, hati-hati dijalan, jangan ngebut! Bahaya"
Belum sampai ku habiskan kataku, Iwan sudah melaju dengan kencang, membuat seluruh daun dijalan berhamburan.
"ehh, dasar!! "celetukku
Memang, aku agak jengkel dengan kelakuannya, namun aku sangat merindukan dimomen saat aku bersamanya, seperti tadi. Tapu setelah ku pikir, aku sadar, kita hanya sebatas TEMAN.
Hehe, jadi ada tokoh baru dong, dari chapter ini, semoga kalian suka, dengan ceritaku, terima kasih sudah mampir;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Romance"Dulu kita pernah melewati masa dimana kita saling menjaga dan merindukan. Tapi itu dulu,karna sekarang kita bukan kita lagi, melainkan aku dan kamu. Sekarang aku dan kamu hanya sebatas dua insan yang pernah merajut kasih walau hanya sementara. Dan...