Hoseok tengah berbaring di atas sofa ketika para jasa pengantar barang telah selesai menaruh semua kardus besar di ruang keluarga. Setelah sedikit membantu untuk menata funitur rumah, para kurir itupun berpamitan dengan wajah yang berseri. Bukan apa-apa, hanya saja bayaran dan tips yang Hoseok berikan benar-benar besar bagi mereka.
Ya, keluarga Min ini memutuskan untuk pindah dari apartement lamanya. Alasannya adalah yang pertama, apartemen yang baru ini lebih dekat dengan tempat kerja Hoseok maupun Yoongi. Yang kedua, apartemen baru ini lebih luas dan memiliki satu ruang kamar yang besar untuk ditempati tiga anak sekaligus.
Hoseok melirik kardus-kardus lalu beralih melirik jam tangannya. Sepuluh menit lagi Yoongi dan ketiga anaknya sampai, ia harus segera membuka kerdus-kardus tersebut dan mulai memilah-milah sebelum Yoongi datang dan membantu.
Saat Hoseok mulai membuka kotak pertamanya, saat itulah pintu depan terbuka. Hoseok menoleh, mendapati Yoongi berjalan mendekatinya masih dengan sepatu berlumpurnya. Hoseok ingin sekali meneriaki Yoongi, tapi melihat sang suami yang menggendong kedua anak kembarnya di tangan kanan dan kirinya, membuat Hoseok mengurungkan niatnya. Hoseok menegakkan tubuhnya dan melihat Jungkook berjalan dibelakang Yoongi dengan wajah mengantuknya.
"Mereka tertidur didalam mobil, dan untunglah Jungkook bangun saat aku sudah memarkirkan mobilku"
Hoseok segera menggendong anak bungsunya ketika si kecil hampir saja jatuh karna menahan kantuk beratnya, memeluknya lebut dan sesekali mengusap rambut halus Jungkook.
"Apa yang harus kita lakukan hyung? Kamar mereka sudah tertata, tapi aku belum memasang seprainya. Akupun juga tidak tahu seprai itu berada di kardus yang mana. Bukankah sudah ku katakan untuk menamai kardus menggunakan spidol?!"
Yoongi menghela napas, ia baru sampai dan Hoseok sudah mengomelinya. Lucu sekali, dan bodohnya ia menyukai cara Hoseok memarahinya. Tanpa menjawab pertanyaan Hoseok, Yoongi membaringkan kedua anak kembarnya di atas sofa.
"Lalu bagaimana dengan Jungkook hyung?"
"Gendonglah sebentar, biar aku carikan seprainya"
Hoseok mengangguk membiarkan Yoongi membongkar isi kardus, sedangkan ia sendiri kini memutuskan untuk membuat minuman dingin untuk sang suami, tentunya dengan Jungkook yang tertidur di gendongannya.
"Hoseok-ah, aku belum menemukan seprainya. Aku hanya menemukan karpet, ku rasa kita bisa membaringkan anak-anak di atas karper untuk sementara"
Sudah hampir pukul satu siang hari, semua telah tertata. Hoseok tersenyum senang dan menghela napas puas. Kurang satu hal yang perlu ia lakukan sore nanti, yaitu menyapa tetangga.
"Eomma?"
"Oh anak eomma sudah bangun. . ."
Hoseok menunduk dan memeluk tubuh mungil ketiga anaknya yang berdiri tepat disamping kakinya. Hoseok terkekeh saat melihat Taehyung menguap begitu lebar.
"Apa kalian masih mengantuk? Bagaimana kalau kalian berkeliling di rumah baru kalian ini supaya ngantuknya pergi?"
Mereka mengangguk, Jimin berjalan mendahului kedua saudaranya. Mereka mengelilingi dapur dengan Jungkook yang sedikit mengintip isi kulkas dan Taehyung yang menarik kursi tinggi, memanjatnya, dan menyalakan kran wastafel.
"Ini menyala. . . oke dapurnya bagus" ~Tae
"Isi kulkasnya banyak. . . okaiii dapulna bagus" ~Kookie
Jimin mengangguk dan mulai berjalan memandu mereka menuju kamar kedua orang tuanya. Kali ini Taehyung menaiki ranjang dan melompat-lompat.
"Ini empuk. . . oke kamar eomma bagus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Min's
FanfictionMenceritakan keseharian keluarga Min dengan ketika anaknya. Sope ini oke wkwk seperti biasa, Hoseok bott Cerita ini terinspirasi dari Lee twins. Cek di youtube! They are so so so so cuteeeee