III

28.7K 2.3K 44
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Sesuai pesan yang dikirimkan oleh seseorang yang bisa dibilang spesial, sepulang sekolah Lea pergi ke lab kimia. Untungnya rasa pusingnya sudah reda gara-gara meminum obat tadi. Ia jadi merasa hutang budi pada Leon yang sudah berbaik hati padanya.

"Mau ke mana lo?"

Saat hendak menaiki tangga, suara Haikal terdengar. Cowok itu nampaknya baru keluar kelas.

"Kepo kayak Dora!" jawab Lea ketus. Dia masih jengkel gara-gara kejadian tadi pagi.

"Nggak pulang bareng gue nih?" tawar Haikal.

"Ogah. Ntar mogok lagi ribet," tolak Lea mentah-mentah.

"Udah gue isi tuh bensinnya. Tapi kalau nggak mau sih gak papa, gue juga mau futsalan."

Lea merotasikan bola matanya jengah. "Kalau gitu ngapain nawarin gue tadi?"

"Kan gue bisa anter lo dulu ege. Kalau lo pulang telat ntar gue yang diomelin."

"Gue ada urusan bentar doang, bye!" Mengabaikan Haikal, Lea melanjutkan langkahnya menaiki tangga.

Ruang lab kimia berada di dekat tangga sebelah kanan. Dari luar terlihat sepi. Memang inilah yang diinginkan, agar tak ada yang memergokinya bertemu dengan Elang.

Hubungannya dengan cowok itu terbilang rumit sejak kelas sebelas. Mereka tidak bisa bertemu secara jelas di hadapan publik. Seperti sekarang, harus sembunyi-sembunyi. Lea tidak tahu alasan pasti Elang mengajaknya backstreet. Yang jelas, semenjak percakapannya dengan Kimberly dan Rachel ia mulai overthinking.

Berbagai spekulasi yang tidak-tidak berkeliaran di dalam kepalanya. Ia takut ada perempuan lain yang Elang jaga hatinya. Sehingga cowok itu enggan mengakui dirinya di depan umum.

Menarik nafas dalam-dalam, Lea mengenyahkan pikiran-pikiran negatif itu. Ia masuk ke lab, di mana sudah ada Elang di sana. Cowok itu tengah duduk bersandar dengan sebuah buku di tangannya.

Merasakan kehadiran Lea, Elang memutuskan menghentikan aktivitas membacanya

"What are you doing with him?" tanyanya langsung.

Dahi Lea berkerut bingung. "Dia siapa?"

"Anak basket tadi," jawab Elang dingin.

"Dia cuma nolongin aku. Tadi kepalaku pusing kena lemparan bola. Leon bantu aku ke UKS," ucap Lea jujur.

"Jadi, udah kenalan?"

BACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang