MARK

2.2K 360 89
                                    

Maaf banget untuk keterlambatan update. Mungkin cerita ini bakal jadi 7 bab aja biar nggak kepanjangan. Enjoy ya~ <3

:::

I'm gonna wait 'til the midnight hour
That's when my love comes tumblin' down
I'm gonna wait 'til the midnight hour
When there's no one else around

Donghyuck duduk meringkuk. Kedua tangannya memeluk kaki erat-erat, merekatkan dada dan lutut hingga tak tersisa sekat. Tubuhnya bergetar, sementara bibir bawah ia gigit kuat-kuat, menahan isak yang dikhawatirkan akan membuat orang-orang yang kini tengah memburunya tergelak gembira. Air mata memenuhi pipinya, dengan keringat membanjiri sekujur tubuhnya. Donghyuck merasa amat ketakutan. Ia tidak siap mati malam ini. Tidak di tangan para psikopat itu.

Begitu mendengar dan menyaksikan apa yang terjadi di bawah tangga, Donghyuck tanpa pikir panjang segera mencari tempat persembunyian seaman mungkin. Ia menemukan ruang di lantai lima setelah berhasil menghindari Jaemin dan Jeno. Ia sekarang berada di dalam sebuah ruang kelas. Meringkuk di sisi lemari sapu. Lampu di ruangan itu padam. Cahaya lagi-lagi hanya berasal dari lorong, berkat lampu-lampu yang dibiarkan menyala redup.

Sejauh ini, Donghyuck tak mendengar suara langkah kaki, yang mana bagus. Kegiatannya menghindari Jeno dan Jaemin sudah menguras cukup banyak tenaga dan rasa takut, dan menemukan tempat persembunyian di ruang kelas di lantai yang cenderung sepi ini membuat Donghyuck bisa sedikit bernapas.

Namun, tidak sepenuhnya. Dalam kepalanya, Donghyuck sibuk memikirkan cara bagaimana supaya ia dapat bertahan setidaknya hingga pagi menjelang. Mungkin mereka tidak akan menyakitinya apabila ia tidak ditemukan hingga pagi? Atau, Donghyuck akan berusaha keluar dan meninggalkan gedung sekolah, masuk ke gedung asrama dan mencari bantuan pada siapa saja, mengatakan bahwa ia akan dibunuh. Tetapi, hal paling besar yang harus ia lakukan adalah menemukan cara 'bagaimana'. Semua rencananya tidak bisa terlaksana tanpa ia punya kiat untuk, setidaknya, melangkah keluar dari ruang kelas tempatnya berada tanpa tertangkap.

Suara musik di pengeras suara terus berbunyi sejak dua menit lalu, hingga akhirnya lagu itu berhenti.

Just you and I
Nobody around, Baby
Just you and I
All right
You know what?
I'm gonna hold you in my arms

Kini, yang terdengar dari pengeras suara hanyalah derik piringan yang berputar dan terus berputar. Donghyuck menggigiti kuku ibu jarinya dengan bibir yang bergetar. Dadanya tak henti berdegup kencang, dengan perut yang mengencang serta telapak tangan yang terasa dingin dilingkupi keringat lengket. Ia mulai merasa pegal. Duduk di atas lantai yang keras dan dingin, terlebih dengan posisi tubuh memeluk lutut dengan erat, sebagai upayanya melipat tubuh sekecil mungkin hingga tak dapat ditemukan di sisi lemari sapu, membuatnya ingin segera berdiri. Ia memang tidak bisa berada di sana semalaman, sebab cepat atau lambat, salah satu dari mereka pasti akan memasuki tempat persembunyiannya sekarang.

Tepat ketika ia hendak mengambil posisi berdiri, suara langkah kaki yang mendekat membuatnya terbelalak. Napas Donghyuck seketika tersekat. Dengan gerak cepat, tangannya membekap mulut, menahan suara entakan napas terkejut. Ia tidak jadi mengambil posisi berdiri. Yang ia lakukan malah bergeser mundur hingga punggungnya menubruk permukaan tembok yang dingin. Menyembunyikan diri sedalam mungkin ke balik kegelapan.

Suara pintu yang bergeser terbuka dengan perlahan pun terdengar, disusul suara langkah kaki yang menapak hati-hati. Donghyuck rasanya ingin pingsan. Dadanya berdetak tak karuan dan tubuhnya bergetar hebat. Otaknya menjerit minta diselamatkan. Ia takut setengah mati hingga bernapas saja rasanya sangat sulit. Di tengah rasa takut itu, seluruh indranya seakan menguat. Telinganya mampu mendengar dan memperhatikan suara seseorang yang kini berada di ruang yang sama dengannya itu. Matanya pun bisa menatap dengan lebih jelas di dalam kegelapan. Ia melihat bangku yang berada tak jauh di depannya bergerak dan berderit, seperti tersenggol. Kemudian langkah kaki bergerak mondar-mandir sebelum akhirnya berhenti. Tanpa Donghyuck sadari, napasnya ikut tercekat tatkala suara langkah tak ia dengar lagi.

[✔] Reary or Not [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang