Don't Touch Her

1.2K 215 29
                                    

Berlari menuju ke ruangan presiden direktur, Yunho mulai was-was. Tadi, ia berusaha menghubungi istrinya itu untuk istirahat makan bersama. Tapi nihil, ponselnya tak diangkat. Ia lantas ke ruangan Jaejoong dan teman-teman istrinya mengatakan bahwa presiden direktur bersama istrinya membawa Jaejoong.

Kala mendengar berita itu, Yunho menggeram. Ia tidak suka orang tuanya terlalu mencampuri kehidupannya. Mengenai Jaejoong, itu adalah batas pribadi yang semestinya tidak mereka langgar. Ia memang sengaja tidak memberitahu tentang pernikahan dengan Jaejoong sebelum mereka sah. Tetapi, ia mengirim photo dengan keterangan bahwa ia sudah menikahi wanita itu dan meminta mereka tidak campur tangan dalam hal mutlaknya.

Yunho tahu mungkin ia terdengar egois karena menikah tidak memberitahu orang tua terlebih dahulu. Namun, ia rasa itu adalah hal yang paling logis. Orang tuanya terlalu turut campur tangan dalam segala urusannya. Sungguh, ia sudah besar. Ia muak dengan keinginan mereka. Dan tentu, ia tahu bahwa mereka ingin ia menikah dengan wanita pilihan mereka. Tidak, Yunho tidak suka wanita-wanita yang dikenalkan ibunya. Menurutnya mereka semua tak ada bandingan dengan Jaejoong.

Tidak berdusta, Yunho memang merasa bahwa Jaejoong adalah wanita tercantik yang ia kenal. Tanpa make up saja, istrinya itu cantik luar biasa. Bahkan hanya mengenakan kaos kebesaran dengan hotpans  saja Jaejoong terlihat jauh lebih remaja dari pada remaja sesungguhnya.

Ia tahu penilaiannya yang melambung tinggi pada Jaejoong mungkin akan dikatakan berlebihan dari sebagian orang, dan ia yakin sebagian lagi memiliki penilaian yang sama. Pada kenyataannya, Jaejoong memang sosok wanita mencengangkan dan menyembunyikan daya pikatnya dalam-dalam.

Menggeleng pelan ketika membuka pintu, Yunho langsung menangkap keberadaan Jaejoong. Ia menjilat bibir dan bergegas melangkah ke arah Jaejoong yang menoleh karena pintu terbuka. Wajah wanita itu terlihat terkejut dan sejurus kemudian, ia tepat berada di depan Jaejoong. Menarik pelan tangan wanita itu, Yunho memeluknya.

Ia memejamkan mata, lantas mengecup pipi Jaejoong. Sangat bersyukur bahwa Jaejoong baik-baik saja. Entah ucapan tajam seperti apa yang mereka lontarkan pada Jaejoong, Yunho tidak akan tinggal diam.

"Kenapa begitu sangat tidak sopan, Yunho?" Yeejin bertanya dengan gaya yang dibuat-buat tidak suka dengan apa yang dilihatnya di depan.

Yunho menggenggam tangan Jaejoong setelah melepaskan pelukan pada tubuh wanitanya. Ia menatap kedua orang tuanya dan tersenyum tipis. "Apa yang Ibu katakan pada Jeje?" tanpa tedeng aling-aling Yunho berkata demikian.

Yeejin memutar bola matanya. Yunho sudah mulai berani membela blak-blakan Jaejoong. "Apa yang semestinya harus Ibu katakan pada seorang menantu!" sahut Yeejin dengan tegas.

Tak percaya, Yunho tahu bahwa ibunya bermulut pedas, dan ayahnya seolah mendukung apa yang biasa dikatakan ibunya. Ia terkekeh pelan dan menatap sang ayah dengan berani. "Aku tidak percaya kalian pasti—"

"Tidak ada apa-apa Yun, percayalah padaku," Jaejoong menyela, ia seperti bisa membaca sikap Yunho yang ingin melawan orang tuanya. Ia juga tidak bisa marah pada Yunho karena membohonginya tentang keluarganya yang akan menerima.

Mereka tidak menerimanya, tapi ia akan berusaha membuat mereka menerimanya, seperti memenuhi apa yang mereka pinta darinya.

Ia tersenyum pada Yunho dan mengusap lengan pria itu. Sekedar menenangkan, meski pernikahan mereka baru terjadi tapi ia cukup memahami Yunho. Memang pria itu jauh berbeda dari kesan pertama yang ia kenal. Yunho jauh lebih menarik semakin ia mengenal pria itu.

Yunho tidak begitu saja percaya. Jaejoong adalah wanita tegas. Ia menatap bergantian orang tuanya kemudian menggeleng pelan dan menarik pergelangan tangan Jaejoong. Sebelum mengikuti pergerakan Yunho, Jaejoong membungkuk dengan cepat kepada orang tua Jaejoong. Ia menatap punggung Yunho yang terus berjalan tergesa-gesa. Jaejoong tidak ingin protes walau sejatinya ia bisa melakukan itu. Iya, ia bisa protes jika mereka masih berkencan, namun sekarang mereka sudah menikah. Pria yang menariknya menuju entah kemana ini adalah suaminya. Ia tidak bisa menolak pria itu yang berhak penuh atasnya selagi itu tidak menyakitkan untuknya.

Yunho menaiki lift dan ia melepas pegangan tangan pada Jaejoong. Mengusap wajahnya, Yunho kemudian memandang istrinya itu. Ia tidak sedang dalam mood yang baik untuk melanjutkan pekerjaan. Ada baiknya, ia langsung kembali ke apartemen bersama dengan istrinya.

"Ambil tasmu, kita kembali ke rumah. Banyak hal yang harus kita bicarakan berdua!"

Itu adalah perintah yang diucapkan Yunho. Jaejoong mengangguk. Ia tahu memang lebih baik membicarakan semua ini di tempat yang aman dan baik untuk mereka berdua. Memandang sekilas Yunho, sebelum pintu lift terbuka dan menunjukkan lantai ruangan divisinya. Ia segera keluar, dan Yunho mengekor di belakang. Bahkan pria itu mengikuti ia masuk ke dalam ruangan lagi.

Well, ia yakin teman-temannya akan bertanya-tanya tentang hubungannya dan Yunho. Membenahi meja serta barang bawaannya seperti kaca mata dan kotak pensil, Jaejoong segera memasukkan ke dalam tas.

"Je, kau ingin keluar? Ada sedikit masalah pada—"

"Apa kau tidak bisa mengatasi sendiri sampai-sampai harus mengandalkan Jeje?" Yunho menyambar, ia tidak suka jika ada seseorang yang membuat kerjaan istrinya susah.

Seorang karyawan pria tadi terkejut. Ia hanya mengatakan hal yang menurutnya wajar, meski Yunho adalah CEO tapi Jaejoong adalah karyawan di sini, dan memang ini menyangkut tentang pekerjaan tim.

"Maaf Pak, aku hanya memberitahu Jeje, maafkan aku," ucap karyawan itu dengan pelan.

Jaejoong menghela napas, paham bahwa Yunho sedang tidak dalam keadaan yang baik. Ia tersenyum pada teman-temannya dan mendekat pada Yunho. "Aku akan kembali lebih cepat, kirimkan saja e-mail dan aku—"

"Sayang!" Yunho sedikit meninggikan suaranya dan menatap Jaejoong tidak suka. "Tidak ada pekerjaan di rumah, kau lupa?"

Menggigit bibir bawahnya, Jaejoong lupa. Ia dan Yunho sepakat untuk tidak membawa pekerjaan saat berada di rumah. Sementara itu, wajah satu ruangan divisi ini terkejut bukan main kala Yunho memanggil Jaejoong dengan sebutan mesra dan kalimat selanjutnya dari pria itu.

"Maaf," ucap Jaejoong dan tersenyum tipis. Ia menatap teman-temannya dan menyadari bahwa mereka terkejut. "Aku akan memeriksa ketika di kantor."

Yunho melingkarkan tangan di pinggang Jaejoong, ia menarik wanitanya untuk segera keluar dari ruangan ini. Menyisakan tanya mendalam dan kebingungan tak bertepi pada seluruh karyawannya yang ada di divisi itu. Terutama tentang hubungan seperti apa yang dimiliki oleh Yunho sang CEO dan Jaejoong.

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana".

I'm too excited for this FF.

Ingat ya ga ada lanjutan di Wattpad. Ini tuh aku upd loncat". Cuma sekilas aja biar kalian penasaran.

Hahaha.

Okay, aku buka Open Order RESMI ONLY FOR YOU.

Perhatikan! PO close sampe 25.

Buku harga 75000
Pdf harga 55000.

Berminat chat wa ke 085753432626. Bagi yang mau aja, ga maksa buat yang ga mau apalagi kalau cuma mau ngata"in ya.

.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang