PROLOG

791 39 1
                                    

Gleneagles Hospital, Singapore.

"Your time is limited to the next seventy-two hour before Monday, Charleen." Olivier Faillieres, kakak tertuanya sekaligus putra mahkota Kerajaan Prancis memberikan perintah tersebut didepan Charleen Faillieres yang duduk bersandar di ranjang rumah sakitnya. Ia mengatakannya dengan tegas – typical – bahkan Charleen bisa mengingat pria tersebut masih mengenakan kemeja yang sama, sesuai laporan Lucien saat Olivier turun dari pesawat dua jam yang lalu dan sudah menunggunya di kamar pasien setelah ia berada di post-anesthesia care unit.

Charleen hampir memutar bola mata namun hal itu tidak ia lakukan karena Olivier tidak melepaskan tatapan tajam darinya – oke, ia takut – ditambah dengan tubuh besar dan tegap Olivier yang sekarang terlihat kontras dengan presidensial suite yang ditempatinya di rumah sakit ini.

"Waktumu sebanyak itu karena aku harus bertemu orang tua kita di hari Senin dan aku sangat yakin bahwa aku telah mengulur waktu sebanyak mungkin sebelum mereka tahu apa yang kamu lakukan. Atau sebelum laporan yang akan didapat dari orang-orang mereka kalau kamu–"

"Ini bukan tentang aku." Jawab Charleen. Kemudian ia membiarkan keheningan mengisi suasana diantara mereka sebelum ia meralatnya, "Oke, ini adalah aku. Tanggung jawabku. Someone is still alive because of me. That's a good thing."

Olivier sangat mengenal orang tuanya sehingga ia tidak bisa membayangkan semurka apa nanti Herve dan Jeanne saat tahu putri bungsu mereka baru saja menjalani prosedur pengambilan liver untuk memberikannya kepada seseorang. "Kamu menyumbangkan sebagian liver sehat untuk orang yang tidak kamu kenal, am I not clear?"

"I have rights for doing this."

"Je te jure (1), jangan bersikap kekanakan untuk saat ini." Rahang Olivier mengeras. Ia tentu mengkhawatirkan adik perempuannya terlebih membayangkan banyak skenario sejak ia mendengar berita tersebut tentu membuatnya takut. Namun setelah mendapati adiknya telah keluar dari ruang operasi dan sadar dari anestesi, Olivier tidak bisa membiarkan otaknya membayangkan skenario yang lebih liar. Ia harus mendengarkan alasan yang sangat masuk akal mengapa Charleen mendonorkan setengah dari livernya tanpa memberitahu siapapun kecuali Lucien, ajudan pribadi putri yang menjadi saksi bagaimana Charleen menjalani semua prosedur tes hingga menunggunya keluar dari ruang operasi setelah dinyatakan bahwa livernya cocok dengan penerima donor.

Adalah Lucien yang pada akhirnya memutuskan untuk melaporkan keputusan Charleen kepada Olivier dan membuat pria tersebut datang ke Singapura dua puluh jam kemudian. Olivier merahasiakan kepergiannya ke negara Charleen dirawat tanpa memberitahu Herve dan Jeanne, namun hanya masalah waktu sebelum kedua orangtuanya menyadari dimana ia sekarang.

"L'histoire a joué un rôle dans la mise en place de ces restrictions(1). Adalah alasan mengapa kita hidup dalam tradisi dan aturan berlapis tentang semua hal, termasuk aturan anggota kerajaan yang mendonasikan organnya. Suka atau tidak, kamu hidup didalamnya sejak kamu lahir, Charly."

"You know what, Itu bukan sesuatu yang pantas dikatakan kepada seseorang yang baru saja melakukan operasi."

"Clearly not," Olivier melangkah maju dengan tangan yang masih terlipat didepan dada. "Aku tidak sedang memainkan peran kakak melainkan aku memenuhi tugasku sebagai Pangeran untuk mempertanyakan seseorang yang tidak seharusnya ceroboh memutuskan sesuatu. Jadi jawab sekarang juga, kepada siapa kamu memberikannya?"

Charleen Avery Faillieres – pemegang urutan keempat dalam garis suksesi takhta Kerajaan Prancis – adalah founder Pacific Fashion bersama dengan teman terdekatnya Kanianatha Tjahjadi. Ia memegang visi Pacific sejak berbentuk 'ide', mencari key person sembari mengambil dua short course Parsons di New York hingga merger antara Pacific dengan Première Industries – clothing manufacturer yang berbasis di Singapura – yang sebelumnya dimiliki oleh Jacquarius. Pria yang pernah ia cintai.

While The Rain Whispers It's Melody TonightWhere stories live. Discover now