1. Tamu

21 1 0
                                    

"Bersama hujan, disetiap genangan menyimpan kenangan. Entah itu suka ataupun luka"

Sudah dapat ditebak bahwa sore ini akan turun hujan. Dilihat dari awan mendung yang sedari pagi menyelimuti dan cuaca yang cenderung dingin. Namun, tetap saja gadis keras kepala itu tak mau membawa payung ataupun jas hujan. Ya, alasannya hanya karena ribet. Alhasil, kini iya sedang duduk sendiri di halte menunggu angkutan umum yang lewat dengan keadaan pakaian yang sedikit basah akibat berlari menerobos hujan saat keluar dari area sekolah.

Ah sial umpatnya dalam hati.

Gadis itu melirik jam putih yang melingkar di tangannya.

14:15

Ia menengadahkan kepalanya ke langit. Tidak ada tanda-tanda hujan akan cepat reda. Kemudian ia menghembuskan nafas kasar. Semilir angin sore yang membawa butiran air membuat suasana yang dingin terasa begitu menusuk kulit, gadis itupun mengeratkan jaket merah yang ia kenakan.

Sudah lebih dari setengah jam ia terjebak disana, dan sialnya tidak ada angkutan umum yang lewat.

Gadis itupun memainkan gadget untuk melepas kejenuhan.

"Woy, mau ikut pulang kagak?" Terdengar suara bariton menerobos riuh hujan.

Anne mendongkakkan kepalanya ke sumber suara, seraya menautkan alisnya karena bingung, siapa? Ucapnya dalam hati . Ya, gadis yang sedari tadi menunggu angkutan umum adalah Anneke Felicia.

Anne melihat seorang berseragam sama sepertinya sedang duduk di atas motor sport lengkap dengan helm full face yang ia kenakan.

Anne semakin menautkan alisnya bingung.

Melihat respon seperti itu, orang yang tadi mengajak Anne pulang turun dari motornya, menghampiri ke arah Anne. Orang itupun membuka helm full face nya.

Anne terlihat menegang melihat siapa orang itu dengan jelas.

"Lo kenapa belum pulang?" Tanya si pemilik suara bariton yang diketahui bernama lengkap Ivandi Lazuardi Adtmaja.

"Ehh... Mmm ini Van, nungguin kendaraan umum gaada yang lewat dari tadi." Ucap Anne sedikit tergugup.

"Santai aja kali, gak usah gugup. Gue tau gue ganteng." Kata Ivan dengan pede.

Anne hanya tersenyum canggung. Moodnya sedang tidak bagus untuk diajak bercanda.

"Mau gue anterin pulang?" Tanya Ivan kemudian.

Anne terlihat berfikir, ia juga tidak mungkin menunggu angkutan umum yang tidak pasti kapan datangnya. Tapi...

"Udahlah ayo gue anterin, mau sampe kapan Lo diem disini. Mumpung hujannya juga udah reda." Putus Ivan gemas melihat Anne yang banyak berfikir. Ia kemudian menarik tangan Anne menuju motornya.

"Eh, ehhh..." kaget Anne. Ia hanya pasrah saja mengikuti tarikan tangan Ivan.

Ivan naik keatas motornya diikuti Anne.

"Pegangan." Titah Ivan dengan datar.

Anne memegang ujung Hoodienya. Ivan jadi gemas sendiri dengan gadis yang satu ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lingkaran TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang