[0.4] the day we meet

260 50 6
                                    

©ldhcklhcn

Aku berjalan di sepanjang trotoar sembari mendongakan kepala ke atas langit untuk melihat bintang-bintang, sesekali melihat orang yang berlalu lalang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berjalan di sepanjang trotoar sembari mendongakan kepala ke atas langit untuk melihat bintang-bintang, sesekali melihat orang yang berlalu lalang juga.

Karna memang belum terlalu malam jadi jalanan di sekitar sini tidak terlalu sepi, ditambah suara angin malam yang terasa sangat lembut ketika menerpa wajah dan seluruh tubuhku yang menggunakan hoodie.

Sesekali ku tendang batu krikil di depanku.

Supermarker sudah di depan, hanya tinggal beberapa meter lagi.

Aku terdiam ditempat ketika melihat seseorang berada di bawah pohon rindang yang tak asing bagiku.

Aku menyipitkan mataku untuk melihatnya.

"Loh itu? Anak baru? "

"Sedang apa dia? " anak itu terlihat sedang berjongkok di dekat semak-semak.

Kuhampiri dia yang sepertinya sedang anteng melakukan sesuatu.

"Hai" sapaku membuat dia berdiri terkejut lalu menatapku, aku tersenyum

Dia ikut tersenyum melihat kedatanganku.

"Kamu sedang apa? " tanyaku kaku ketika dia tersenyum tanpa membalas sapaan dariku tadi.

Di tersenyum lagi, namun kini lebih lebar hingga gigi rapih nan putih itu terlihat.

"Lagi ngasih makan anak kucing"

Sepertinya kebiasaan baginya harus selalu tersenyum ketika akan berbicara atau sesudah berbicara.

Aku mengintip ke belakang tubuhnya, kulihat kucing belang oren-putih sedang lahap memakan lauk yang diberikan oleh anak itu.

Aku tersenyum, "dia baik sekali"

Jarang sekali ada orang seperti dia yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya di jaman sekarang, apalagi ini Seoul.

Dia melihatku dengan tatapan bertanya. Sudah tidak senyum kok, kebanyakan tersenyum juga tidak baik untuk jantungku.

"Oh, kita belum kenalan, siapa namamu? " tanyaku kemudian mengulurkan tangan. Bodoh aku kan sudah tahu namanya.

Dia tertawa kecil, kemudian menyaut tanganku " Namaku Lee Haechan" masih dengan sisa tawanya.

"Eh--iya. Kamu pasti belum tahu namakun kan? " tanyaku gugup lupa untuk memperkenalkan diri.

Who You? [HAECHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang