2

5 2 0
                                    

Jangan lupa warna bintangnya di ubah warna orange ya kawan.

Membahagian kan seseorang akan mendapat pahala.

So, buat kalian semua bahagiakan saya ya dengan cara mewarnai bintang tersebut.

Dan saya akan sangat berterima kasih kepada kalian.

......

Zaidan~

Gue sama sekali tidak tertarik dengan drama yang dibuat oleh  Aldric. Tak heran jika dia akan bersikap seperti sekarang.

Gue lebih tertarik dengan cewek yang berada di dekapan Aldric. Cewek sederhana yang penampilannya jauh berbeda dengan cewek di luaran sana.
Biasa gue selalu melihat cewek yang selalu godain gue dengan pakaian yang menurut gue sangat menjijikan.

" Malam om tante.." sapa cewek tersebut yang sekarang menyalami ke dua orang tua gue.

" Malam Ra, dari luar ya?" tanya mama yang di balas dengan anggukan kepala.

Entah mengapa mata ini tidak bisa berpaling dari wajah cewek tersebut. Aneh itu yang gue rasakan saat pertama kali liat cewek tersebut. Ada rasa yang tak asing di dalam diri gue, tapi ketika gue mencoba mengingat tak ada satu pun memori tentang cewek tersebut.

" Bang.."  seketika lamungan gue buyar bersama rasa sakit yang ada di bahu gue.

" Anjir lo" ucapan gue dengan nada tak terima.

" Lah lo sihh dari tadi ngelamun mulu. Lo juga liatin Ara sampek segitunya. Mikirin jorok lo ya"tuduh Aldric yang gue balas dengan tatapan tajam.

" Oh iya Ra, ini Zaidan anak pertama tante kakaknya Aldric" gue dapat melihat wajah terkejut cewek yang di panggil dengan sebutan Ara.

Kemudian mimik wajahnya berubah menjadi senyuman yang mampu membuat kerja jantung gue dua kali lipat berkerja dengan keras. Ck perasaan apa ini? Rasa takut dan bahagia bercampur menjadi satu saat melihat senyuman Ara.

" Hai kak Aidan" sapa Ara dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

" hmm" balas gue seadanya.

.......

Gadis itu menatap nanar ke arah gerbang sekolah. Hari ini Ara terlambat ke sekolah. Semenjak pertemuan tadi malam kesialan menimpa Ara.

Dari yang tidak bisa tidur hingga dia tidur jam 3 pagi akhinya dia bangun kesiangan. Tidak ada angkutan umum hari ini karena para sopir sedang demo. Dia harus berjalan kaki dari rumah ke sekolah.

Jarak rumah dengan sekolah bisa di bilang lumayan jauh. Dengan naik angkot saja Ara membutuhkan 10 menit untuk sampai ke sekolah. Bayangkan dengan berjalan kaki.

" Pak Parman bukain gerbangnya dong" ujar Ara.

" Ga bisa Ra. Ini udah jam 7 lebih."ujar pak parman yang berada di depan pos satpam.

"  kamu tunggu aja dulu entar lagi guru piket ke sini" ujarnya lagi dengan tangan yang sibuk membetulkan rambutnya.

Ara menghelakan nafas lelah. Ya hari ini dia merasa sangat lelah. Mana perutnya terasa perih dia tidak sempet sarapan tadi pagi.

" Kalian terlambat!" Ara langsung menoleh ke arah teriakan tersebut.

Bu Farah selaku guru bk di sekolah tempat Ara. Dengan bentuk tumbuh tidak langsing. Penampilan yang selalu cetar. Dengan sifat killer yang sudah terkenal di sma Harapan.
Tak ada kata toleransi buat semua murid yang berhadapan dengan bu farah.

Meskipun dia cewek ataupun cowok. Murid yang memiliki peran penting di sekolah sini yang namanya mendapat hukuman tetep di hukum.

" Kalian berdua saya hukum bersihkan lapangan belakang. Sebelum bersih jangan kembali ke kelas kalian. Jangan berani kabur dengan hukuman saya atau kalian akan mendapatkan yang lebih berat. Kalian paham?" Ujar bu farah dengan tatapan tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang