2

60 5 0
                                    


Sorry for typo
Happy reading
.

.

.

.

Dua pemuda dengan tinggi yang berbeda itu turun dari mobil berwarna hitam yang berhenti tepat didepan sekolah menengah BigHit.

"Kenapa kita harus pindah sih hyung??"

Pemuda yang lebih pendek terlihat menggerutu.

"Untuk kebaikanmu juga" jawab chanyeol, si pemuda tinggi.

"Hah?? Maksudnya???"

"Kau banyak bicara" Chanyeol berlalu meninggalkan Jimin yang masih menggerutu.

"Yak!!hyung tunggu" jimin berlari kecil menyusul langkah sang kakak dengan menghentak hentakan kakinya tak ketinggalan bibirnya yang mengerucut kedepan.

"Seokjin"

Saat dikoridor Chanyeol berteriak seraya melambaikan tangannya pada seseorang yang duduk disalah satu bangku, mungkin sedang menunggu mereka.

"Chanyeol"

Pemuda itu berlari kearah Park bersaudara. Chanyeol dan pemuda bernama Seokjin itu berpelukan sebentar.

"Jim, ini teman hyung namanya Kim seokjin" Chanyeol memperkenalkan

"annyeonghaseyo,,, Park jimin imnida" jimin sedikit membungkuk.

"Jimin-ah kau bisa memanggilku jin hyung. Kajja kita harus keruangan Gyojang nim"

Ketiga namja itu berjalan beriringan seraya mengobrol santai.

Kantin BigHit terlihat sepi hanya beberapa siswa yang berlalu lalang dan dimeja pojok kantin terdapat lima namja yang sedang berbincang. Mereka adalah Min yoongi, Jung hoseok, Kim namjoon, Kim taehyung dan Jeon jungkook. Para siswa unggulan BigHit.

"Ah joon apa maksudmu dipesan semalam tentang  kita harus membimbing seseorang ??" Tanya hoseok pada sahabat didepannya.

"Hm, ya kita tidak hanya membimbingnya tapi juga harus menjaga dan mengawasinya"jawab namjoon santai.

"Memangnya dia siapa harus diawasi segala, anak kecil??" Kini yang paling muda Jeon jungkook yang bertanya.

"Dia seorang Telekinesis"

"APA?!??"

Namjoon hanya mengangguk membalas reaksi berlebih kawan lawannya.

"kalian tahukan Telekinesis itu seperti apa?" Yoongi yang sedari tadi diam turut membuka suara.

Serempak empat pemuda lainnya mengangguk.

"Kurasa akan sedikit sulit melatihnya nanti"

"bisa saja si pemilik Telekinesis itu menjadi kartu As kita" ujar hoseok

"Mungkin"

Ruang kepala sekolah

"Jadi Jimin-ah kau akan ditempatkan di tingkat dua nanti. Kau bisa bertanya-tanya tentang sekolah ini pada seokjin, aku masih ada yang harus dibicarakan dengan chanyeol" jelas kepala sekolah

Jimin dan seokjin pamit undur diri meninggalkan dua namja beda usia lainnya.

"Nah, sejak kapan adikmu sulit mengendalikan diri chanyeol??" Shi hyuk sang kepala sekolah bertanya, suasana yang tadinya biasa saja kini berubah serius.

"Sejak kecil jimin memang sulit mengendalikan kekuatan itu, dulu tidak separah ini. Ia masih ingat apa yang terjadi tapi sekarang ia tidak bisa mengingat apapun setelahnya dan lagi kekuatan itu muncul dari emosi jimin bahkan saat pikirannya kosong kekuatan itu mengambil alih dirinya" jelas Chanyeol panjang lebar.

Shi hyuk tampak berpikir keras terlihat dari raut wajahnya.

"Aku sudah meminta murid unggulan disini melatih dan membimbing adikmu"

"Apakah cukup hanya dengan murid unggulan itu???"

"Tenang saja aku sudah memilih guru yang tepat untuk jimin"

Chanyeol mengangguk "hmm..baiklah aku percayakan padamu Gyojang nim"

Setelahnya chanyeol keluar dari ruang kepala sekolah ingin berkeliling melihat-lihat.

Seokjin dan jimin kini berada di atap, karna jimin yang memintanya.

Keduanya terlihat menikmati semilir angin yang menyejukkan

"Hyung bukankah sekolah ini sekolah modern??" Tanya jimin dibalas anggukan singkat seokjin.

"Jika ini sekolah modern tidakkah pemerintah tau sekolah ini bukan sekolah biasa??"

"Sekolah ini memang sekolah modern pemerintah tau ini sekolah biasa, tapi itu hanya kedok jim. Di sekolah ini murid murid memiliki kekuatan dan keistimewaan yang berbeda sama sepertimu" seokjin menjelaskan.

Jimin terdiam beberapa saat kemudian melihat kebawah dimana para murid bermain-main dengan kekuatannya di lapangan.

"Bagaimana jika pemerintah tau??" Jimin masih penasaran

"yang memiliki kekuatan itu tidak hanya satu dua orang tapi banyak. Kau pikir murid disini tidak ada yang berasal dari keluarga pejabat" tutur seokjin

"Benar juga"

"Ayo kita harus temui hyungmu takut nantinya tersesat"

"Ayo"



Ditempat lain tepatnya di UKS seseorang dengan jas dokternya sedang berbicara serius dengan ponsel di telinganya.

"Eomma tenang saja aku akan menjaga mereka selama disini"

".........."

"Ne eomma"

Seseorang dengan name tag bertuliskan 'Park Hyungsik' itu memutuskan panggilannya, menghela nafas pelan seperti mencoba memantapkan diri.

"Baiklah ada dua nyawa yang harus ku jaga disini sekarang" ucapnya mantap keluar dari ruangan itu berniat mencari orang yang dibicarakannya tadi ditelepon.




_Tbc_

Mohon maaf ya klo banyak kekurangan.
Maklumi ya masih pemula:v
jangan lupa VOTE and COMMENT nya, itu sangat membantu.
Ok see ya~~

_Nv

Telekinesis Boy||Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang