Siapa Dia?

30 2 0
                                    

Selamat Membaca
💕

🌟⭐🌟

Ini masih pukul 9 pagi, tapi sepertinya cacing diperut Jora udah pada teriak minta jatah,
Dia memandang Lily sambil nyengir,

"Duh, laper ni aku, mana masih lama banget lagi istirahat, kamu laper ga Ly?" Jora bisik-bisik pada Lily,

Lily yang sedang tidak semangat belajar itu cuma menoleh malas kepada Jora,

"apaan sih Ra, ini masih pagiii ih, udah laper aja deh, udah, fokus dengerin siraman rohani tuh, nanti kena kutuk kamu sama Bu Alin." Lily kembali pada posisi awal namun mengganti tangan yang menopang dagunya, Mencoba tidak menghiraukan Jora yang mulai usik dengan kegiatannya tadi, malas diganggu lagi,

Jora berdecak, perutnya tidak bisa diajak kompromi kali ini, ia menoleh pada Ana disebelah kanannya,

"Ana, aku laper nih, kamu udah makan belum tadi?" Jora berencana mengajaknya ke kantin, padahal pelajaran sedang berlangsung,

"udah, kenapa, mau ngajakin aku ke kantin ya?!" tepat sekali tebakan Ana, tidak meleset sedikitpun,

"iya nih, yuk, sakit perut aku cacingnya udah pada demo, aku kasihan sama mereka," Jora nyengir, sambil menahan sakit diperutnya itu,

Ana tersenyum, melihat ke arah Bu Alin yang sedang menulis rumus fisika itu, lalu kembali melihat Jora,

"eemm, Ra, sebagai murid yang baik dan budiman, ada baiknya kita melawan hawa nafsu demi masa depan kita agar lebih cerah dan cemerlang," Ana menjawabnya dengan suara yang dibuat seperti mbak pramugari yang lagi promosiin kampusnya,

Jora mendesah berat, kepalanya terasa berat untuk berdiri tegak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung, dia melipat tangannya diatas meja dan merebahkan kepala diatas tangannya, malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, Mencoba memejamkan mata, dan tertidur.

Ana melihat perilaku Jora, ia hanya menggelengkan kepala, lalu berpaling menghadap kepapan tulis, memperhatikan pelajaran, sudah sering  Jora seperti itu, malas belajar, ia hanya semangat belajar pada pelajaran yang disukainya, Gerbang Logika, pelajaran kejuruan.

Berbeda dengan Lily, dia malah menatap bu Alin dengan tatapan kosong, Seperti tidak ada harapan bahwa pelajar kali ini akan masuk kedalam otaknya, dia tidak menyukai pelajaran ini, membosankan baginya.

~~~🌟~~~

"aduh duh duh, sakit..." Jora membuka mata sambil berteriak memegang telinganya yang dijewer oleh Bu Alin.

"Jora! Sudah berapa kali ibu menjewer telinga kamu karena tidur diwaktu jam pelajaran ibu, hah?!" teriak Bu Alin dikelas, murid yang lain tengah menatap Jora yang meringis kesakitan itu dengan tatapan kasihan.

"ihh, ibu, saya kan lagi enak-enak mimpi ini bu, jadi buyar deh mimpinya, auuww" bu Alin geram dan semakin menjewer telinga Jora dengan keras,  hingga Jora merintih kesakitan,

"masih sempet ya kamu menjawab ketika kamu sudah tertangkap basah, sekarang berdiri kamu didepan kelas, dan jewer kedua telinga kamu sendiri, pegel tangan ibu menjewer telinga kamu, bosan!" bu Alin melepas jewerannya,

Jora hanya memajukan bibir, cemberut kesal, lalu berdiri dan maju kedepan kelas, mulai menjewer telinganya, namun tanpa menaikkan sebelah kaki.

" kamu berdiri disitu sampai jam istirahat Jora, tidak ada kata tapi dan tanpa alasan!" peringat dari Bu Alin kala itu juga, lalu kembali menerangkan materi pembelajarannya.

"pernah Sakit~~ tapi tak pernah sesakit ini~~ kar…"

"Jora, masih berani kamu bernyanyi, atau kamu ingin hukuman kamu ibu tambah, lari lapangan 10 putaran, iya?!" bu Alin memotong lagu yang sedang Jora nyanyikan baru saja tadi,

Bintang Kejora⭐Where stories live. Discover now