Malam begitu tenang mengiringi keindahan suasana rumah yang juga sunyi. Sayup-sayup terdengar suara penghangat ruangan yang ada didalam ruang tamu, walaupun begitu sosok pria tampan ini tetap saja merasakan dingin dikulitnya. Bagaimana tidak? Kini ia tengah berada dibalkon apartemennya, sedangkan malam ini adalah malam pertama memasukki musim dingin.
Seakan menghiraukan dinginnya udara, Yoongi berdiri tepat didepan besi pembatas. Ia menengadahkan wajahnya menatap langit malam. Ah, betapa indahnya langit ini. Bintang-bintang yang bertebaran menemani anggunnya sang dewi malam.
Yoongi tersenyum tipis, entah mengapa kecantikkan diatas sana mengingatkannya dengan seseorang. Ya, seseorang. Kalian pasti tahu siapa bukan?
"Hyung ?"
Yoongi tak menoleh ia tahu siapa pemilik suara tersebut. Hoseok. Orang yang baru saja ia pikirkan.
"Hyungie. . ."
Kali ini Hoseok sedikit merengek karena tak mendapatkan respon dari sang suami. Dengan selimut yang menggulung tubuhnya, Hoseok berjalan mendekati Yoongi dan memeluknya dari belakang. Ia melingkarkan tangannya bersama dengan selimut yang ia pakai, hingga kedua tubuh sepasang suami istri ini terbungkus selimut.
Seolah nyaman dengan posisi tersebut, Hoseok menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Sedikit menggumamkan sebuah lagu. Hingga dengan tiba-tiba Yoongi berbalik badan dan juga dengan gerakkan ccepat ia pun membalik posisi mereka. Sedikit meringis saat dengan keras punggung Hoseok terbentur besi pembatas.
Dengan nyaman, Yoongi menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher milik Hoseok, mencari kehangatan. Berdiam seperti itu, tak ada yang mengucapkan sepatah katapun seolah suasana malam ini benar-benar menenangkan.
Hoseok tersenyum saat seklebat memori menghampiri benaknya. Memori dimana saat pertama kali mereka bertemu. Hoseok ingat betul saat itu Yoongi tengah berlari menghindari para wartawan hingga tanpa sengaja ia menabrak Hoseok dan entah apa yang ada di otak Yoongi, ia justru menarik tangan Hoseok dan mengajaknya ikut berlari.
"Hey hyung, apa kau ingat bagaimana kita bertemu dulu?"
"hm"
"Sampai sekarang aku tak mengerti mengapa kau menyeretku berlari bersamamu"
Hoseok terkekeh membuat Yoongi mengangkat wajahnya dan menatap Hoseok lembut. Tangannyapun terulur mengelus pipi halus sang istri.
"Saat itu aku hanya melihat kecantikkan yang terpancar darimu, dan aku tak ingin meninggalkan keindahan Tuhan begitu saja. Karena aku tahu, tidak akan ada kesempatan kedua yang akan Tuhan berikan padaku jika aku berlari menginggalkanmu disana"
Hoseok bersemu mendengar jawaban dari Yoongi. Dengan malu-malu ia mengusakkan wajahnya tepat pada bahu Yoongi.
"Tapi apa yang membuatmu jatuh cinta padaku hyung? Kau seorang Idol. M-maksudku. . . Aku hanya remaja desa yang bahkan harus rela meluangkan waktuku untuk mengurus kebun sempit milik kedua orang tuaku"
"Karena kau indah Hoseok, kau indah. Keindahanmu begitu membutakanku, apa kau ingat dua minggu setelah kejadian menabrakmu itu? Bukankan aku kembali ke Gwangju lalu bertemu lagi denganmu?"
"Ya, aku bahkan ingat kau menabrakku tanpa sengaja. . . Lagi"
"Saat aku kembali ke Seoul, dua minggu aku tak bisa fokus pada pekerjaanku Hoseok. Sajang-nim bahkan terus meneriakkiku"
Sekarang Yoongi terkekeh pelan, seolah menertawakan tindakkan bodohnya.
"Kau tahu kenapa?"
Hoseok menggeleng dan kembali menatap Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Min's
Fiksi PenggemarMenceritakan keseharian keluarga Min dengan ketika anaknya. Sope ini oke wkwk seperti biasa, Hoseok bott Cerita ini terinspirasi dari Lee twins. Cek di youtube! They are so so so so cuteeeee