Hai hai ketemu lagi dengan aku. Afifa si penulis amatir.Btw maaf ya kalau ceritanya agark berantakan apalagi cara penulisannya. Kan masih belajar di maklumi ya, kawan
So, semangat buat kalian semua.........
.............
Menjadi seseorang yang tidak memilik keluarga bahkan tidak mengetahui keberadaan mereka bukanlah keinginan kita. Kadang kita berpikir, mereka yang mempunyai orang yang di sayang yang selalu dekat dengan mereka, tinggal satu atap tapi, mereka selalu menyia-yiakan kesempatan untuk bersama.
Materi Kata itu yang ada di sebagian otak manusia. Mereka berpikir materi adalah segalanya. Dengan uang kita dapat memperoleh semua yang kita inginkan dari kekuasaan hingga percintaan. Tak jarang dari kita melihat seseorang dari segi materi kadang mereka tidak tulus mencintai orang tersebut melainkan mencintai apa yang dimilik orang tersebut.
Andai waktu bisa di putar. Dimana Ia dilahirkan dan siapa seseorang yang telah melahirkannya.
Terkadang di dalam lubuk hatinya dia merasa kecewa dengan takdir yang telah di gariskan untuk dirinya. Sebegitu tidak ingin takdir membuat kehidupan gadis itu menjadi lebih baik.
Menyalahkan takdir tidak akan merubah semua kehidupannya. Yang harus dilakukan sekarang adalah bagaimana cara nya dia merubah takdir hidupnya menjadi lebih hidup. Hanya kebahagian yang dia inginkan.
"Ra,.." gadis itu tersentak dari lamunganya."adik-adik kamu udah siap semua kan?" tanya Bunda Nayla yang menata hidangan makan malam.
"Udah Bun. Ara keluar sebentar ya Bun,"aku mengikat tali sepatu vans merah maroon.
" Mau kemana Ra, bentar lagi donatur kita mau dateng loh," Aku menggaruk tengku yang tidak gatal sama sekali. Inilah kebiasaan ku jika gugup.
" ehhmmm itu Bun, Ara mau ke minimarket sebentar ada sesuatu yang ingin Ara beli,"kata ku sambil menatap bunda yang sekarang melepas apron di tubuhnya.
"iya udah tapi jangan lama-lama,Ra"
"Siap Bunda," gerakkan tangan yang menyatu ke pelipisku seperti seorang perajurit yang siap menerima perintah dari komandannya.
~.....~
Satu kata yang menggambarkan suansana di ruang tamu milik keluarga wijaya. Sunyi, misalpun ada jangkrik di ruangan tersebut hanya ada suara jangkrik yang mengalun indah.
"e'ehem" dehaman keras membuyarkan semua orang yang berada di rungan tersebut.
" beneran kamu?" nada tak percaya muncul dari bibir pria berjas mahal yang duduk di single sofa.
"kenapa?" satu alisnya terangkat, emang ada yang salah dari seorang zaidan Alvarro Wijaya.Dia itu udah sempurna guys ,dengan bentuk wajah yang selalu di impikan oleh kaum adam. Dari mulai mata yang tegas seperti mata elang yang di padukan dengan bulu mata lentik, kemudian turun ke hidung mancung bak perosotan anak tk tapi tak sepanjang pinocio.
Bibir seksi berwarna merah muda dan ketika tersenyum nampaklah lesung pipi di sebelah kanan. Namun itu tak lagi bisa terlihat setelah beberapa tahun yang lalu.
Alis tebal seperti ulat bulu, tak lupa rahang tegas yang memperjelas akan ketampanan seorang Zaidan.
" Beneran lo mau ikut. Sejak kapan seorang Zaidan mau ikut ke acara kayak ginian. Biasanya kalau ngga tidur ya pecicilan di jalanan" nada sindir keluar dari mulut cowok berjas biru. Dia Arga Aldric Wijaya, putra bungsu di keluarga wijaya, adik Zaidan.
"Bacot lo"
"Zaidan!" Aidan hanya memutar bola mata malas. Udah biasa dapat teguran kayak gini, toh Aidan juga ngga terlalu ambil pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Couple
Romance" Apa" tanya cewek dengan penampilan yang bisa memikat semua laki laki yang melihatnya. " Bisa Ga sih kamu itu pakek baju yang biasa aja"ujar Zaidan yang kini meneliti penampilan kekasihnya. " Emang ada yang salah" tanya Ara dengan polos. " Ada. Ken...