Gadis tersebut menatap seisi ruangannya yang sebentar lagi akan ia tinggalkan.
Pergi Meninggalkan kota dimana ia lahir. Yaitu Bandung, tempat dimana dia mempunyai banyak kenangan, baik kenangan buruk maupun bahagia, termasuk perjuangannya bersama sang mama yang berusaha bertahan hidup tanpa sesosok pria yang seharusnya hadir di tengah-tengah mereka dan melindunginya. Namun karena keegoisan sang pria yang disebut sebagai kepala keluarga itu, ia malah lebih memilih lari dengan wanita pilihannya.Walaupun sebenarnya mereka dengan sangat berat hati untuk pergi.
Tapi Jika mereka tinggal pun, tak ada siapa-siapa lagi yang mereka kenal disini.
Hanya menyisakan beberapa potret
Sepenggalan cerita." Clo, ayo naik ke mobil.."
Ajak mamanya yang membuat lamunan gadis tersebut buyar." Tapi ma... Clo masih nggak tega ninggalin tempat ini"
Ucap gadis yang bernama clo itu, ia memasang ekspresi wajah yang terlihat begitu sedih." Trus kamu mau gimana?,bukannya kamu udah janji sama mama kalau keputusan kita pindah ke Jakarta sudah sangat bulat.
Lagi pula kalau netap pun kita nggak punya kenalan disini""bukannya di Jakarta juga sama?"
"Clo.. Kita udah bahas ini loh berkali-kali, kalo keputusan yang kita ambil ini tuh udah mateng"
Ia tertunduk pasrah dan berjalan keluar dengan langkah yang begitu berat, seakan ada barbel berukuran 10 kilo menempel di kedua kakinya.
Sedangkan mamanya hanya bisa menghela nafas kemudian tersenyum menatap putri semata wayangnya dengan bangga, karena telah membesarkan seorang putri yang amat cengeng seorang diri sampai ia menginjak usia 16 tahun.
Semua berjalan sesuai harapannya,walaupun di jauh - jauh hari ada banyak kerikil yang kadang menghambat. Tetapi karena kehadiran putrinya ia bisa kembali bangkit.Yah.. perjuangan mereka sampai dititik ini sudah begitu hebat.
Di perjalanan menuju Jakarta..
Ia sesekali memandang ke arah putrinya yang sedari tadi terus melamun menghadap jendela mobil yang ia biarkan terbuka.
Sang mama tahu betul kalau putrinya sedang merajuk dan belum sepenuhnya deal dengan ketetapan yang dibuatnya.
Namun dia terus berpikir kalau mereka akan baik-baik saja tanpa sang mantan suami.Lalu tepat 3 jam 25 menit mereka telah tiba di Jakarta.
Tepatnya di tempat yang akan mereka tinggaliBisa di bayangkan rumahnya seperti ini, cukup membuatnya bernafas lega karena ia tidak salah memesan rumah di perumahan taman sari.
Sekelilingnya ada taman berukuran sedang yang bisa di tanami beberapa bunga, menyalurkan salah satu hobinya selain memasak.
Dia sudah membayangkan bunga yang akan dia tanam nanti bersama Putrinya.
Membayangkannya saja membuat ia tersenyum lebar.
Ia juga sudah merancangnya jauh jauh hari sebelum perpindahan.
Menyiapkan sekolah terbaik untuk clo nanti, bahkan sudah mendaftarkan putrinya sebagai siswi disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
tanpa judul
Ficção AdolescenteKenapa "tanpa judul" , karena tak ada judul yang tepat untuk mengibaratkan akhirnya. Karna akhir dari ceritanya hanyalah ke hampaan. Padahal aku sempat berpikir sebelumnya kalau mengenal dia adalah sebuah takdir tuhan yang membahagiakan. Tapi terny...